19. Hak Paten

207 29 1
                                    

"Dia akan pergi bersama saya."

"Dia tidak berguna bagi anda, tapi berharga untuk saya."

Jungwon membantu Yona untuk bangkit. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada calon anak mereka. Yona terlihat begitu lemah terduduk dilantai dingin itu.

"Kamu enggak apa-apa? Ada yang sakit?" tanya Jungwon merangkulnya.

Gadis itu menggeleng dan terisak. Tubuhnya benar-benar bergetar. Bahkan semakin bergetar melihat Jungwon yang datang menghadap ayahnya.

"Dasar lelaki brengsek!"

"Saya akan menikahi Yona." jawab Jungwon tanpa rasa gentar sedikitpun.

"Tidak! Tinggalkan dia!"

"Om menyiksa dia, saya mencintai dia. Tolong izinkan dia bersama saya."

Yona menatap wajah Jungwon yang begitu serius bicara pada ayahnya. Pria dihadapan mereka itu menahan geram melihat Jungwon.

"Hah? Cinta?" pria itu terkekeh jahat. "Cinta apa?! Kamu hanya memanfaatkan anak saya."

"Kenapa kamu lakukan itu? Kalau bukan untuk menjalankan rencana kamu!"

Jungwon tersenyum miring. "Kelicikan saya bukan seperti itu. Om tidak akan pernah mengerti. Saya ingin menjadikan dia milik saya satu-satunya."

"Om tidak akan memberinya langsung jika saya minta baik-baik 'kan?"

"Gugurkan anak itu."

Kalimat yang membuat Yona terdiam. Jungwon juga menggeleng menahan geram. Yona memegang perutnya, gadis itu kembali meneteskan air mata. Mau bagaimanapun anak itu tetap darah dagingnya. Yona tak ingin menggugurkannya.

"Enggak Om! Anak ini akan tetap hidup." bantah Jungwon.

"Saya akan bunuh kamu jika anak itu tidak dibunuh."

Benar-benar pria kejam. Yona tak tau bagaimana mengekspresikan perasaannya. Mendengar semua perkataan ayahnya yang menyakitkan. Jungwon menarik gadis itu ke pelukannya.

"Silahkan coba bunuh saya, tapi anak ini harus tetap hidup." balas Jungwon sangat serius.

"Hah, kamu kira kamu akan selamat. Kamu tidak akan bisa melihat anak itu lahir." remeh Brandon tersenyum sinis.

****

"Bukan Daniel lagi kok Hoon. Dia udah berhenti."

Sunghoon menatap istrinya. Pasalnya di pagi yang cerah itu Zahra meminta izin pada Sunghoon untuk kembali kedunia perfilmannya. Entah mengapa ada yang ia rindukan. Karena kemarin ia melewati kantor itu. Zahra ingin mengasah kemampuannya lebih jauh lagi. Zio sudah berumur lebih dari satu tahun. Sepertinya akan seru mengajak bayi itu mengeksplorasi dunia luar dan memperkenalkannya dengan dunia perfilman.

"Kenapa berhenti?" tanya Sunghoon mengerutkan dahi.

Lelaki yang baru saja selesai berenang itu naik untuk duduk di tepi kolam renang. Disamping Zahra yang asik mengayunkan kakinya dikolam renang.

"Aku juga enggak tau Hoon. Tapi aku enggak ketemu dia lagi nanti. Jadi enggak apa-apa 'kan?" tanya Zahra memegang lengan Sunghoon dengan mata berbinar-binar berharap lelaki itu luluh dengan rayuannya. "Aku boleh pergi kan?"

"Aku janji hubungin kamu terus." ucap gadis itu mengangkat dua jarinya. "Suwer deh."

Sunghoon berpikir sebentar. Melihat gadis itu begitu mengharap-harap untuk mendapatkan izin darinya. Sunghoon menghela napas, ia berusaha meyakinkan diri bahwa Zahra akan baik-baik saja.

LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang