24. 10-187 417

125 25 0
                                    

"Kangen ya?"

Jay melirik kearah orang yang berbicara. Suara sepupunya yang sangat familiar baginya.

Jay tersenyum hampa. "Gue pengen mutar waktu,"

"Gue mau lihat anak gue."

Jake yang awalnya tersenyum kecil kini datar. Sama seperti Jay, ia juga ingin melihat anaknya dan Zara. Hanya saja sedikit berbeda dengan Jay. Zara pergi meninggalkannya tanpa sebab. Bukan karena kematian. Sampai detik ini Jake belum menemukan Zara dan anaknya.

"By the way, besok lu ke kantor gue ya. Ada yang perlu gue diskusiin."

Jay hanya membalasnya dengan anggukkan. "Gue duluan."

***

"Mulai hari ini, saya kepala perusahaan ini. Silahkan atur kembali semua terkait manajemen perusahaan seperti yang telah saya buat. Akan dibantu oleh sekretaris saya. Selamat bekerja."

Berjalan ke ruangan dengan tampilan anggun dan rapi dipagi ini membuat beberapa staff perusahaan nampak julid pada mantan Nyonya Park itu. Pasalnya dengan digantikannya Sunghoon sebagai kepala perusahaan oleh Zahra, para wanita tidak tau diri itu tidak akan bisa cuci mata lagi setiap hari dengan ketampanan mantan CEO perusahaan Hon itu. Ah, sebenarnya sekarang Zahra masih Nyonya Park, Park Sunghoon dan Park Jong Seong. Mengingat statusnya sebagai istri Sunghoon belum berakhir.

Pintu hanya berderit pelan. Melihat kursi yang biasa diduduki lelaki tampan itu. Zahra berjalan masuk ke dalam. Sekarang ruangan ini akan menjadi ruangannya.

"Hi Zaa, udah sarapan?" tanya seorang lelaki yang baru saja datang dan mengambil duduk di sofa.

"Belum, kamu udah?" tanya Zahra menghampiri Jay.

"Ini mau sarapan. Tadi aku masak, ayo sarapan bareng." ajaknya sambil tersenyum.

Jay memang pintar memasak. Kini Zahra duduk disebelahnya. Zahra tidak sempat memasak pagi ini. Jay dan Zahra menikmati sarapan mereka.

"Yang ini cobain." tawar Jay yang ingin menyuapi Zahra.

Gadis itu terlihat baik-baik saja. Mereka bercanda sambil menghabiskan sarapan mereka. Jay benar-benar penghibur yang baik. Belakangan ini Zahra cukup stress dengan syuting-syutingnya.

"Abis ini aku ke kantor Jake dulu. Mau ikut atau enggak?"

Zahra nampak menimbang setelah meneguk segelas air. "Aku disini aja. Nanti aku susul kalau sempat."

"Oke, see you." pamit Jay pada Zahra.

Sebenarnya lelaki itu sangat sibuk hari ini tapi ia menyempatkan diri untuk sarapan bersama Zahra. Jika tidak gadis itu tidak akan sarapan.

Tok tok tok

Zahra dikagetkan oleh suara ketukan pintu. Ia rasa tidak ada janji dengan siapapun. Jika sekretarisnya pasti mengetuk dan bersuara.

"Masuk"

Zahra terdiam. Ada Sunghoon yang masuk ke ruangannya.

"Aku mau ambil sesuatu." ucapnya yang kemudian berjalan ke laci meja kerjanya. Yang sekarang menjadi meja kerja Zahra.

Sunghoon menghela napas. Mengeluarkan beberapa bingkai foto dari sana. Dan ada beberapa album miliknya. Sunghoon tak memiliki itu di apartemen. Dengan berpindah tangannya kepemilikan kantor ini menjadi milik Zahra bukan berarti barang pribadinya juga diambil. Walaupun bingkai foto itu berisikan foto keluarga kecilnya yang kini sudah dapat dibilang hancur.

Selesai mengambil barangnya Sunghoon terhenti saat berbalik badan. Ada Zahra yang menyodorkan sebuah map pada Sunghoon. Walaupun map dengan warna yang berbeda dari sebelumnya tapi Sunghoon sudah tau isi map itu. Sunghoon tidak menerimanya. Ia hendak berjalan keluar dari ruangan itu.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang