25. Pembantaian

132 24 0
                                    

"Ke-kenapa kamu disini?" tanya Sunghoon kaget melihat Zahra saat ia ingin masuk ke kamarnya.

Sunghoon berniat mengambil beberapa barang yang dibutuhkan Zio.

"Kamu yang kenapa disini?" ucap Zahra balik bertanya.

Sunghoon menghela napas. Membuka lemari mainan Zio. "Anak kamu cari mainannya." jawab Sunghoon datar.

Sunghoon mengacak-acak lemari itu karena tak menemukan mainan pinguin milik Zio. Tiba-tiba sebuah tangan terulur memberikan mainan pinguin itu pada Sunghoon. Sunghoon terhenti saat melihat tangan Zahra. Ia menerimanya. Lalu mengambil beberapa mainan lainnya. Heeseung mengatakan bahwa Zio tidak ingin makan. Sunghoon berpikir selain merindukan ibunya, dia juga merindukan mainannya—mungkin.

Setelah mengemasi semua, Sunghoon hendak pergi dari sana.

"Aku-" Sunghoon terhenti saat ingin mengatakan sesuatu. Lelaki itu berbalik menatap Zahra yang tadinya diam kemudian mendongak ketika Sunghoon bicara padanya.

"Aku beri kamu waktu untuk pikir lagi, sebelum aku—tanda tangan perceraian itu besok."

Zahra hanya diam, menatap manik mata Sunghoon yang terlihat serius. "Tapi sekali lagi tolong pikirin anak kita."

"Ayo bahagia tanpa melibatkan orang baru." kalimat terakhir yang Sunghoon ucapkan sebelum lelaki itu beranjak pergi dari sana.

****

Sunoo pergi seorang diri. Tentu ke taman yang ada di surat itu. Ia ingin tau siapa yang mengajak istrinya untuk bertemu. Sunoo melihat angka kecil diujung surat menunjukkan pukul 05.00 PM yang artinya sore ini. Menunggu beberapa saat, tidak ada tanda-tanda seorang pria datang kesana.

Sunoo hanya duduk dan terus melirik jam tangannya.

Drrrttt drrrttt

Setelah menunggu cukup lama, dering ponsel Sunoo membuat lelaki itu dengan cepat mengecek ponselnya. Panggilan dari Vira.

"Sunoo, kamu dimana?" tanya gadis dari seberang sana.

"Aku pergi keluar. Sebentar lagi aku pulang."

"Ya udah aku tunggu makan malam. Bye~"

"Byee." balasnya tersenyum saat menutup panggilannya.

Baiklah Sunoo akan mencoba menunggu 30 menit lagi.

***

"Zahra?!" 

"Hahhhh" Jungwon menghela napas lega melihat Zahra dikamarnya. 

Walaupun gadis itu nampak sedang menangis saat melihat sebuah album. Jungwon menghampirinya untuk mencari tahu mengapa adik kesayangannya itu menangis. 

"Kenapa nangis sendiri di sini hm?" tanya Jungwon merangkulnya. 

Zahra hanya menggeleng sambil menghapus air matanya. gadis itu memeluk Jungwon dengan erat. Zahra merasa tenang saat memeluk abangnya. Jungwon tersenyum tulus, lelaki itu membalas pelukan adiknya, ia mengambil album yang semula berada ditangan Zahra. Ternyata Zahra melihat halaman pertama yang memuat foto dirinya, Sunghoon, dan dua buah hati mereka. Zahra merindukan mereka. terutama anaknya, Zahra ingin sekali memeluknya. 

"Kangen Zea sama Zio?" tanya Jungwon menatap Zahra. 

Gadis itu mengangguk kembali melihat album biru. "Kangen sunghoon juga?" goda Jungwon terkekeh. 

Zahra terdiam, memperhatikan foto Sunghoon yang tersenyum manis disampingnya. Zahra menggeleng pelan, Jungwon mengerti adiknya ini sedang tidak mood untuk bercanda. "Zio ada di rumah Heeseung. Enggak mau coba temuin dia?" 

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang