"Gue mau Zahra." ucap Daniel tersenyum tipis.
"Hah, kalau gue bilang enggak? Adek gue enggak pantas hidup sama orang kayak lo." jawab Jungwon dengan smirknya.
Daniel menghela napas dan terkekeh pelan melipat tangannya di dada, bersandar di dinding ruangan itu.
"Gue cuma bilang, bukan minta sama lo." balas Daniel menatapnya tajam, begitu juga Jungwon yang membalasnya dengan tatapan tajam pula. "Gue enggak perlu persetujuan lo untuk milikin dia."
Daniel melangkah pergi dari ruangan Jungwon. "Kenapa lo mau adek gue? Apa yang buat lo cinta sama dia? Kenapa lo cinta sama dia?" tanya Jungwon menghentikan langkah lelaki itu.
Daniel menghela napas dan berbalik menatap Jungwon. "Perlu gue tanya apa alasan lo pernah cinta sama adek lo sendiri dulu?" tanya Daniel menyunggingkan senyumnya.
Jungwon terdiam berpikir. "Itu dulu, sekarang gue mencintai dia sebagai adik gue." jawab Jungwon datar.
"Lo yakin? Hah, mending lo pikirin perasaan lo sendiri. Jangan mikirin atau ikut campur urusan gue." titah Daniel meninggalkan ruangan itu.
Jungwon mengepal tangan merasa geram melihat Daniel. Dengan tujuan yang tak jelas pagi itu datang ke ruangan Jungwon dan membuat lelaki itu naik darah.
"Tunggu, dia tau gue musuhnya?"
***
"Pappa pap–pa"
Sunghoon terkekeh dan dikejutkan oleh anaknya yang memanggilnya 'Papa'.
"Zahraaaaaaa~" panggil Sunghoon panjang membuat gadis yang sedang memberi makan kelincinya itu berlari terbirit-birit ke tempat Sunghoon.
"Kenapa Hoon?!" tanya Zahra panik. Sunghoon terkekeh melihat ekspresi panik istrinya.
"Tadi Zio panggil aku Papa." cerita Sunghoon begitu semangat. "Ah, akhirnya ada yang panggil aku 'Papa' Zaa, aku benar-benar jadi ayah sekarang." ucap Sunghoon terharu.
"Aku nantiin banget ada yang manggil aku dengan panggilan itu." ucapnya tersenyum lirih.
Zahra ikut senang dan tersenyum. Gadis itu mengambil Zio dan menggendongnya.
"Mwahh"
"Mam-maa"
"Sunghoon!" Zahra berteriak saat mendengar Zio memanggilnya. "Dia panggil aku 'Mama'. Benar kan? Aku enggak salah dengar tadi." tanya Zahra sumringah.
"Iya, dia panggil Mama. Ah, Heronya Papa udah bisa bicara ya." ucap Sunghoon tersenyum mencium putranya.
"Tadi aku iri kenapa dia enggak panggil aku juga. Ternyata dia panggil aku." ucap Zahra tersenyum. "Aku juga mau dengar putri kecil kita manggil Mama sama Papanya, Hoon."
Gadis itu berganti lirih. Sunghoon membelai rambutnya. Sekarang mereka bertiga sedang piknik kecil ditaman rumah mereka. Zahra sudah menyiapkan semuanya. Bahkan mereka mengajak Jungwon tapi lelaki itu lebih sibuk di weekendnya ketimbang hari biasa.
"Kita akan dengar itu suatu hari nanti." ucap lelaki itu tersenyum.
"RapunZea kita pasti kembali,"
"Ada suatu hari dimana keluarga kecil kita pergi untuk piknik di taman Tulip. Hari itu hari dimana, Zea kembali."
"Kita enggak bertiga, tapi berempat." sambung Zahra tersenyum.
Waktu itu Sunghoon berjanji untuk mengajak Zahra ke Keukenhof Tulip Garden di Amsterdam. Bertiga karena mereka tidak mengetahui bahwa anak mereka kembar waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME CHANGE OUR DESTINY | SUNGHOON 2 [END] ✓
FanfictionLET ME LOVE YOU SEASONS 2 Melewati berbagai rintangan yang terus membisikkan keraguan untuk hubungan mereka, Sunghoon perlu menekankan bahwa hubungan masa muda mereka yang secara tiba-tiba itu bukanlah hubungan biasa. Setelah semua yang Sunghoon da...