"Donor mata?"
Pertanyaan yang membuat semua menoleh ke sumber suara.
"Ah, Hi. Aku Daniel." ucap lelaki itu melambaikan tangannya tersenyum. "Gue mau cari Zahra tadi. Kata mbaknya ada didalam. Dan gue enggak sengaja denganr itu tadi–maaf."
Zahra menghela napas, mengapa lelaki itu datang dan menghancurkan weekend-nya.
"Oh, temannya Zahra? Enggak mau masuk gabung disini?" tawar Heeseung.
"Kayaknya lain kali aja. Gue ada urusan habis ini. Makasih tawarannya. Zahra ada yang mau gue omongin berdua nanti. Kalau gitu gue pamit dulu. Happy weekend–Zahra. Happy weekend semuanya." ucap lelaki itu tersenyum sebelum pergi.
"Kenapa ucapan buat kamu terpisah?" tanya Sunghoon dengan wajah kesal meletakkan gelas minuman dimeja.
Rasanya Sunghoon ingin mencekik lelaki itu. Benar-benar menghancurkan mood weekend-nya saja. Sedangkan Zahra berpikir bagaimana Daniel bisa tau alamat rumah Heeseung tadi.
"Sensi terus kamu lihat dia." cebik Zahra. "Gimana enggak sensi, seenaknya aja mau embat istri orang. Kamu kan punya aku."
"Apanya yang diembat."
"Kamu enggak sadar? Dia itu suka sama kam–"
Zahra bangkit dari sana membawa Zio. Mungkin gadis itu pergi ke taman rumah Heeseung karena malas berdebat dengan Sunghoon.
"Kata siapa?" tanya Heeseung memotong omongan Sunghoon. "Kata gue." jawab Sunghoon datar.
Heeseung terkekeh. "Gue senang. Setakut itu lo kehilangan adek gue. Gue harap lo berdua bahagia sampai tua. Jangan sampai pisah. Walaupun sering debat. Lama-lama buka kelas debat di rumah."
"Lo harus hadapin dengan kepala dingin Hoon, lo bisa kehilangan orang yang lo cinta kalau begini caranya. Gue juga tau, banyak yang suka sama adek gue. Gitu resiko dapat cewek cantik." kekeh Heeseung. "Lo pasti bersaing. Tunjukkin lo yang terbaik buat dia. Lo pasti dapat kebahagiaan yang abadi."
***
"Kenapa nangis? Gue udah beliin lolipop kan?" tanya Daniel heran.
Entah mengapa lelaki itu begitu jeli dan tau bahwa Bianca menangis. Padahal gadis itu sudah menghapus air matanya dengan cepat dan tidak menoleh kearah Daniel.
"Gue enggak nangis."
"Gue nanyanya 'kenapa'–lo nangis," potong lelaki itu datar. "Keluarin aja, jangan ditahan."
Bianca benar-benar menangis dan mengeluarkan semua kejanggalan di hatinya. Ia baru saja datang ke rumah Heeseung tadi. Saat ia dan Daniel akan masuk, mereka tidak sengaja mendengar Sunghoon mengatakan donor mata pada Heeseung. Hingga Daniel bersuara dan gadis itu dengan cepat bersembunyi. Ia akhirnya tau mengapa lelaki itu menghilang. Heeseung kehilangan penglihatannya. Dan yang membuat Bianca semakin terpukul karena itu disebabkan olehnya. Heeseung pasti kehilangan penglihatannya setelah menolong Bianca waktu itu. Gadis itu tidak bisa menahan kekecewaannya pada dirinya sendiri. Ia benar-benar merasa bersalah.
"Itu tadi Heeseung, cowok yang gue suka."
Daniel menghentikan mobil tiba-tiba membuat Bianca kaget. "Kenapa ngerem tiba-tiba?"
"Lo suka sama dia? Kok gue enggak tau?" tanya Daniel serius menatap Bianca. "Lo enggak pernah nanya gue suka sama siapa, gimana mau tau." kesal Bianca yang menghapus air matanya, suasananya seketika berubah tidak jadi sememilukan saat ia menangis tadi.
"Gue kira lo suka sama gue." cemberut Daniel yang percaya diri kembali menjalankan mobilnya.
Bianca mengerutkan kening menatap Daniel. "Kenapa sampai mikir gitu? Ya kali gue suka sama lo. Lo kali yang suka sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...