Kini Celyn berada di rumah Axel, karena laki-laki itu yang membawanya ke sini. Bukannya apa, tadi ketika di taman Celyn tiba-tiba pingsan.
Tentu saja membuat Axel bingung, ia ingin mengantarkan gadis itu ke rumahnya tapi Axel tidak tahu dimana.
Dan dengan terpaksa ia membawa Celyn ke rumahnya, Axel membawa Celyn ke kamarnya dan menyuruh asisten rumah tangga untuk menggantikan baju Celyn.
Celyn menggunakan kaos kebesaran dan memakai celana selutut milik Axel, tentu saja asisten rumah tangga yang menggantikannya.
Axel sibuk memainkan ponselnya di sofa, sedangan Celyn masih belum sadar juga dari pingsannya.
Tiba-tiba pintu kamar Axel terbuka, dan menampakkan wanita paruh baya di sana. "Axel, kata Bi Ike ada cewek yang pingsan ya?"
Axel mengangguk lalu menyimpan ponselnya sembarangan. "Iya, temen sekelas. Tadi Axel ketemu dia di taman,"
Rani, ibu Axel tersenyum manis lalu menghampiri Celyn yang masih pingsan. Dia duduk di sebelah Celyn. "Dia cantik Axel, pasti pacar kamu ya?" godanya.
Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dia temen sekelas, Mah. Lagian dia udah punya pacar juga."
"Pasti hati kamu ada suara patahnya, kan?" goda Rani, ia memang senang menggoda anaknya satu ini.
"Apaan sih Mah," kesal Axel.
Tidak lama setelah itu Celyn sadar, kepalanya sangat sakit. Ia melihat Axel tengah berdiri. "Celyn dimana?"
Axel langsung duduk di sebelah ibunya lalu menatap Celyn. "Lo di rumah gua."
Celyn terlihat memegangi kepalanya. "Celyn mau pulang, Axel."
"Biar Tante buatkan bubur dulu ya? Kamu pucat sekali. Sekalian makan malam bersama, bagaimana?" kata Rani yang khawatir melihat keadaan Celyn.
Celyn menggeleng, ia tersenyum tipis ke arah Rani. "Makasih Tante, tapi Celyn mau pulang." tolaknya secara halus.
"Baiklah, kapan-kapan kamu ke sini lagi ya. Axel, antar dia pulang, dan hati-hati di jalan. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."
•000•
"Celyn, ini rumah lo?" tanya Axel memastikan.
Celyn mengangguk. "Iya, gak nyangka ya kita tetanggaan."
Rumah Axel ternyata tidak jauh dari rumah Celyn, kalau Axel tahu rumahnya tidak jauh dari gadis itu, mungkin ia tidak akan membawa mobil. Toh rumah mereka hanya terhalang oleh empat rumah, benar-benar dekat kan?
Axel tersenyum manis. "Iya."
"Makasih ya Axel," kata Celyn tulus sembari menatap Axel.
"Makasih buat apa nih?" goda Axel, sepertinya mulai hari ini Axel suka menggoda Celyn.
"Karena udah nolongin Celyn, mungkin kalo gak ada kamu tadi Celyn udah meninggal." kata Celyn dengan santainya.
"Hei, siapa bilang lo bakal meninggal?" tanya Axel sedikit kesal mendengar Celyn akan meninggal.
Celyn terkekeh, ia hendak turun dari mobilnya. "Buat bajunya gak makasih nih?"
Celyn menatap Axel bingung. "Maksud kamu?"
Axel memainkan alisnya lalu matanya mengarah pada baju yang di pakai Celyn. "Itu baju gua."
Refleks, Celyn menutupi buah dadanya. "Lho, siapa yang gantiin baju aku?!" Celyn langsung memukul-mukul bahu Axel.
"Awshh sakit Lyn, bukan gua ko bukan gua yang gantiin baju lo." kata Axel berusaha menenangkan Celyn.
"Terus siapa dong?!" tanya Celyn yang sudah terlanjur kesal dengan Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Judul sebelumnya: I'm (not) fine Menjadi istri sekaligus ibu di umur tujuh belas tahun bukanlah impian Celyn, bahkan tidak terpikirkan sedikitpun olehnya. Tapi, Celyn harus menerima kenyataan kalau di umur tujuh belas ta...