Tepat hari ini, hari Senin tanggal 12 Juli 2019, Karina diterima di perguruan tinggi yang ia impikan selama 3 tahun sekolah di Sekolah Menengah Atas. Dan hari ini pula hari di mana Karina dinyatakan lulus Sekolah Menengah Atas.
Sudah banyak siswa yang berkumpul di lapangan. Tentu saja pasti ada Yujin, Ryujin, Ningning katanya mereka ingin mengucapkan selamat atas kelulusan kakak kelasnya itu lalu ada Minju, Giselle dan Lia juga. Ah, keberadaan Winter? Bisa diliat nantinya.
Banyak sekali ucapan selamat atas kelulusan untuk Karina, dari orang dekat bahkan sampai orang-orang yang hanya sebatas 'kenal' pun mengucapkannya. Kalo Winter? Dia pasti nomor satu soal Karina, ia sudah mengucapkan duluan.
Mamah Karina bangga atas kelulusan anaknya, kalo soal papahnya untuk hari ini papahnya tidak bisa pulang dari luar kota tetapi tadi ia sudah menelpon papahnya melalui Videocall. Kini mereka bersiap berfoto keluarga sambil memegang bunga.
"Sel, minta tolong fotoin dong." Karina memberi handphone nya lalu meminta tolong pada Giselle untuk mengambil foto dirinya dan mamahnya, untuk dijadikan kenang-kenangan.
"Satu... Dua... Tiga... Senyum." Giselle memulai mengambil gambar, tertampang jelas bahwa Karina tersenyum bahagia bersama mamahnya. Walaupun hanya bisa merayakan kelulusan bersama mamah, Karina tak terlalu sedih yang penting papahnya sudah mengucapkan selamat untuknya.
Tak cukup waktu lama, Giselle mengambil gambar.
"Sayang nya Tante, selamat ya... Tante seneng banget liat kamu udah lulus gini." Ucap Joy, ia datang ke hari kelulusan Karina.
"Iya Tante sama-sama. Oh iya, aku mau ketemu Winter, aku kangen banget sama dia." Karina bersemangat kalo sudah bahas soal Winter. Ah, dia sudah tidak sabar ketemu sang pemilik hatinya, sudah berapa lama ia tidak bertemu, mungkin sudah sekitar 3 bulan? Karena Karina harus menyiapkan ujian untuk masuk perguruan tinggi makanya ia 3 bulan terakhir ini tak bisa bertemu Winter.
"Tante, aku boleh peluk tante?" Joy terdiam sebentar, lalu menjawab dengan anggukan dan senyuman, karena telah mendapat jawaban Karina segera memeluk Joy dengan erat, Joy yang dipeluk merasa terharu sekaligus bangga.
"Mah, Mamah pulang duluan aja, aku mau ketemu Winter dulu, jadi ga langsung pulang ke rumah." Karina memang sudah berniat akan bertemu dengan Winter, dia mau memberi tahu kalo ini hari kelulusannya.
"Iya sayang, kamu hati-hati ya. Kalo gitu mamah pulang duluan bareng tante Joy." Irene, Mamah Karina memilih pulang duluan meninggalkan Karina yang akan bertemu Winter.
Setelah mengantar mamahnya dan tante Joy ke parkiran, Karina memilih untuk bergabung bersama anak-anak lainnya.
"Kak, selamat atas kelulusan lo. Winter pasti bangga sama lo." Ucap Yujin.
"Iya kak, selamat ya. Gue bangga banget sama lo. Lo hebat." Ryujin mengacungkan jempol nya, bersemangat memberi pujian untuk kakak kelasnya.
"Kak Rina, congratulations. Ah, semoga lo bisa jadi mahasiswa yang baik di perguruan tinggi nanti." Ningning tak kalah dengan teman-temannya, ia juga memberi ucapan selamat.
Karina tersenyum manis, berterimakasih kepada Yujin, Ryujin dan Ningning. Lalu berpamitan kepada teman-temannya dirinya akan pulang duluan, sesuai tujuan sejak awal ingin bertemu Winter.
•
•
•
Kini Karina membawa bunga yang harum ditangannya, berjalan melewati pepohonan tak lupa banyaknya batu nisan bernama sepanjang jalan, tempat itu sunyi seperti hanya ada beberapa manusia saja di sana itupun datang hanya untuk berziarah. Tempat itu, pemakaman umum.
Karina mendatangkan makam gadis yang ia cinta, Winter Kim. Berbeda dengan sekitar 4 bulan yang lalu dimana Karina datang ke sana dengan keadaan mata bengkak, seperti orang dengan tangisan yang tak bisa ditahan, pasalnya itu hari tepat dimana Winter dinyatakan pergi untuk selamanya. Kini lihatlah dirinya datang dengan senyum manis dan bahagia, ia sudah ikhlas dengan semua keadaan ini, dimana Winter gadis yang ia cintai pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.
"Hai, sayangnya kakak." Karina mendudukan dirinya tepat disebelah batu nisan, Winter.
"Kamu apakabar? Aku minta maaf, 3 bulan terakhir ini ga bisa ngujungi kamu. Padahal aku janji setiap bulan, walaupun sekali setidaknya aku harus ngujungi kamu." Usapan lembut pada batu nisan yang tertulis bernama Winter.
"Eum, kamu tau? Aku punya kabar baik buat kamu sekaligus kabar bahagia. Aku hari ini lulus! dan yang harus kamu tau? Aku keterima di perguruan tinggi yang aku mau, UGM."
"Kalo kamu masih ada di dunia ini, kamu pasti bakal peluk aku. Kamu pasti bakal jadi orang nomor satu yang bakal ngucapin selamat ke aku, kamu pasti jadi orang yang paling bangga sama aku dan kamu bakal cium, peluk aku. Tapi sekarang semua itu cuma jadi harapan aku aja." Karina tersenyum kecut, lalu dirinya melanjutkan mengobrol bersama Winter.
"Aku tau tuhan itu sangat baik, buktinya doa aku selama ini didenger sama dia, aku keterima di UGM. Tapi kamu tau? Tuhan lebih sayang sama kamu, dulu kamu kesakitan, tuhan tau. Makanya tuhan ngambil kamu duluan, biar kamu ga ngerasain kesakitan lebih lama."
"Awalnya pas kamu pergi duluan, aku marah sama tuhan, aku kacau. Tapi nyatanya tuhan membuktikan bahwa jika kamu bertahan, kamu lebih ngerasain sakit sejadi-jadinya." Lanjutnya.
"Di surga indah bukan? Pacar kakak pasti lagi bahagia banget di sana, apalagi kamu udah ga ngerasain sakit pusing atau apapun yang berhubungan dengan penyakit kamu." Tak sadar air mata Karina lolos begitu saja, sebegitu rindunya kah dia sama gadis kecil yang ia cintai?
"Dulu pas kamu dinyatakan bener-bener ninggalin kakak, kakak hancur banget, Win. Seperti yang kamu bilang kita ini semesta dan penghuninya, semesta kalo ga ada penghuninya itu kosong. sama kayak kakak, Win."
"Padahal aku udah janji, kalo ketemu kamu aku ga bakal nangis. Sekarang aku bohong sama kamu, maaf, maaf aku nangis. Aku gagal, Win." Karina melihat jam, ternyata sudah pukul set 5 sore. Ia harus kembali ke rumah, mamahnya akan mencari dirinya jika malam-malam belum pulang, pasalnya ini hari kelulusan.
Karina buru-buru menyerka air matanya. "Asal kamu tau, Win. Aku masih sayang sama kamu, Karina masih sayang sama Winter sampai kapanpun."
"Kakak balik dulu, ya? Setelah ngurus pendaftaran buat masuk universitas nanti, kakak pasti bakal lebih sering-sering ketemu kamu." Karina segera berdiri menepuk celana yang kotor karena terkena tanah.
"Pas di pantai beberapa bulan yang lalu kamu bilang ke aku, kamu kembali ke rumah dan rumahnya itu aku. Tetapi sekarang kamu beneran kembali ke rumah asal kamu, tuhan. Ah, back home." Dilihatnya batu nisan itu secara seksama.
"Aku pamit, ya? Tidur yang nyenyak, sayang." Karina berbalik badan lalu berjalan pelan di bawah pohon rindang, diantara batu nisan dan udara sore yang dingin.
Kini hanya tersisa batu nisan di bawah pohon sejuk dan dipenuhi daun yang gugur berjatuhan, batu nisan itu yang tertulis nama, Winter Kim.
END
Hai readers, makasih banyak yang udah mau baca cerita Back Home ini, apalagi yang udah bantu vote dan komen. Aku harap kalian suka dengan alur yang aku buat. Maaf banget kalo ada kesalahan dalam penulisan kata dalam cerita ataupun banyak typo dalam cerita ini, karena ini karya pertama ku jadi aku masih belajar dalam penulisan ataupun penentuan alur. Makasih semua! ^^
Sampai bertemu dicerita selanjutnya!!
Jujur deg-degan banget mau up endingnya :((
Btw lagu yang cocok buat endingnya apa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
back home ; winrina✔
RandomWinter yang lawak, Karina yang galak. "Kita sampai disini aja." kalo kata Karina mah. ©hiuother, 2021