•Sembilan

3.6K 178 2
                                    

Celyn menatap punggung Max dan Laura yang mulai menjauh dari tempatnya, sebenarnya apa yang diberikan Laura sampai-sampai membuat Max seperti itu?

Hendak menaiki bus yang berjalan ke arah rumahnya, Celyn terdiam sesaat kemudian menjauh dari bus itu.

Ia baru ingat, hari ini hari ulang tahun Max. Sebentar, apakah tadi Max sedang merencanakan sesuatu dengan Laura untuk membuat acara di rumahnya? Tapi kenapa Celyn tidak di ajak?

Tanpa berfikir panjang, Celyn langsung membuka tasnya dan tatapannya tertuju pada dompet kesayangannya.

Walaupun tidak seberapa, sepertinya uang lima ratus ribu cukup untuk membeli kue dan hadiah, walau mungkin nanti hadiahnya tidak seindah yang Max harapkan.

Celyn dengan cepat berjalan ke arah tukang ojek yang mangkal tidak jauh dari sekolahannya. "Mang ke toko kue ya."

Tukang ojek yang tengah mengobrol dengan temannya itu langsung mengangguk dan memberikan helm pada Celyn. "Siap Neng."

Tanpa berfikir panjang, Celyn langsung naik ke atas motor. Di sepanjang perjalanan senyumnya tidak luntur sama sekali, bagaimana bisa luntur? Sebentar lagi ia akan memberikan surprise pada Max. Walaupun kecil-kecilan.

Setelah sampai di tempat toko kue, Celyn menatap toko kue dari luar dengan takjub lalu memberikan beberapa lembar uang pada tukang ojek. "Ini Mang, makasih yaa."

"Iya Neng, kalau begitu saya duluan ya."

Celyn mengangguk, melihat tukang ojek mulai menjauh dari tempatnya, Celyn dengan senang hati memasuki toko kue itu.

•000•

"Lho, ini kan bukan jalan ke apartemen aku sayang." kata Laura sembari mengelus lembut lengan Max.

Max tidak merasa terganggu dengan sentuhan yang Laura berikan, padahal ia tengah fokus menyetir mobilnya. "Kita ke rumah aku."

Laura tampak terkejut namun setelah itu ia tersenyum manis. "Kamu mau ngenalin aku ke Bunda kamu?"

Max menatap Laura sekilas lalu tersenyum. "Kamu gak mau kasih hadiah spesial hari ulang tahun aku gitu?"

"Kamu mau apa emangnya?" goda Laura kemudian mencium tangan kiri Max.

"Seperti biasa, tapi hari ini aku mau yang spesial." kata Max lalu terkekeh.

Laura paham dengan ucapan Max tentunya. "Baiklah, mau sampai jam berapa? Eits, tapi gimana kalo aku besok gabisa sekolah gara-gara kamu."

Max kembali terkekeh mendengar ucapan Laura. "Gampang, aku juga gak ikut sekolah. Selesai kan masalahnya?"

Laura mengangguk. "Tapi, gimana sama Celyn?"

"Kenapa kamu malah bahas dia disaat kayak gini?" tanya Max dengan dinginnya.

"Bukannya gitu sayang, kapan sih kamu mah putusin dia? Emangnya aku kurang apa?" tanya Laura lalu menjauhkan dirinya dari lengan Max.

Max memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, ia mengelus pipi Laura lembut. "Kamu gak kurang apa-apa, kamu itu perfect."

Laura mengerucutkan bibirnya. "Terus kenapa gak putusin aja si Celyn yang nyebelin itu?!"

•000•

Young MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang