23. Calendula

129 28 8
                                    

"Sunoo?"

Gadis yang wajahnya masih nampak pucat itu sedikit tak menyangka melihat seorang lelaki yang tertidur disebelahnya. Vira mencoba bangun untuk duduk.

"Sunoo capek ya?" tanyanya pelan menyingkirkan rambut Sunoo yang menghalangi pandangannya.

Tak lama lelaki itu bangun dari tidurnya. Sedikit linglung melihat ke sekelilingnya. Apa dia sedang bermimpi. Sunoo mengucek matanya memfokuskan penglihatannya. Apa ia tidak salah lihat? Vira sudah bangun?

"Be-benaran udah bangun?" tanyanya agak gugup.

Gadis itu tersenyum kecil mengangguk. Sunoo menyentuh tangannya. Tersenyum tipis tak menyangka. Lelaki itu menatap Vira lekat.

Grep

Sunoo memeluk istrinya. Sangat diluar ekspektasi Vira. Gadis itu terdiam membeku. Sunoo memeluknya cukup erat. Vira tak dapat berkata apapun.

"Jangan tidur kelamaan, kamu belum buatin aku makan siang." cemberut Sunoo dihadapan Vira.

Gadis itu terkekeh pelan. Kesambet apa Sunoo jadi seperti itu? Apa lelaki itu sudah mencintainya? Ah, senyum gadis itu memudar. Menghindari ekspektasi lebih yang justru dapat membuatnya patah hati nanti.

"Kenapa?" heran Sunoo melihat perubahan ekspresi istrinya.

Vira menggeleng pelan dan tersenyum tipis. "Maaf ngerepotin kamu, pasti capek ya? Belum makan siang 'kan?"

"Maaf aku belum bisa masakin kamu. Dimasakin juga kamu jarang makan,"

"Ah, bukan jarang, tapi enggak pernah makan."

Sunoo terdiam, sekarang ia mengerti bagaimana perasaan Vira. Sunoo terlalu jahat padanya.

"Maaf"

Vira lagi-lagi terkejut. Apa Sunoo seperti itu hanya karena dirinya sedang sakit? Seperti bukan Sunoo yang ia kenal.

"Untuk apa?"

"Untuk semua yang seharusnya enggak dilakukan seorang suami pada istrinya."

Nampak raut menyesal diwajah Sunoo. Vira jadi tidak tega menyinggung hal itu tadi.

"Maaf, aku enggak bermaksud-"

"Kamu udah benar, aku yang salah. Enggak seharusnya aku-"

Sssttt

"Aku udah maafin kamu." ucapnya tersenyum.

Sunoo tersenyum, ia merasa cukup lega mendengar itu.

"Ah iya, Zea mana?"

****

"Terima kasih."

Menutup pintu setelah seorang laki-laki memberinya bunga. Buket bunga yang indah. Lelaki berseragam coklat nampak seperti kurir mengatakan bahwa bunga titipan itu dari seseorang untuk Park Sunghoon. Sunghoon tau itu bunga Calendula seingatnya. Jenis bunga Marigold. Siapa yang mengirimkan itu? Apa Jay sengaja mengirimnya untuk Sunghoon sebagai tanda hari bahagia mereka hari ini?

Sunghoon melirik jam berbentuk lingkaran yang terpajang didinding apartemennya. Bagus, sekarang pukul 2 siang. Berapa jam lagi sebelum acara pernikahan istrinya. Sunghoon tak berpikir untuk menghentikannya?

Serba salah bagi Sunghoon. Ia berpikir selama ini Zahra memang mencintai Jay sehingga ia tidak berhak untuk membatalkan pernikahan mereka. Namun Sunghoon juga tidak rela miliknya menjadi milik orang lain juga. Tapi akan lebih menyakitkan bagi Sunghoon jika Zahra tak sepenuhnya bahagia bersamanya.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang