Suasana hatinya buruk akibat adegan tadi yang begitu membuatnya kesal. Alhasil ia tiba dirumah dengan basah kuyup akibat hujan. Setelah memarkirkan motor maticnya. Ia masuk kedalam. Tidak ada sosok adik yang biasanya menunggu didepan rumah.
Dengan pakaian yang masih meneteskan air hujan, ia masuk. Lalu beranjak kekamar mandi untuk mengganti pakaian dan juga membersihkan dirinya.
Diliriknya meja makan, disana sudah terdapat beberapa lauk yang terbungkus plastik. Lalu ia memandang kearah pintu kamar yang tertutup.
Jin membukanya perlahan karena ia tau didalam sana, Jungkook sudah terlelap.
Denga posisi menyamping ia tertidur dengan tangan yang menjadi penyangga kepalanya. Sungguh ia terlihat 10 kali lebih polos dari biasanya.
"Apa jika mereka menjemputmu, kau akab pergi meninggalkan hyung disini?."
Ia sudah tau pasti tidak akan menerima jawaban apapun dari adiknya.
Apakah mereka masih ingat pada anak mereka yang menunggu 8 tahun?
Jin tidak peduli jika ia harus tinggal sendiri, namun suatu hari mungkin Jungkook akan lebih baik tinggal dengan mereka. Orang tua yang bisa memberi materi yang banyak. Bukan dirinya yang membuat Jungkook merasakan susahnya hidup.
Perutnya perih sedari tadi, padahal ia sudah meminum obat. Ia tidak merasa lapar sedikitpun, namun tetap ia paksakan dan berjalan menuju dapur untuk memenuhi nutrisinya.
Malam semakin dingin. Setelah makan ia tidur dengan dua lapis selimut agar menghangatkan dirinya.
...
Paginya Jungkook bangun. Tidak, kali ini bukan karena alarm paralel yang biasa berbunyi, tapi karena pergerakkan seseorang yang mengganggu tidur nyenyaknya.
Ranjang itu bergetar sedikit dan juga ia mendengar gemerutuk gigi yang beradu.
Jungkook menoleh, ternyata Kakaknya sedang menggigil sambil mencengkram erat selimutnya. Langsung ia terbangun dan menempelkan punggung tangan pada dahi Seokjin.
Panas.
Saat tangan itu menyentuhnya, alis Jin mengkerut gelisah.
"Dingin..", ucapnya dengan suara gemetar.
Sekarang masih pukul 4 pagi. Jungkok tidak tau ia harus apa. Namun ia ingat bahwa Hyungbya menyimpan obat di laci nakas. Segera tangannya terulur untuk mengambil pil ajaib itu.
Terkejut Jungkook kala ia melihat hanya tersisa beberapa butir obat, dan tabung obat yang biasa Jin minum sudah kosong tak tersisa. Ia menatap Hyungnya nanar.
"Hyung ireona.."
Dengan pelan Jungkook membangunkan Jin.
"Emmh.."
Jin melenguh dan membuka matanya. Pandangannya langsung berputar, bahkan Jungkook kini terlihat memburam.
"Sebentar Kookie.. disini dingin, hyung tidur dulu nee."
Hyungnya pasti masih setengah sadar. Langsung Jungkook mengambil sebutir obat yang masih ada disana lalu membantu Jin untuk duduk agar ia bisa minum obat.
"Panas sekali," ucapnya sambil merangkul Jin.
Setelah minum obat, Jin langsung kembali tertidur. Sementara Jungkook, ia kedapur untuk mengambil kompresan agar demamnya reda.
Jujur, ia merasa panik dan heran. Semalam ia tidak menunggu kehadiran Hyungnya karena ia ketiduran. Tidak disangka bahwa semalam hujan deras dan Jin datang dengan tubuh yang basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Juga.. (JINKOOK)
FanfictionSeokjin dan Jungkook Kedua kakak adik yang saling menjaga dan bersama-sama hidup tanpa orang tua. Akankah orang tua mereka kembali? Akankah Seokjin dan Jungkook tetap bersama?