Refleks, Tasya berteriak histeris ketika melihat Celyn yang tergeletak di lantai dengan berlumuran darah.
Tasya melihat gunting yang juga tergeletak di sebelah Celyn, ia melempar jauh gunting itu kemudian menatap nanar sahabatnya.
Arghh. Andai saja tadi ia datang sedikit lebih cepat, pasti Celyn tidak akan seperti ini, kan?
Dengan pergerakan cepat, Tasya keluar kamar Celyn, berharap kalau Dania dan Clarissa masih duduk di luar.
Namun harapannya pupus ketika mobil mewah terparkir didepan rumah Celyn tadi sudah tidak ada, dan di sana Dania juga tidak ada, begitupun Clarissa.
Tasya yakin, mereka berdua pasti pergi. Kini ia benar-benar bingung, lalu sekarang Tasya harus bagaimana? Rumah ini pun sepertinya kosong, tidak ada orang selain dirinya dan Celyn.
Seperti orang gila, Tasya berlari keluar pekarangan rumah Celyn untuk mencari bantuan.
⭑⭑⭑
Rani menarik pergelangan tangan anaknya lembut sembari terkekeh, sedangkan yang di tarik sedari tadi terus cemberut. "Ngapain sih Mah, Axel ngantuk." ucapnya dengan suara khas bangun tidur.
"Bantuin Mamah sebentar, Axel." kata Rani lalu berjalan mendahului Axel.
Axel mengucek matanya yang masih terasa ngantuk, kemudian kembali menguap. "Bantuin apa Mah?"
"Ibu tolong say-" ucapannya terpotong ketika melihat Axel di sana. "Axel, tolong bantuin gua, Axel."
Kini Rani bingung, namun sedetik kemudian ia berjalan menghampiri Tasya, mengelus punggung gadis itu, guna menenangkannya. "Axel, ini temanmu?" tanya Rani sembari menatap ke arah Axel.
Axel yang masih belum sepenuhnya sadar hanya mengangguk, maklum, ia sedang enak-enaknya tidur kemudian di bangunkan oleh Rani yang berteriak karena katanya ada kebakaran, dan setelah itu ia di tarik sampai keluar rumah.
"Axel, Celyn..." lirih Tasya. "Celyn pingsan di kamarnya, Xel." sambungnya.
Mata Axel membelak sesaat, rasa kantuknya seketika menghilang, ia berlari menuju rumah Celyn tanpa menggunakan sandal, hebatnya dia tidak merasakan panas ketika menginjak aspal, padahal cuaca sedang panas-panasnya.
⭑⭑⭑
Axel sedari tadi mondar-mandir didepan ruang pemeriksaan Celyn, kali ini Axel sangat khawatir akan gadis itu.
Sudah Axel duga, setelah kejadian Max datang kerumah Celyn, gadis itu tampak tidak baik-baik saja, sebenarnya apa yang telah terjadi?
Seharusnya waktu itu Axel memang tidak pulang, tapi dengan bodohnya dia menuruti ucapan Celyn untuk pulang, sialan, semuanya gara-gara Max!
"Keluarga ibu Celyn?" tanya dokter yang keluar dari ruang pemeriksaan.
Tasya yang tengah duduk sembari menangis langsung menatap sang dokter. "Keluarga pasien tidak ada Dok,"
"Lalu kamu?" tanya dokter perempuan tersebut.
"Saya sahabatnya," lirih Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Judul sebelumnya: I'm (not) fine Menjadi istri sekaligus ibu di umur tujuh belas tahun bukanlah impian Celyn, bahkan tidak terpikirkan sedikitpun olehnya. Tapi, Celyn harus menerima kenyataan kalau di umur tujuh belas ta...