Beeeppp...
Brak!
Lelaki itu masih terdiam mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Hampir 2 bulan setelah kepergian seseorang yang menjadi alasannya lebih banyak mengurung diri dikamar. Dimana ketika ia keluar dari mobilnya, gadis itu sudah tergeletak tak berdaya di jalanan yang dibasahi oleh darah.
Membawa gadis yang terus tersenyum itu ke pangkuannya. Daniel terus meneriaki nama Bianca.
"Enggak! Enggak mungkin! Arrrggghhh!"
Terus memukul dinding kamarnya, Daniel tak bisa untuk melihat lukisan besar di dinding kamarnya. Berjalan ke arah dinding bak kanvas raksasa yang sangat indah. Hadiah terakhir saat ulang tahun Bianca. Gadis itu melukis gambar dirinya dan Daniel di dinding itu. Tanpa izin dari sang pemilik kamar membuat Daniel ingin memarahi Bianca tapi ia terlalu suka dengan gambar itu hingga ia begitu senang untuk terus menatap dinding kamarnya ketika ingin tidur. Padahal Bianca yang berulang tahun tapi dia yang memberi hadiah untuk Daniel.
[Flashback On]
"A-aku mau minta tolong kamu boleh? Te-terakhir kalinya, Da-Daniel."
"Minta apa Bi?! Sebut semua yang kamu mau! Aku akan penuhin itu! Aku janji,"
"Bianca bertahan Bi!"
Bahkan diperjalanan menuju rumah sakit, gadis itu berusaha mengucapkan sesuatu. Walau suaranya parau dan terputus-putus. Mulut dan kepala gadis itu mengeluarkan banyak darah. Daniel tidak bisa menahan tangisnya lagi melihat keadaan Bianca yang begitu parah.
"Pak cepat Pak!!" pria dengan tubuh yang ikut berlumuran darah itu terus mendesak supir ambulance-nya.
Meninggalkan mobil yang ia gunakan untuk menabrak Bianca. Bukan tanpa sengaja, lelaki itu awalnya berpikir berulang kali. Membawa Bianca mampir kesebuah supermarket. Bianca pergi untuk membeli sesuatu sebentar. Sedangkan lelaki itu menunggu dimobil.
Berawal dari tekat Daniel untuk mencelakakan semua orang yang dicintai Heeseung dan Sunoo, untuk merealisasikan balas dendamnya atas kematian Lily—Daniel kini menyesali itu. Menyesali ia harus mengenal Bianca sebagai sahabat sekaligus sebagai gadis yang dicintai Heeseung dan mencintai Lee Heeseung.
Daniel tidak tega untuk mencelakai Bianca, tapi ia harus menepati janji pada dirinya sendiri. Terus terikat dengan hutang-hutang janji yang terus ia tunda, sebenarnya ia bisa membunuh Bianca kapan saja. Balas dendam itu membutakan Daniel. Seperti orang gila dengan mata yang terbuka dan perasaan campur aduk. Dunianya terasa berhenti seketika.
Ia baru menyadari bahwa Bianca lah dunianya. Daniel memusnahkan dunia yang seharusnya menjadi dunia terindah untuk ia miliki. Mendapati fakta bahwa gadis yang ternyata memiliki tempat istimewa dihatinya itu mencintai laki-laki lain yang merupakan musuhnya, Daniel benar-benar frustasi saat itu.
"Donorin mata aku untuk Heeseung. A-aku percaya sama kamu." ucap Bianca dengan susah payah.
Air mata terus mengalir di pelupuk mata Daniel. Mendengar Bianca yang mengingat Heeseung di saat-saat terakhirnya.
"Jangan sampai dia tau, a-aku enggak mau di sedih." gadis itu tersenyum lirih.
Bahkan Bianca memikirkan perasaan Heeseung sedangkan perasaan Daniel benar-benar hancur ditambah penyesalan yang terus mengurunginya.
"Kalau suatu hari nanti dia tau? Dia pasti cari kamu." tanya lelaki itu dengan mulut bergetar, menatap mata sendu Bianca.
"Bilang—aku cinta dia. Aku cinta Heeseung."
Bagian yang menyakitkan dari perpisahan bagi Daniel saat seseorang yang ia cintai mengucapkan salam perpisahan untuk lelaki lain. Berharap Bianca mengatakan dirinya mencintai Daniel. Lelaki itu menggeleng pelan. Salam perpisahan seperti apa itu? Perpisahan terburuk yang pernah Daniel rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...