"Cel, kita harus pulang.. gua sih sebenarnya pengen nginep di sini, apalagi besok libur, tapi kita nggak mungkin, kan kalo tidur bareng di ruangan ini?" tanya Rangga sembari menatap Celyn.
"Kita juga bakal cari Max, demi lo." tambah Tristan.
Mendengar hal itu, Celyn membulatkan matanya, apa Tasya juga mengatakan kalau dirinya tengah hamil anak Max? Lalu, kenapa Tristan berkata seperti itu?
"Iya gua bakal cari Max sama Tristan, masa pacarnya lagi sakit dia malah keluyuran." kata Rangga yang mampu membuat Celyn bernafas lega, ia kira mereka tahu semuanya.
"Besok ke sini lagi nggak lo?" tanya Katherine namun matanya masih fokus pada layar ponselnya. "Beli buah-buahan atuh, masa nengokin orang sakit nggak bawa apa-apa."
Rangga terkekeh. "Oke-oke, besok gua beli." kemudian ia menatap Tasya cukup lama. "Gua pulang dulu ya, Sya."
"Eh nggak usah bawa buah-buahan juga gapapa kok, Ga." kata Celyn yang tidak enak.
"Gapapa, gua ikhlas kok."
"Bukannya gitu, Ga. Besok siang Celyn udah boleh pulang kata dokternya tadi." ujar Tasya dengan polosnya.
***
"Yakin bisa pulang sendiri?" tanya Katherine tidak yakin karena memang Celyn meminta pulang sendiri tanpa diantar olehnya dan Tasya.Celyn menganggukkan kepalanya. "Iya, aku takut kalo kalian ketemu Mommy, nanti dia nanya macam-macam, apalagi tadi malam aku nggak pulang."
"Maka dari itu, Cel. Gua khawatir kalo lo pulang sendiri, gimana kalo nyokap lo nanya aneh-aneh?" Tasya menatap Celyn intens. "Gua sama Katherine anter lo sampai rumah, oke?"
"No, aku mau pulang sendiri. Ini masalah aku, aku mohon sama kalian, biar aku yang urus semua ini." tekad Celyn bulat, ia tidak mau merepotkan kedua sahabatnya, apalagi dalam urusan hal seperti ini, jelas ia tidak mau.
Sebenarnya bisa saja Celyn meminta kedua sahabatnya ini untuk mengantarnya pulang dan menjelaskan semuanya kepada sang ibu, namun Celyn tidak mau merepotkan mereka, ia ingin mengurus masalahnya sendiri.
***
Mata Celyn menatap jalanan yang cukup ramai dari dalam taksi, matanya memicing ketika melihat sebuah apotik yang cukup sepi. "Eum.. Pak, bisa tolong berhenti sebentar di apotik itu?"
Supir taksi hanya menganggukkan kepalanya, lalu memarkirkan mobilnya tepat di halaman apotik. "Sebentar ya pak, aku nggak lama kok."
Karena merasa belum percaya sepenuhnya dengan apa yang di ucapkan dokter tadi, Celyn berinisiatif membeli tespek.
Celyn menggigit bibir bawahnya ketika ditanya oleh wanita penjaga apotik itu. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku mau beli.. tespek," bibirnya bergetar. "Mommy.. suruh aku tadi.."
Penjaga itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Celyn, toh juga itu bukan urusannya, urusannya hanyalah melayani pelanggan yang datang ke sini.
Tangan Celyn menerima tespek itu ragu, namun sedetik kemudian ia mengeluarkan uang. "Terima kasih." ucap Celyn tulus.
Setelah membeli apa yang di butuhkan nya, Celyn kembali memasuki taksi tadi, namun di sepanjang perjalanan arah pulang matanya terus tertuju pada tespek yang kini masih di genggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Judul sebelumnya: I'm (not) fine Menjadi istri sekaligus ibu di umur tujuh belas tahun bukanlah impian Celyn, bahkan tidak terpikirkan sedikitpun olehnya. Tapi, Celyn harus menerima kenyataan kalau di umur tujuh belas ta...