16. Lintasan Pertama & Lilin Pertama

165 34 0
                                    

"I hope you visit this cafe again–next time."

"Thanks." ucap lelaki itu tersenyum pada seorang barista yang memberi uang kembaliannya.

Teman SMP-nya, memiliki coffee shop sendiri diluar negeri, kurang lebih seperti Heeseung, dan dia menjadi barista dikafenya sendiri. Bicara banyak dengan gadis bernama Luna itu tadi. Membuat Sunoo teringat pada Bianca. Yang juga mantan barista. Lucu jika diingat, Sunoo dan Heeseung selalu menyukai orang yang sama. Bahkan keduanya mengidolakan penyanyi kelas dunia yang sama. Dan menonton konser Taylor Swift berdua kala itu.

Hingga sekarang gadis itu benar-benar Sunoo lepas, semenjak ia mendapatkan tambatan hati yang baru. Namun, itu tidak bertahan lama ternyata. Cinta yang tak abadi. Impian sunshine boy untuk hidup bahagia akhirnya kandas. Sunoo yang melamun menunggu supir untuk menjemput tiba-tiba tersadar saat ponsel disaku celananya bergetar.

"Hari ini ulang tahun aku, kamu enggak mau ucapin sesuatu?"

Sebuah pesan dari Vira. Beberapa notifikasi lain menyusul. Dari room chat yang sama. Gadis itu mengirim selfienya sedang pamer makan kue pada Sunoo. Lelaki itu melihat kearah jam, sudah pukul 4 sore. Ternyata gadisnya sedang ulang tahun. Sunoo bahkan baru tau itu. Ah, entah mengapa Sunoo tiba-tiba berpikir gadis itu sebagai 'gadisnya'.

Bagi Vira, berharap Sunoo akan memberinya kejutan layaknya pasangan harmonis lainnya jadi sebuah mimpi tabu. Sunoo tidak mungkin melakukan itu. Bahkan Vira menghela napas sabar saat Sunoo hanya membaca pesannya. Gadis itu berharap melihat kalimat 'my sun-ice husband is typing..." di ponselnya. Boro-boro dibalas, dibaca saja sudah bersyukur karena terkadang Sunoo sama sekali enggan untuk membuka pesan dari istrinya.

Tiba-tiba terkekeh saat membuka foto gadis yang menyolek wajah cantiknya itu dengan cream kue. Vira mengirimkan gambar dirinya bersama kertas foto Sunoo, gadis itu menyolek pipi Sunoo di foto itu dengan kue. Bermain seakan itu benar-benar Sunoo. Andaikan benar-benar terjadi.

Perlahan senyum lelaki itu memudar. Apa ia baru saja tersenyum karena gadis itu tadi? Sunoo mungkin juga merasa dirinya terlalu cuek pada Vira. Tapi hatinya menuntut untuk tetap teguh pada pendiriannya.

Mengingat ulang tahun, Sunoo tiba-tiba teringat sesuatu. Melihat mobil yang berhenti didepannya, lelaki itu bergegas untuk pulang.

***

"Gue kira lo hilang di telan bumi." kekeh Sunghoon tersenyum kecut.

Bertemu di restoran itu tidak termasuk kedalam agenda Sunghoon. Lelaki dengan jas hitamnya itu melipat tangan didada sambil menghela napas saat Daniel duduk dihadapannya.

Sunghoon datang ingin menemui Heeseung untuk suatu keperluan. Bukannya bertemu Heeseung, ia malah dihadapankan dengan lelaki yang tersenyum miring didepannya itu.

"Gue belum sampai di puncak, untuk sampai puncak gue harus mendaki lama. Dan kadang gue ngerasa capek. Gue enggak nyerah apalagi balik, tapi gue istirahat."

"Lo enggak punya banyak tenaga lagi, karena lo juga enggak punya banyak peluang." balas Sunghoon dengan senyum sinis.

"Lo pasti ingat teori atomnya, kita itu elektron yang mengelilingi satu inti." ucap Daniel terkekeh menghela napas.

"Itu Rutherford, lo harus tau teori Bohr. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu. Lintasan itu disebut kulit–tingkat energi elektron," jelas Sunghoon yang sempat di jedanya. "Gue berada di lintasan pertama, sedangkan lo? Bahkan lo enggak tau lo di lapisan ke berapa sekarang."

"Itu berarti gue benar-benar dekat dengan Zahra. Lo cuma partikel kecil yang enggak berguna." ucap Sunghoon begitu menohok.

"Lihat aja, gue akan buat semua teori-teori atom cinta lo–patah." balas Daniel yang bangkit dari kursinya.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang