25. Without say goodbye

1.1K 106 13
                                    

Kakinya berlari membuat suara kencang dari ujung parkiran menuju halaman rumah sakit. Ia biasa disini namun tetap saja rasanya begitu jauh walau ia sudah berlari.

Saat pulang sekolah ia baru mengecek ponselnya. Terdapat pesan dari Haesol yang tiba-tiba menyuruhnya ke rumah sakit. Ia tidak ingin mempercayai pikiran buruknya bahwa Seokjin yang berada ditempat menyebalkan ini lagi.

Sepanjang jalan menaik mobil milik Jimin ia terus merapalkan doa. Juga menghubungi Haesol maupun yang lain, namun sayang tidak satupun dari mereka menjawab pesan itu.

Ia panik dan Jimin dengan senang hati membantunya untuk bisa tepat waktu tiba di rumah sakit.

Rambutnya terkibas oleh angin, kakinya mulai melambat kala melihat satu brankar yang akan dimasukkan kedalam ambulans.

Pandangannya beralih pada Haesol dan Woosan yang masuk kedalam, ia semakin kencang mendekat.

Namun terlambat. Brankar itu sudah masuk bersamaan dengan Woosan yang ikut didalamnya. Haesol hanya memandangi saat mobil itu akan ditutup rapat.

"BERHENTI!!."

Suara menggema Jungkook membuat mereka yang berada disana menoleh.

"Mau dibawa kemana Hyungku!?."

Hampir saja pintu belakang mobil itu tertutup namun gagal karna suara milik Jungkook.

"Yeobo tolong jaga Jungkook," ucap Woosan.

Para tenaga medis disana langsung menutup pintunya.

"Tidak-- tidak! Mau kemana kalian!?."

Jungkook hampir mencegah mereka pergi namun Haesol segera memeluknya erat.

Ia tidak salah. Sudah benar-benar yakin bahwa yang didalam sana adalah Hyungnya.

"Jungkook tenanglah!."

Ia masih berontak bahkan beberapa orang disana ikut mencegahnya mengejar mobil ambulans yang semakin kencang menjauh keluar dari tempat itu.

"APA YANG TERJADI!? KENAPA KALIAN MEMBAWA JIN HYUNG!."

Ia melepas cengkraman mereka dengan brutal.

"Kookie tenang, Eomma mohon jangan bertindak gegabah."

"Bagaimana aku bisa tenang bahkan aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi!."

Ia marah. Marah karena dirinya yang terlambat membuka ponsel. Ia tahu bahwa Jin nya tidak baik-baik saja namun ia malah tidak ada disampingnya.

"Kau tenanglah dulu, nanti akan eomma jelaskan."

"Eomma bilang aku harus tenang? Eomma! dia adalah Hyungku yang merawatku saat kalian tidak disini! Dia orang yang kalian tinggalkan!! Apa eomma tidak menyayanginya sehingga bisa tenang seperti ini?."

PLAK

Tamparan keras mendarat di pipi kanan Jungkook. Itu adalah ulah Haesol. Ia menangis kala Jungkook mengatakan ia tidak menyayangi Seokjin.

"Eomma menamparku?."

Haesol bergetar, ia memandangi tangannya yang memerah akibat perlakuan itu.

Lubuk hatinya tidak pernah menerima pernyataan bagwa ia tidak menyayangi Seokjin. Ia sayang padanya, hanya saja hampir terlambat.

"Jadi tamparan ini yang dirasakan Hyungku sebelum Eomma menyesal?."

"KIM JUNGKOOK CUKUP!!."

Teriakan itu membuatnya terdiam. Sorot mata Haesol yang kesal dan juga marah mendominasi, namun ia juga menyadari bahwa raut kesedihan disana timbul kala tetesan air mata jatuh.

"APA KAU PIKIR AKU TIDAK TENANG!? HUKUM AKU SEMAUMU KOOKIE YA!! Tapi kau harus ingat bahwa Eomma mu yang brengsek ini begitu menyayangi Hyungmu!?."

Jungkook diam. Ia baru merasakan emosi yang meluap begitu besar datang dari mulut sang ibu.

Ia memandangi Haesol yang tidak tentu arah, terlihat bahwa ia kelimpungan atas tindakannya

"Eomma juga takut... eomma tidak mau kehilangannya. Tolong maafkan eomma, sungguh aku juga takut kehilangan Seokjin."

Lutut itu melemas mendarat di tanah, tangannya terulur menangkap kaki Jungkook yang masih dipakaikan seragam sekolah.

"Eomma.."

Jungkook terenyuh merasakan sentuhan itu. Ia terduduk menyamakan posisi dengan Haesol.

"Eomma maafkan aku, aku tidak sengaja membentakmu."

"Tidak! Aku memang pantas mendapatkannya."

Jungkook menyesal, ia tidak pernah mengetahui betapa terlukanya Haesol, ia hanya tersulut emosi karena ia tidak tahu apapun tentang Hyungnya.

"Seokjin harus dioperasi.." ucapnya lirih.

Mereka masih diposisi itu, Jungkook berusaha untuk tenang dan membawa Haesol ke kursi agar mereka bisa duduk dengan nyaman.

Ia bisa merasakan bahu Haesol yang bergetar dan juga pakaiannya yang terdapat noda darah.

"Apa yang terjadi?," tanyanya heran.

"Kecelakaan itu membuat Jin terluka bagian kepala. Aku tidak mengerti tapi jika tidak ditangani, seokjin... dia tidak akan selamat."

Jungkook diam. Yang ia tahu hanya Seokjin yang baik-baik saja. Ia mengetahui tentang hemofilianya tapi soal cedera itu, Seokjin sama sekali tidak memberitahunya.

"Kau boleh marah pada Eomma.."

Jungkook menggeleng. Ia menyadari bahwa Haesol tulus pada Kakaknya, bukan sekedar karena merasa bersalah, ia juga melihat bahwa gurat kasih seorang ibu terpancar disana.

"Kenapa aku tidak diberitahu Eomma?."

"Seokjin melarangnya. Dia menolak di operasi karena takut. Jin mungkin akan mengalami Mati otak atau amnesia. Seokjin tidak ingin Kookienya kehilangan sosok Hyung."

Jungkook merasa bodoh, ia tidak peka terhadap Hyungnya, bahkan Seokjin tidak sekalipun membagi beban yang ia pikul sendirian. Selalu menghadapinya sendiri.

"Sekarang Jin dibawa ke singapura untuk di operasi."

"Eomma.. Jin Hyung akan sembuh kan?," tanya Jungkook.

Amarahnya kini telah redam. Ia menyadari bahwa ia juga harus bersikap dewasa dan mampu menghadapi situasi ini walau ia sendiri tidak menerimanya.

Haesol mengangguk.

"Jin Hyung tidak akan meninggalkanku kan?."

Haesol mengangguk. Ia memeluk anak itu erat. Menyalurkan kekuatan padanya agar Jungkook tetap berdoa dengan harap mereka kembali dengan keadaan baik.

"Seokjin ingin Kookie sekolah yang pandai. Jadi ayo kita tunggu mereka sama-sama."

Padahal Seokjin tidak pernah mengatakannya. Tapi Haesol mengerti seorang Seokjin pasti ingin yang terbaik oleh adiknya. Walau ia harus berbohong tapi demi Jungkook, Jin pasti mengiyakan.

Lelaki muda itu masih memeluk Haesol erat. Ia tidak percaya dan masih membayangkan bagaimana ia melewati hari-harinya tanpa Seokjin.

Tanpa pamit ia pergi, tanpa sepatah katapun ia meninggalkannya disini. Hanya doa yang bisa ia panjatkan padanya, semoga kembali dengen keadaan baik baik saja.















TBC


1 PART LAGI TAMAT

Menurutku kalo 2 part terakhir hari ini disatuin itu gak jadi scene yg bareng:( jadi 3 kali up

Bawa Aku Juga.. (JINKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang