"Pa?" kaget Heeseung melihat pria dengan setelan jas hitam duduk di ruang tamu rumahnya.
Heeseung baru saja pulang dengan badan yang kelelahan kini menghampiri ayahnya yang terdiam disana. Sebenarnya menonton tayangan televisi yang menampilkan berita sore itu. Hanya saja bola matanya sangat jarang berkedip entah apa yang ada dipikiran pria itu.
"Papa pulang?" tanya Heeseung di sebelahnya.
Berdiri menunggu jawaban dari ayahnya yang menghela napas. Lelaki itu memberi sebuah surat. Terbungkus rapi dalam sebuah amplop, Heeseung menyerngit dahi saat ingin membukanya.
"Ma-maksudnya Pa?!"
***
"Aku yakin kali ini aku enggak lagi mimpi kan?"
Tanya seorang lelaki yang terdiam di ambang pintu. Melihat gadis dengan rambut pirang panjang sedang berdiri menimbang untuk naik ke lantai atas rumah Jake atau tidak.
Jake bukan mengira bahwa itu pencuri. Bahkan rambut gadis yang bertambah panjang itu pun masih bisa ia kenali. Walaupun ia melihat sosok Zara yang lebih nyata beberapa jam lalu.
Senyumnya terpatri jelas saat gadis dengan mata berbinar itu berbalik badan memastikan bahwa lelaki yang bicara tadi adalah lelaki yang menjadi tujuannya meninggalkan kota pelarian itu.
Selang beberapa detik sebelum melanjutkan langkah, suara tangis bayi mengalihkan perhatian Jake. Bayi dalam stroller di ruang tamu itu nampak kesepian. Jake menahan air matanya yang hampir tumpah. Berjalan kearah stroller itu.
Jake tidak perlu mencari, ia hanya perlu menunggu dan ini masalah waktu. Untuk semua usaha yang ia lakukan, kebahagiaan itu kembali dengan sendirinya.
Melihat Jake, bayi kecil itu terhenti. Tak lagi menangis saat melihat senyum terharu Jake. Mata lelaki itu berkaca-kaca, dengan cepat mengambil bayi itu membawa pada gendongannya. Gendongan pertama Jake sebagai seorang ayah. Jake memeluknya dengan erat dan menangis disana.
"Ini anak aku? Ini anak kita Za?!" tanya Jake tak menyangka.
Gadis itu mengangguk tersenyum. Tak kuasa melihat Jake yang melepas kerinduannya pada buah hati mereka yang selama ini terpisahkan. Zara juga merindukan Jake, lelaki itu menarik Zara ke pelukannya. Untuk saat ini Jake tak peduli alasan apapun yang membuat Zara pergi tanpa alasan darinya waktu itu.
"Don't leave me again, aku sulit hidup tanpa kamu." ucap Jake yang terisak.
Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan besar sore itu.
"Maaf, karena ninggalin kamu tanpa alasan." ucap Zara menatap manik mata Jake.
"A-aku enggak ber-"
"Maaf." ucap Jake membuat Zara terhenti.
"Untuk apa Jake?" tanya Zara bingung.
"Maaf karena sekarang aku enggak akan lepasin kamu lagi," ucap Jake membuat Zara tersenyum. "Aku mau kita mulai hidup baru, bersama anak kita."
"Ah, I really miss you boy." ucap Zara menangis memeluk Jake dan anaknya.
***
"Kebahagiaan kalian masih lengkap kok." ucap seseorang yang datang menghampiri mereka.
Kedatangan Daniel yang tak sendiri membuat Sunghoon dan yang lainnya terdiam disana. Daniel membawa seorang bayi lelaki di gendongan.
"Zio?!" kaget Zahra saat itu.
Sunghoon juga syok melihatnya. Terlintas bagaimana suara pistol malam itu. Lalu bagaimana Daniel bisa membawa Zio kembali?
Sunghoon bergerak untuk merampas bayi laki-laki itu dari gendongan Daniel. Memastikan bahwa itu adalah anak mereka. Dan benar saja, itu adalah Zio. Sunghoon memeluk Zio dengan sangat erat. Lelaki itu menangis bersama Zahra yang menggendong Zea. Ternyata Zio masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...