Baby 'Berudu'

5.5K 563 120
                                    

Hai! maaf kalo banyak typo karena ini baru nulis banget..

Author sengaja kasih cepet lahirnya, biar kalian ga bosen. Oke!?

*Maaf bila mungkin ada kesamaan dari sudut apapun itu, tapi author yakini bahwa tulisan ini sama sekali gak ada niatan untuk plagiat dari author lain ya..

SELAMAT MEMBACA!

***

8 bulan tersisa telah berlalu. Hingga tiba dimana hari Biancha akan melahirkan. Selama 8 bulan tersisa itu, Clara tetap selalu menggoda Alvin, namun hal tersebut tidak di hiraukan Biancha. Karena menurutnya, selagi sang lelaki tidak tergoda, itu tidak perlu di permasalahkan.

Pada awalnya, Biancha dan Alvin datang kerumah sakit hanya untuk mengecek kandungan. Namun dokter berkata bahwa prediksi terkuat, bahwa Biancha akan melahirkan tepat di hari ini juga. Mengetahui bahwa Biancha akan melahirkan tepat di hari ini, Alvin dengan cepat memberi kabar kepada keluarganya juga keluarga Biancha. Setelah memberi kabar, kedua orang tua Alvin dan Biancha datang ke rumah sakit itu.

Kini Biancha sudah ada di dalam ruangan persalinan, terdapat Alvin pula yang menemani Biancha.

Alvin menggenggam erat tangan Biancha, ia sungguh merasa tak tega melihat Biancha yang merintih kesakitan.

"Alvin...." rintih Biancha menatap lirih pada Alvin.

Alvin tersenyum, ia mengangkat alis mengartikan "Apa?".

"Aku t-takut g-gak kuat..." rintih Biancha meringis menahan rasa sakit.

Alvin tampak berpikir sejenak, "Mau operasi aja, sayang?" Alvin mengecup tangan Biancha yang sudah ia genggam erat sejak tadi.

Biancha teilhat bingung untuk menjawab. Karena sudan pasrah, Biancha melirik ke arah dokter untuk meminta jawaban yang terbaik untuk kondisi nya saat ini.

"Jika saya lihat, kegiatan melahirkan ini masih bisa dilakukan secara normal," ucap Dokter Rani. Dokter yang memang sudah di percayai keluarga Alvin maupun Biancha.

Biancha menatap Alvin, ia tersenyum tipis melihat Alvin yang nampak sangat khawatir. "Gapapa.." ucap Biancha lembut dengan suara lirihnya.

Alvin menghembuskan nafas panjang, ia menoleh ke arah dokter Rani. "Lakukan yang terbaik." ucap lelaki itu.

Dokter Rani tersenyum dan mengangguk pelan. Dokter Rani memposisikan dirinya didepan kaki Biancha.

"Nah, sekarang perlahan sudah mulai bisa, tarik nafas kemudian buang ya.. " Arahan dari dokter Rani yang di tujukan pada Biancha.

Biancha berdesis ngilu bercampur dengan rasa sakit yang sangat amat sakit. "Vin... g-ga kuat," ucap Biancha dengan nafas yang sudah mulai tak beraturan.

"Kuat.. coba lagi ya, sayang?" ucap Alvin yang semakin erat mengenggam erat tangan Biancha.

Alvin berulang kali mencium tangan Biancha yang ia genggam, menghapus keringat yang membasahi wajah manis Biancha.

"Uuugh! ssh!  Vin.." lagi - lagi Biancha menjatuhkan kepalanya.

"Ayo! sedikit lagi!" ucap Dokter Rani melebarkan senyum melihat bayi yang sedikit lagi keluar.

"Uuughh! Alvin, g-gak kuat.." ucap Biancha yang nafasnya tak beraturan akibat kelelahan.

"Ayo! sedikit lagi!" ucap Dokter Rani mengucapkan hal yang sama.

Alvin abasya (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang