Rencana B

2.5K 329 150
                                    

Halo halo semua! 

Maaf baru up lagi nih.. semoga suka ya. 

SELAMAT MEMBACA! 

Alvin membawa Biancha ke taman untuk menjauhi gadis itu mengetahui yang sebenarnya sedang terjadi. Alvin menengok ke arah belakang terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Walau sebenarnya yang akan di bicarakan bukanlah hal yang private. Namun tetap saja Alvin tidak ingin bila ada orang lain selain ia dan Biancha. 

"Kenapa sih?" ucap Biancha mengerutkan kening. Ia menepis dengan pelan tangan Alvin yang semula menggenggam tangannya. 

Alvin menoleh, ia menatap Biancha lalu menaikkan kedua alis. "Hm? enggak kok gapapa" ucap Alvin tersenyum canggung sambil sesekali menengok ke arah belakang. 

Biancha semakin penasaran, mengapa lelaki dihadapannya ini terus-terusan melihat kearah belakang. Dan sifatnya terasa aneh bagi Biancha, tidak seperti biasanya. 

"Vin?" panggil Biancha. 

Alvin menengok, ia tersenyum tipis "Hm?" jawabnya. 

"Kamu sembunyiin tentang sesuatu ke aku?" ucap Biancha menaikkan satu alis.

Alvin mengerutkan kening, "Maksud kamu?" ucapnya heran. 

"Iya, tadi di atas aku ga ngeliat Fauzan sama sekali. Terus kalian dalam keadaan raut muka emosi semua. Kenapa sih?" balas Biancha mengerutkan kening. 

Alvin menaikkan kedua alis lalu menggeleng pelan, "Gak, kamu ga perlu tau. Ga penting untuk sekarang." ucapnya memasukkan kedua tangan kedalam kantung celananya. 

Biancha mengerucutkan bibir lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Oke fine" ucapnya menaikkan satu alis. 

"Udah sekarang kamu pulang. Aku pulangnya agak telat," Ucap Alvin mengelus pelan puncak kepala Biancha. 

Biancha menaikkan kedua alis sambil menatap Alvin, "Oke." ucapnya yang segera berjalan lebih dulu dibanding Alvin, menuju lantai atas untuk menemui Ghaisan. Karena ia berangkat bersama Ghaisan, maka pulangpun harus bersama Ghaisan. 

Jangan bilang kalau ini buat Fauzan luka parah? are you kidding me?!  batin Biancha. Gadis itu menggeleng kepala dengan cepat lalu berlari menuju lantai atas, membuat Alvin tertinggal di belakangnya. 

"Kenapa?" ucap Alvin pada diri nya sendiri saat melihat Biancha berlari memasuki lift. 

***

Ting! 

Terdengar suara lift yang baru tiba. Setilha pintu lift terbuka, Biancha langsung melangkah keluar dengan gaya jalan seperti anak kecil. Ia berjalan menuju Ghaisan yang sedang duduk di samping Jordi, dengan raut wajah yang juga sudah sedih.

Biancha menghampiri Ghaisan. 

"San? ada apa?" ucap Biancha tersenyum tipis lalu mengedarkan pandangannya ke arah lelaki yang lain untuk meminta jawaban. 

Ghaisan mendongak, ia menatap Biancha dengan sayu "Cha? lo gata--" Belum sempat Ghaisan melanjutkan perkatannya, Alvin lagi-lagi datang di waktu yang pas. 

"San, stop." ucapnya langjung berdiri di samping Biancha sambil menggeleng pelan kepada Ghaisan. 

Ghaisan mengerutkan kening, "Kenapa Chaca ga boleh tau, Vin?" ucap Ghaisan pada Alvin.

Namun Alvin tak menghiraukan. 

Biancha menghembuskan nafas panjang, raut wajah yang semula senang, kini menjadi misterius. Biancha tampak berbeda. 

Alvin abasya (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang