"Lo?!"
Lelaki yang semula mengikuti langkah Zahra pun terhenti. Menahan tangan Zahra kemudian tersenyum tipis. Zahra terhenti melihat kearahnya. Jay mengeluarkan sebuah kunci mobil dari saku celananya.
"Nanti aku susul, coklat kamu ada di mobil." ucap Jay tersenyum pada Zahra.
Tangan Zahra bergerak untuk menerima kunci mobil Porsche milik Jay. Mobil buatan Jerman itu menarik minat Jay, baru kemarin Jay mengatakan bahwa ia tertarik. Ah, padahal baru saja lelaki itu datang dengan Lamborghini-nya pekan lalu.
"Kuenya?" tanya Zahra pula.
"Nanti kita mampir, kamu mau ke Mall dulu 'kan?"
Zahra tersenyum mengangguk. "Ya udah, aku mau ngomong sama Sunghoon sebentar."
"Mau tunggu disini apa dimobil?" tanya Jay memastikan.
Zahra menatap Sunghoon sebentar. Sekilas, kemudian manik mata gadis itu mengarah kembali pada Jay. "Dimobil aja."
Jay tersenyum mengacak pelan puncak kepala Zahra. "Ya udah, aku susul nanti."
Zahra tersenyum tipis dan pergi dari sana. Gadis itu melangkahkan kaki keluar, memilih untuk menunggu dimobil.
Melihat punggung gadis itu sudah tak terlihat saat melewati pintu, Jay menghela napas berbalik menghadap Sunghoon. Lelaki itu berjalan mendekat pada Jay dengan tangan yang di masukkan kedalam saku celananya.
"That's true, that's right." Sunghoon terkekeh kecil. "The Way Life Goes. Ternyata ini alasan lo putar lagunya waktu itu?"
Masih ingat hari dimana Sunghoon menyanyikan bagian reff dari lagu yang diputar Jay dikantor? Sungguh lelaki ini tidak berpikir lirik lagu itu akan menuntutnya untuk melepaskan Zahra di suatu hari—tepatnya mulai dari hari ini.
Jay tersenyum menyeringai. "Hah, ternyata lo enggak ngerti semua kode dari gue."
"So...lo memang harus nanggung semuanya sekarang." balasnya dengan kedua tangan yang disilangkan didada. "I know it hurts sometimes but you'll get over it."
(Aku tahu terkadang itu menyakitkan tapi kamu akan melupakannya).
Jay kemudian pergi meninggalkan Sunghoon yang terdiam disana. Ini adalah awal kehancuran bagi Sunghoon. Seperti Perang Dunia II yang baru saja dimulai.
Sunghoon menghempaskan tubuhnya ditempat tidur. Mengapa jadi seperti ini? Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja Zahra mengajaknya bercerai. Apa Sunghoon melakukan suatu kesalahan yang tak termaafkan lagi? Tapi seberapa keras pun Sunghoon berpikir tentang itu, ia tidak menemukan jawabannya. Tentang apa kesalahan yang tak sengaja ia lakukan.
Bahkan hari-hari sebelum ini berjalan baik-baik saja. Sunghoon sama sekali tidak bertengkar dengan Zahra. Kini gadis itu berubah 180°. Bukan seperti Zahra yang ia kenal. Apa memang Zahra sudah selingkuh dengan Jay dari dulu? Itu pertanyaan yang terus mengambang dikepala Sunghoon. Ia harus bertanya pada siapa? Yang terjadi benar-benar di luar ekspektasinya.
Bahkan Daniel, Sunghoon begitu mengira Daniel yang akan mengancam rumah tangganya. Tapi ternyata Sunghoon harus menghadapi musuh dalam selimut. Jay adalah temannya yang kini menikung Sunghoon dari belakang.
Sunghoon menghela napas panjang. Ia ingin berteriak mengeluarkan kekesalannya tapi Zio sedang tidur. Ia tak ingin tidur putra kesayangannya itu terganggu.
Sunghoon bangkit menuju balkon, hampir sore sekarang. Kembali menghela napas menatap lantai yang cukup tinggi dan mengerikan jika dipandang dari atas. Tentu Sunghoon tidak pernah berpikir untuk bunuh diri, ia masih memiliki Zio yang harus dia besarkan, Zea yang harus ia cari dan Zahra yang harus ia pertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...