16. Crash

808 97 28
                                    

Seorang remaja dengan gigi gemerutuk sejak semalam berbaring diatas ranjang dengan ditemani kedua ora g dewasa. Ia meremat erat selimutnya dan sesekali meracau tak jelas. Hanya satu nama yang ia sebut sedari tadi

"Jin Hyung..."

Mereka hanya menatap nanar sang putra. Kemarin ia kembali kerumah dengan berderai air mata, masuk ke kamar dan mengunci dirinya sendiri. Sampai mereka menerobos masuk dengan kunci cadangan dan menemukan Jungkook tertidur gelisah dengan keringat bercucuran sebesar biji jagung di dahinya.

Saat diraba ternyata kulit itu sepanas ketel. Memang suhunya tinggi bahkan ia tidak bisa membuka matanya karena terlalu pusing.

"Jungkook bangun Nak.."

Seorang wanita yang telaten mengompres buah hatinya dengan handuk basah dan air hangat perlahan membangunkan Jungkook dengan lembut. Ia begitu khawatir karena Jungkook yang terus menutup mata.

"Sayang ayo bangun dulu, kau harus makan dan minum obat."

Ia masih berusaha membangunkan Jungkook sambil menggoyang pelan tubuhnya. Ternyata itu berhasil.

Jungkook mengerjap pelan, mencoba menetralisir rasa pening yang menghantam kepalanya, juga pandangan yang memburam langsung menyapa indra.

"Hyung.. maaf."

Ia tidak sadar. Halusinasi dan hanya melihat Jin disampingnya, bukan sang Ibu.

"Kenapa dia terus menyebut nama itu!? Aku bosan mendengarnya."

Woosan yang geram kini mulai marah. Sudah berjam-jam ia begini. Ia sendiri bingung harus bagaimana karena tidak ada Jin disampingnya.

"Apa aku harus menemuinya?," tanya Haesol.

Ia begitu prihatin karena Jungkook terus menyebut nama itu. Walau sebenarnya ia enggan membawa Jin tapi mau bagaimana. Jungkook sakit dan ia hanya ingin Seokjin.

"Eomma..."

Suara serak itu membuat Haesol dan Woosan menoleh bersamaan. Anaknya kini mulai bercucuran air mata, entah karena menahan sakitnya atau karena ingin sosok Seokjin.

"Eomma disini sayang... Kookie makan ya?."

"Jin hyung?."

Bukannya menjawab pertanyaannya ia malah balik bertanya.

Padahal kemarin ia sudah diusir dan dibentak tapi masih saja nama itu yang ia cari. Entah bukannya sakit hati ia malah merasa bersalah dan ingin meminta maaf karena membuat susah Hyungnya.

"Eomma akan membawanya, tapi Kookie harus makan dulu."

Jungkook mengangguk dengan senggukan.

"Katakan pada Jin Hyung.. K-Kookie minta maaf.."

Haesol tidak mengerti, mengapa Jungkook harus meminta maaf pada Jin?

Tangannya mengepal. Pasti ini adalah ulah Jin yang sampai membuat Jungkook demam tinggi. Kemarin karena Jin ia pergi dan menghilang, sekarang anak itu membuatnya jatuh sakit. Kesal Haesol.

"Chagi, kau jaga Jungkook. Aku akan membawa Seokjin kemari," ucap Haesol.

Ia pun mebyerahkan semangkuk bubur itu kepada Woosan dan mengambil tas serta menghubungi supir agar mengantarnya pergi menemui Seokjin.

Haesol tidak bisa mengendarai mobil.





...



Jin melamun diatas kasurnya. Ia masih memikirkan keadaan Jungkoom. Ia khawatir pada sang adik karena perasaannya tidak enak sejak kemarin malam. Namun ia malu untuk menghubunginya duluan.

Bawa Aku Juga.. (JINKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang