9. Bohong lagi

839 86 10
                                    

Langkah kaki itu begitu cepat sejak datang di ruang IGD. Menggendong seseorang yang tidak sadarkan diri dipunggungnya. Beberapa perawat yang menyadarinya langsung membawa brankar dan membantunya berbaring disana.

Mendorong brankar itu membawanya masuk kedalam dan menutup pintu.

"Maaf, anda harus menunggu disini."

Yoongi diam saat melihat perawat itu masuk dan menutup pintunya. Rasa lelah karena menggendong Jin yang pingsan baru ia rasakan sekarang. Sedari tadi hanya ada perasaan kalut dan takut.

Teringat kala sahabatnya tiba-tiba menelpon dipagi hari, saat dimana Yoongi masih terlelap dalam mimpinya.

Mendengar suara parau dengan ringisan dari sebeang telfon langsung menyadarkannya. Ia segera pergi bahkan melupakan rutinitas mandinya hanya karena Seokjin.

Begitu tiba ia disuguhi pemandangan Jin yang meringis memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis. Dirumah itu kosong, tidak ada adiknya yang biasa berada disana. Tanpa pikir panjang ia membawa Jin ke mobil, sayang saat diperjalanan Jin sudah kehilangan tenaga sekadar untuk menjaga kesadarannya.

Kejadian itu membuat kalut Yoongi. Jin yang biasa akan berkata bahwa ia baik, ia bisa, ia kuat, kini berada pada batasnya. Baru kali ini mendengar keluhan Jin yang kesakitan, begitu menyedihkan bahkan ia tidak bisa berbuat apa-apa untuknya.

Rasa lelahnya kian terasa. Ia mendudukkan dirinya dikursi tunggu. Tatapannya fokus pada ubin lantai bergaris. Diiringi tetesan air dari pelupuk mata kucing itu.





...




Detik jam terdengar dari penjuru kelas. Hanya ada keheningan disana. Bukan karena fokus dalam mengerjakan, melainkan karena guru yang mengawas sangat ketat dan garang. Tidak ada yg berani bergerak seinci pun keluar dari bangkunya.

Jungkook nyaman dengan ini, ia merasa tenang dan damai mengerhakan.

Sampai dimana ia meletakkan alat tulis diatas meja. Memegang dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang.

Tangannya gemetar, menyenggol pulpen dimeja sampai membuat benda itu terjatuh ke lantai.

"Siapa itu?."

Jungkook menoleh, Guru itu memandangnya sinis. Saat melihatnya mengambil benda jatuh, tatapannya berhenti dan kembali mengawas.

Ada apa ini?

Batin Jungkook.

Perasaannya begitu tidak enak. Apalagi mengingat Hyungnya yang sedang sakit dirumah. Rasanya ia ingin segera pulang dan melihat keadaan Jin.

Apakah ia sudah makan?

Apa demamnya sudah turun?

Begitu banyak perasaannya yang terlintas, namun ia ingat bahwa ia harus menyelesaikan soal-soal ini.

Lalu ia kembali menunduk san membaca semua soal, mengisinya dengan teliti.







...



Yoongi memandangi Jin yang masih tertidur setelah 1 jam lebih ia berada diruangan mendapat penanganan yang dirasa cukup lama bagi Yoongi.

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang berjas putih dengan menggantungkan stetoskop dilehernya masuk kedalam.

"Permisi."

Yoongi berdiri dari duduknya. Ia membungkuk sedikit. Merasa bahwa ia harus bersifat sopan ditempat lain.

Dokter yang bernametag Hoseok itu mendekat, memberikan satu amplop coklat yang diberi nama Kim Seokjin di lapisan pertama.

Bawa Aku Juga.. (JINKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang