Rangga tersadar kalau Max baru saja masuk kelas langsung berdiri lalu bertepuk tangan dan di ikuti oleh teman-teman sekelasnya. "Happy birthday Max!"
Tristan tersenyum lalu menepuk pundak laki-laki itu yang hendak duduk di sebelah Rangga. "Happy birthday Max, semoga tahun ini lo lulus ya."
Max diam, sedangkan seisi kelas masih bertepuk tangan. Rangga yang menyadari hal itu lalu kembali duduk dan menyuruh teman-teman sekelasnya untuk diam.
"Max sorry, kemarin kita lupa kalo lo ulang tahun." kata Rangga menyesal karena kemarin ia sangat-sangat lupa kalau Max ulang tahun.
Tristan juga ikut duduk, tapi di belakang mereka tentunya. "Tadi malem kita mau ke rumah lo tapi gak jadi."
Rangga mengangguk. "Iya Max, sorry ya."
"Yaudah gausah ngomong." kata Max dengan nada dinginnya.
Tristan mengerutkan keningnya karena melihat tingkah laku Max seperti orang habis putus cinta. "Kenapa lo Max? Abis putus cinta ya?"
Max membalikkan badannya menghadap Tristan. "Emang keliatan ya?"
Rangga terkekeh. "Jadi beneran nih, lo abis putus cinta?" setelah mengatakan itu Rangga langsung tertawa. "Gila, ngakak banget gua."
"Seneng banget lo liat gua menderita." cibir Max membuat Rangga dan Tristan tertawa terbahak-bahak.
Tanpa mereka sadari, Ivan belum juga masuk ke kelas. Padahal sebentar lagi pelajaran akan segera di mulai, sebenarnya kemana laki-laki itu?
•000•
Axel sedari tadi tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan di depan, bagaimana bisa ia fokus kalau orang yang di khawatirkannya sedari tadi malam tidak masuk sekolah?
Siapa lagi kalau bukan Celyn? Gadis itu akhir-akhir ini mampu membuat otak Axel berfikir keras dari biasanya. Axel juga tidak tahu kenapa.
Melihat teman sebangkunya terus menerus bengong, Kevin menyenggol lengan Axel pelan. Yap, setelah Katherine sembuh dan kembali masuk sekolah, dengan terpaksa Axel duduk bersama orang lain selain Celyn.
"Bengong mulu." kata Kevin lalu menyuruh Axel fokus pada pelajaran yang tengah di jelaskan guru di depan.
Tersadar dari lamunannya, Axel menghela nafasnya. Matanya memang tertuju pada papan tulis yang kini sedikit demi sedikit di isi oleh tulisan guru di depan, tapi pikiran Axel melayang-layang ntah kemana.
"Ada masalah apa sih, Xel?" tanya Kevin berusaha berteman baik dengan Axel.
Axel menatap Kevin sebentar. "Gapapa, sorry ya kalo gua duduk di sini bikin lo gak fokus." kata Axel merasa tidak enak, mungkin karenanya Kevin tidak dapat fokus pada pelajaran.
Kevin terkekeh kecil, suara Kevin nyaris tidak terdengar oleh guru di depan, karena memang tempat duduk mereka paling belakang. "Gua seneng kok lo duduk di sini."
•000•
Celyn memang tidak masuk sekolah, pikirannya kacau. Kalau terus menerus seperti ini rasanya Celyn sebentar lagi akan menjadi gila.
Tidak masuk sekolah karena ingin menghindari bertemu dengan Max memang alasan yang tidak masuk akal, tapi inilah satu-satunya cara agar Celyn terhindar dari laki-laki itu.
Sedikit demi sedikit rasa kesal muncul di dalam diri Celyn, mengingat apa yang telah Max lakukan bersama Laura tepat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Judul sebelumnya: I'm (not) fine Menjadi istri sekaligus ibu di umur tujuh belas tahun bukanlah impian Celyn, bahkan tidak terpikirkan sedikitpun olehnya. Tapi, Celyn harus menerima kenyataan kalau di umur tujuh belas ta...