Kalian pasti ngira ini bakal end ya? oh jelas, masih banyak part yang menunggu di publish! jadi jangan stop baca dulu, okey?
Aku usahain setiap part-part nya ga bisa kalian tebak deh..
SELAMAT MEMBACA!
***
Biancha tertidur di samping kasur Alvin. Sahabat-sahabat Alvin juga tertidur di sofa ruangan Alvin. Sedangkan Alvin, ia justri tidak tidur. Alvin tidak lepas memerhatikan gadis yang tertidur di kursi samping kasurnya.
"Maaf.. " ucap Alvin secara tiba-tiba.
Alvin kenapa?Biancha tipikal gadis yang mendengar suara sedikit, akan langsung terbangun. Mendengar Alvin yang berbicara, Biancha mulai bergerak, membuka matanya perlahan.
"Hm? a-apa?" ucap Biancha dengan mata setengah terbuka, tubuhnya sudah tegak. "Argh! " Biancha meregangkan tubuhnya. Ia mengucek kedua matanya."Kenapa, Vin? ada yang mau aku bantu?" ucap Biancha setelah mengucek matanya. Mata Biancha masih sayu karena baru saja bangun tidur.
Alvin menggeleng pelan
"Engga, jalan-jalan yuk? aku bosen. " ucap Alvin menampilkan senyum tipis.Biancha mengangkat alis "Kamu emang udah gapapa? temen temen kamu gimana?" ucap Biancha mengerutkan kening.
"Aku udah gapapa, kalo mereka, mereka bisa disini dulu, " ucap Alvin yang langsung diangguki Biancha. "Yaudah, aku bantu berdiri yak.." Biancha segera membantu Alvin beranjak dari kasur kemudian mengambil cairan infus Alvin untuk dibawa.
"Bentar, aku mau bangun mereka dulu, " ucap Alvin berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya yang tertidur lelap. Biancha mengikutinya dari dekat karena memegang cairan infus Alvin.
"Woi! " teriaknya.
"ALLAHUAKBAR! IYA! IYA! SAYA TOBAT! MAAP!!" ucap Deka terloncat kaget mendengar teriakan Alvin.
"Heh! gue keluar dulu, bentar." ucap Alvin ketus."Iyak, iya iya suka suka lu aja.." Deka kembali menyenderkan tubuhnya di sofa dan tertidur kembali. Di antara mereka semua, yang terbangun karena suara Alvin hanyalah Deka. Sisanya tidak merespon ataupun terbangun.
Alvin berbalik mengarah ke Biancha "Yuk?" ucapnya menaikkan alis
"Hati-hati, lho! " ucap Biancha mengerucutkan bibirnya.
"Iya..." balas Alvin lembut. Mereka turun ke lantai 1, menuju taman.
Di tengah perjalanan menuju taman, Alvin dan Biancha menghentikan langkah, ketika melihat kedua orang tua Ghaisan yang baru keluar dari salah satu ruangan dengan kondisi air mata mereka yang mengalir deras membasahi pipi.
Alvin menatap Biancha yang menatapi kedua orang tua itu, ia tahu bahwa Biancha lupa.
"Cha? hey..." Alvin memutar tubuh Biancha menjadi menghadap padanya. "Hm?" Biancha mengangkat alis "Kenapa? ""Kamu liat? kedua orang tua disana?" ucap Alvin sambil menoleh ke arah kedua orang tua Ghaisan.
Biancha mengangguk "Liat, kenapa? mereka kenapa ya? kayaknya sedih banget.." ucapnya. Alvin menghembuskan nafas panjang
"Aku jelasin di taman ya?" ucap Alvin yang diangguki Biancha.***
"Eeehh" ucap Alvin sambil menirukan gaya hampir terjatuh. Ia sengaja, memancing rasa khawatir Biancha. Dengan sigap, Biancha segara meletakkan tangan kanannya di pinggang belakang Alvin dan kanan kiri masih memegang cairan infus Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin abasya (REVISI)
RomanceAlvin Abasya,sering di panggil Alvin merupakan ketua dari geng motor bernama 'Ravagos' . Alvin memiliki sifat yang dingin,cuek dan tidak pedulian.Namun,justru sifat itu yang memikat hati para wanita di sekolahnya. Alvin di kenal bukan hanya karena k...