Cekrek!
Jay tersenyum miring. "Dasar pengecut!"
Memotret dua orang pria yang duduk berhadapan. Mereka sedang mengadakan pertemuan. Seperti meeting biasa, hanya saja pembahasan mereka yang tak biasa. Dengan pakaian yang tak nampak mencurigakan. Jay ternyata juga memiliki keahlian untuk menjadi pengintai secara terang-terangan. Duduk di kursi sebelah kanan kedua orang itu. Jay hanya berpura-pura sedang mendengarkan voice message. Bahkan kedua pria itu nampak tenang dan tertawa.
Pertemuan antara ketua Agberos dan Camorra. Brandon dan Argas. Jay seperti orang yang tak peduli. Padahal ia mendengar semua percakapan orang itu. Bersantai dan sedikit tertawa saat menonton sebuagh video di ponselnya. Lelaki itu menggunakan masker dan bucket hat. Memang sulit untuk orang mengenalinya.
Jay kini tahu bahwa salah satu pria di dekatnya itu adalah orang yang membunuh Sherly. Agberos, Jay mencari tau lebih dalam seluk beluk mafia itu.
Kini kelaki itu mencoba untuk menyelinap ke markas Agberos setelah mendapat informasi dari detektifnya. Ingin masuk kesana. Tapi dua penjaga berbadan kekar itu menghalanginya. Jay kini menggunakan pakaian yang berbeda, pakaian hitam yang membuatnya terlihat lebih berbahaya. Menatap datar kedua penjaga itu.
"Camorra." ucap Jay membuat keduanya menatap satu sama lain.
Kemudian menurunkan tangan mereka memperbolehkan Jay untuk masuk. Tentu saja tak ada yang akan menghalanginya lagi. Jay tau pria itu sedang di kafe tadi. Dasar orang-orang bodoh, Jay tersenyum miring. Semudah itu hanya dengan mengucapkan nama 'Camorra' orang-orang itu sudah percaya tanpa curiga Jay sedang membodohi mereka. Mereka benar-benar mengira Jay salah satu anggota gangster Camorra.
Jay mengatakan bahwa dia ada janji dengan Brandon. Karena itu dia diminta untuk menunggu saja dirumah Brandon. Jika tau begitu ia tidak akan masuk ke markas mereka. Itu ruang bawah tanah. Tapi dengan melewati itu Jay jadi tau bagaimana keadaan dan arah masuk kerumah mafia itu melalui jalur bawah tanah.
"Yona?"
Jay bangkit dari duduknya saat melihat seorang gadis ingin lewat untuk keluar dari rumah itu. Yona tak melihat Jay tadi. Ia terkejut dan terhenti menyadari keberadaan Jay disana. Panik dan ingin pergi menghindar dari Jay.
"Jadi kamu anak mafia itu?" tanya Jay membuat Yona terhenti.
Selain Jungwon, Jay juga akhirnya tau tentang ini. Hanya saja Yona yang belum mengetahui bahwa Jungwon sudah tau tentang dirinya. Ia hanya menjauh dari Jungwon berpikir untuk membuat Jungwon merasa dijauhi tanpa sebab. Padahal Jungwon sudah tau.
Gadis itu berbalik menatap Jay. Yona berjalan mendekat pada Jay. Gadis itu menunduk. "Maaf."
"Untuk apa?" tanya Jay menatapnya datar.
Yona mengangkat pandangannya. "Papa aku jahat banget sama kamu. Aku minta maaf."
"Aku saranin kamu pergi disini sebelum Papa aku datang. Aku enggak mau kamu kenapa-napa. Kamu sendiri, sedangkan Papa punya banyak anak buah yang jaga di markas."
Ah, ternyata Yona tau tentang ayahnya yang membunuh Sherly. Jay terdiam, ia mengingat tujuannya datang kesini. Sebenarnya ia ingin menyerang secara terang-terangan. Tapi sepertinya ia harus mengubah rencananya. Mengatur ulang strateginya. Lelaki itu berjalan ingin keluar dari rumah Yona.
"Jay tunggu!" cegat Yona membuat Jay terhenti. Lelaki itu berbalik menatapnya.
"Aku titip ini."
****
"Apa? Kenapa bisa begitu?!"
Pagi-pagi Jake sudah syok saat menerima telpon dari sekretarisnya. Lelaki itu nampak frustasi dan memijit pelipisnya saat mengakhiri pangilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...