Hari ini Jin berada disekolah. Ia mengikuti arahan guru untuk masuk ke aula karena ada beberapa hal yang akan dibicarakan oleh pihak sekolah.
Seperti biasa mereka bertiga, Jimin, Namjoon dan Jungkook duduk bersama. Bersebelahan.
"Kook apa nanti akhir pekan kau sibuk?," tanya Namjoon.
Jimin hanya diam. Karena dia tadi habis dimarahi Namjoon karena tingkahnya yang susah diatur. Memang hanya Namjoon yang agak sehat dibanding dengan Jimin.
"Kurasa tidak. Aku harus menjaga toko paman Jeon."
Namjoon mengangguk paham. Walaupun sahabatnya masih berstatus sebagai siswa sekolah, tapi ia berusaha bekerja untuk dirinya dan juga sang Kakak.
"Bagaimana kalau kita nanti bantu Jungkook?," tawar Jimin.
Namjoon nampak menimang tapi ia mengangguk setuju. Mereka berdua adalah orang yang mudah bosan dan suka bermain, akan menyenangkan jika akhir pekan mereka bisa melakukan sesuatu yang lain.
"Emm itu..."
"Biar nanti Namjoon akan bicara pada paman Jeon."
Yang dipanggil namanya hanya melotot. Ia langsung menoyor ķepala Jimin karena menggunakan namanya untuk melalukan hal yang sulit.
...
"Ini untuk tagihan air dan juga listrik. Sisanya untuk makan dan SPP Jungkook."
Jin kini sedang menghitung uang gajinya bulan ini. Tidak lupa ia menyisihkan 2 lembar uang merah muda untuk ditabung.
Tatapan Jin beralih pada bungkusan obat yang kini sudah hampir habis. Uang genggamannya ia turunkan sejenak.
"Ah kurasa aku hanya akan membeli pereda nyeri saja," ucapnya lalu menyisihkan uang 50ribu untuk ia masukan pada kantung saku pakaiannya.
Setelah itu ia berdiri dan menyiapkan makan malam.
Jungkook belum keluar kamar karena ia terbiasa belajar di sore hari agar malam harinya ia bisa tidur dengan nyenyak.
Hanya ada 2 menu yang tersaji. Satu mangkuk sayur dan juga protein nabati tersedia. Terkadang ia sesekali membeli ayam atau daging untuk pertumbuhan Jungkook. Akankah nanti ia menjadi lebih tinggi darinya? Jin merasa malu jika itu terjadi. Cukup badannya saja yang kalah kekar, jangan tinggi badannya.
"Kookie yaa!."
Panggil Jin sambil merapikan meja makan. Tidak lama anak itu datang sambil berjalan lunglay.
"Kenapa?."
Tidak mejawab. Jungkook hanya menghela napasnya keras.
"Aku tidak bisa menebak dari suara napasmu. Ayo jelaskan ada apa?."
Perlahan Jungkook menegakkan badannya dan ia meletakkan kedua tangan diatas meja.
"Itu-- sekolahku akan direnovasi."
Jin tersenyum dan mengangguk. Ia paham arah pembicaraan ini akan kemana. Dengan senyum yang tulus ia berkata.
"Hebat!! Pasti nanti sekolahmu akan jauh lebih bagus. Tenang saja Hyung sudah menyiapkannya untukmu."
Terpaksa Jin berbohong. Ia baru saja menghitung hasil bulanannya dan itu pas-pasan untuk bekal dan makan sehari-hari. Jin belum bisa menerbitkan buku sekarang karena cerita nya masih banyak perbaikan. Sehingga pemasukkannya tidak begitu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Juga.. (JINKOOK)
FanfictionSeokjin dan Jungkook Kedua kakak adik yang saling menjaga dan bersama-sama hidup tanpa orang tua. Akankah orang tua mereka kembali? Akankah Seokjin dan Jungkook tetap bersama?