10. Gantung

152 38 0
                                    

"Zio, lihat Papa bawa ap-"

"Zio?"

Sunghoon sempat terdiam. Bergegas kearah box. Meraba-raba box itu untuk memastikan ia tidak salah lihat. Zio kemana? Sunghoon tak melihat putranya disana. Melihat ke semua sudut ruangan, bahkan Zio tidak ada.

"Bi! Bibi!" panggil Sunghoon panik.

"Ada apa Den?" tanya Bibi yang langsung menghampiri Sunghoon, kebetulan wanita tua itu memang ingin menghampiri Zio membawa susu ke kamar.

"Zio mana Bi? Kok enggak ada?" tanya Sunghoon panik.

"Enggak ada? Tadi ada kok. Barusan Bibi kebawah masih ada." jawab Bibi yang kemudian melihat ke box.

Kosong, tidak ada bayi disana. Jantung Sunghoon berdetak kencang. Jangan sampai anaknya hilang. Sunghoon berlari turun kebawah. Zahra dan Jungwon yang mendengar Sunghoon berteriak panik pun berlari kearah Sunghoon.

"Kenapa? Zio kenapa? Mana dia?" tanya Zahra panik melihat Sunghoon yang sudah bergetar saat turun kebawah.

Lelaki itu keringat dingin sekarang. "Zio hilang Zaa. Dia enggak ada di kamar!" panik Sunghoon yang berlari keluar.

"Apa?!" Jungwon syok mendengar itu. "Lo udah cek diatas Hoon? Kenapa bisa hilang?!"

Baru saja pulang dari pemakaman, sekarang cucu satu-satunya keluarga Hon Zeni itu hilang. Zahra tak dapat berkata-kata. Kepalanya benar-benar berat. Dadanya serasa sesak tak biasa. Lagi? Bahkan Zea belum ditemukan sampai sekarang. Mereka terlalu lengah. Air mata Zahra kembali tumpah. Gadis itu pingsan dan hampir terjatuh. Beruntung Jungwon cepat menahannya.

"Zaa! Zahra bangun Zaa! Dek!" Jungwon benar-benar panik.

Badan Zahra benar-benar panas karena gadis itu belum benar-benar fit. Jungwon menggendong Zahra bergegas membawa gadis itu ke mobil.

"Zahra?!" Sunghoon yang baru saja masuk setelah melihat keluar kaget melihat istrinya yang kembali pingsan.

Zahra sudah tak punya tenaga untuk histeris lagi. Ditinggalkan oleh ibunya, putrinya, ayahnya dan sekarang putranya? Zahra benar-benar tidak mengerti mengapa kata 'kehilangan' selalu menghantui hidupnya.

"Bibi jaga rumah nanti kabarin Sunghoon kalau ada kabar tentang Zio." titah Sunghoon sebelum masuk ke mobil. "I-iya, Den."

Bi inah benar-benar panik. Bersama maid-maid yang lain mencari Zio dirumah besar itu.

"Hoon, lo enggak pasang CCTV dirumah sebesar ini?" tanya Riki yang panik menghubungi Sunghoon ketika sampai dirumah Sunghoon.

Riki dan Jake pergi ke rumah Sunghoon untuk mencari jejak penculikan itu.

"Gue pasang, coba lo cek." sahut Sunghoon dari sebrang sana. "Enggak bisa Hoon, semuanya error. Kayaknya duluan dirusak."

Ternyata Jake yang lebih dahulu sampai disana daripada Riki sudah mengecek kamera pengintai rumah itu.

"Argghhh!!"

Sunghoon benar-benar frustasi dan memutuskan panggilannya. "Zio kamu kemana Sayang." rasanya Sunghoon ingin menangis.

Zahra tak sadarkan diri, Jungwon sibuk mengerahkan anak buahnya secara diam-diam untuk mencari keponakannya itu. Wajah Sunghoon benar-benar terlihat murung dan khawatir. Mereka lengah dan sekarang Zio juga diculik. Entah mengapa hidup mereka tidak pernah tenang dan selalu dibayangi oleh penculikan. Sunghoon merasa ingin teriak sekeras mungkin di rumah sakit itu.

"Zio kenapa kamu harus diculik juga?! Kamu satu-satunya harapan Papa!" Sunghoon tidak bisa menahan air matanya.

Lelaki itu tertunduk menangis disamping Zahra. Benar-benar tidak bisa menahannya jika itu berkaitan dengan darah dagingnya. Sunghoon benar-benar merasa kehilangan. Lelaki itu telah mengerahkan banyak polisi dan detektif untuk mencari keberadaan anaknya. Ia tidak tau siapa musuh dalam selimut yang ia miliki.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang