Sunghoon menghampiri istrinya. Zio juga mengerti saat melihat ibunya yang menangis. Tidak bisa dipungkiri bahwa Zahra merindukan bayinya setiap saat.
"Dia pasti kembali." ucap Sunghoon lirih meyakinkan Zahra. Lelaki itu menggenggam tangan Zahra dan mengeratkannya untuk menguatkan gadis itu.
Andai saja Zahra tidak turun kebawah sebentar meninggalkan Zea waktu itu–bayi perempuan itu pasti masih ada digendongan Zahra dan Sunghoon. Zea hilang 4 bulan yang lalu saat umur kedua bayi ini 3 bulan. Mereka baru saja merayakan 3 month anniversary kedua bayi itu. Namun setelah selesainya acara itu, Zea tidak ditemukan di kamarnya. Zahra menangis sejadi-jadinya saat melihat bayinya tidak ada di box tempat tidur bayi itu. Bahkan Zahra sempat stress dan tak ingin bicara setelah kehilangan Zea.
Karena itu Sunghoon terus berusaha menghibur dan menguatkan istrinya. Sunghoon mengizinkan Zahra untuk bekerja karena Sunghoon pikir Zahra akan perlahan melupakan kesedihan itu saat ia mendapat kesibukan. Sunghoon tidak ingin Zahra melupakan putri mereka, Sunghoon hanya tidak ingin gadis itu berlarut-larut dalam kesedihannya. Sebenarnya Sunghoon juga beberapa kali menangis karena kehilangan putri pertamanya. Tapi Sunghoon berusaha terlihat kuat didepan Zahra. Sunghoon kira hidupnya dan Zahra sudah aman dan tenang–ternyata tidak. Mereka masih diterror oleh penculikan dan sekarang anak mereka yang menjadi sasarannya.
Sampai sekarang bayi itu belum ditemukan. Bahkan Eric memerintahkan banyak anak buahnya untuk mencari cucunya itu. Namun sampai sekarang belum ditemukan. Sunghoon, Zahra, keluarga dan kerabatnya hanya berharap putri cantik itu tetap hidup dan baik-baik saja sampai sekarang.
Berjalan menuju sebuah lemari hitam. Zahra mengambil sesuatu. Sudah cukup lama ia tidak membuka itu. Karena ia jarang masuk ke kamar ini. Sebuah album biru. Cukup berdebu. Sunghoon juga jarang membukanya karena takut Zahra akan teringat kembali dan sedih seperti saat ini. Melihat foto-foto Zea dan Zio yang diambil Sunghoon ketika mereka baru pertama kali dibawa ke rumah ini. Waktu itu Sunghoon sering mengambil gambar kedua bayi itu. Kemudian membuatkan sebuah album. Foto ketika mereka masih di rumah sakit. Saat pertama kalinya kedua bayi itu lahir ke dunia. Serangkaian kisah tentang bagaimana perjuangan Zahra untuk melahirkan kedua bayi itu. Foto maternity yang diambil oleh Heeseung. Benar-benar album yang mengesankan.
"Sayang, kamu dimana heum? Mama kangen, ayo pulang. Hiks hiks." air mata gadis itu menetes difoto Zea yang sedang dilihatnya.
Mengapa ia harus kehilangan bayinya secepatnya itu. Cobaan macam apa lagi itu? Zahra benar-benar tidak habis pikir. Seakan dunia ini tak membiarkannya hidup tenang dan bahagia.
Zio tiba-tiba menangis melihat Zahra. Gadis itu mengambil Zio dari gendongan Sunghoon. "Kenapa? Kangen Kak Ze, ya?"
Zio juga sering menangis tanpa sebab. Sepertinya dia merindukan saudara kembarnya. Hubungan batin bayi kembar lebih kuat ketimbang bayi yang memiliki jarak umur lebih jauh. Mungkin Zio merasakan sesuatu. Karena sebelum itu kembarannya selalu ada disampingnya, kemudian sekarang ia hanya sendiri tidak memiliki teman. Mereka terpisah. Temannya adalah Sunghoon, hanya ayahnya sendiri.
***
"Ada apa Tuan?" tanya maid itu menunduk.
Daniel dengan tatapan datar menunjuk sebuah vas bunga di kamarnya.
"Kenapa bunganya sampai layu? Kamu tau seberapa penting bunga ini untuk saya?!" bentak Daniel membuat maid itu bergetar ketakutan. "Saya sudah bilang rawat dengan baik! Kamu saya pecat."
"Keluar sekarang."
Daniel mendekat dan memegang mahkota bunga yang layu itu. "Kenapa sampai dipecat? Seberapa berartinya bunga itu?" tanya seorang gadis yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...