27. First and Last Love

186 29 1
                                    

"Zio, tunggu Mama. Kamu enggak akan sendiri Sayang. Maafin Mama, Mama belum bisa jaga kamu." 

Brughhh

Akhh

"Zaa jangan gila!" teriak Sunghoon yang menahan tangan Zahra dari atas jembatan. 

Zahra kaget mendapati tangannya yang ditahan oleh Sunghoon. "Lepas Sunghoon!! Aku mau pergi! Hiks hiks" 

"Enggak gini caranya Zahra!" balas Sunghoon yang berusaha mengangkat Zahra. 

Gadis itu memaksa agar dirinya jatuh ke bawah tapi Sunghoon masih menahannya. Tangan Zahra sudah benar-benar lemah. Gadis itu hanya menangis. Sunghoon berhasil menariknya keatas. 

Grep

Sunghoon memeluknya begitu erat. Sunghoon dapat merasakan tubuh lemah Zahra yang juga bergetar karena menangis. "Zaa enggak gini Zaa." ucap Sunghoon sambil menangis memeluk gadisnya. 

"Hiks aku harus gimana Hoon?" tanya nya lirih. "Aku capek! Aku capek terus kehilangan orang yang aku cinta!" 

Sunghoon merasakan kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan Zahra. "Untuk kesekian kalinya aku juga kehilangan orang yang aku cinta Zaa," 

"Tolong jangan sampai aku benar-benar kehilangan kamu kali ini." Zahra terdiam melepas pelukan Sunghoon. 

Zahra menatap mata Sunghoon yang berkaca-kaca. "Justru itu aku mau pergi duluan, biar aku enggak ngerasain bagaimana rasanya kehilangan kamu!" ucapnya tersenyum hambar. 

"Tapi aku yang akan kehilangan kamu Zaa, aku enggak pernah siap untuk itu." ucapnya menggeleng. 

Zahra berbalik meneruskan langkahnya. "Kenapa kamu masih cinta aku Hoon? Kamu udah tau semuanya kan? Kamu pasti benci aku Hoon." 

"Aku enggak pernah benci kamu Zaa," balas Sunghoon tersenyum.

"Aku—aku cuma kecewa," balas Sunghoon lirih mengikuti langkah Zahra. "Kita memang dipermainkan takdir dan terus dipisahkan oleh semesta."

"Kamu milikku seutuhnya tapi kamu diluar jangkauanku,"

"Aku bukan takdir kamu Hoon." potong Zahra dengan nada kecewa.

"Kita udah berjalan bersama bermil-mil jauhnya,"

"Kamu enggak bisa bilang kalau kamu bukan takdirku."

"Kita memang ditakdirkan untuk bersatu tapi enggak pernah abadi Sunghoon," balasnya pada Sunghoon yang tersenyum lirih. 

Malam yang gelap, hanya lampu jalanan yang menambah kesan mencekam disana, dengan hujan yang belum benar-benar reda.

Sunghoon tersenyum kecil. "Gimana kalau kita susun ulang bintang? Bilang kalau kamu ditakdirkan untuk jadi milikku, untuk jadi milik Park Sunghoon selamanya."

"Ayo berjuang sekali lagi, sekali aja." ucap Sunghoon yang membuat Zahra berbalik menatapnya.

Lelaki itu mengulurkan tangannya meminta Zahra untuk menggenggamnya. 

Grep

Zahra memeluk Sunghoon dengan erat. Sunghoon tersenyum dengan air mata yang jatuh. Hujan kembali deras. Zahra terisak dipelukan Sunghoon. Sunghoon yang tak pernah menyerah untuk mempertahankan cintanya pada Zahra. Sunghoon yang selalu berjuang untuk membuat Zahra bahagia. Zahra sadar ia sangat membutuhkan Sunghoon dalam hidupnya.

"Zaa, sekarang kita balik dulu cari Zio." ajak Sunghoon.

Rasanya ingin kembali menangis ketika mendengar nama Zio. Suara pistol itu terus terngiang dikepalanya.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang