Author's Note : Warning, ini pendek banget. Maaf maaf maaf ya. I got writer's block-_- But I promise the next part bakalan lebih panjang. HAPPY READING! And... Dont forget to VOMMENTSWith love, Zhaza.
DAY 3
Justin's Point Of View
06.00AM - LA
Suara berisik itu membangunkanku. Crap. Semakin lama aku mengabaikan suara itu, semakin keras terdengar. Siapa sih, yang kurang kerjaan mengetuk pintu kamarku sekeras ini? Saat kulihat jam di meja kecil di sebelah ranjang, aku langsung terduduk.Holly cow!
Bagaimana bisa aku lupa akan janji interview dengan anak-anak hari ini? Arrggghh.
"Wait up! I'm coming! Just... Godammit! Stop knocking my door. I'm coming," seruku seraya berjalan agak gontai ke arah pintu kamar. Begitu kubuka pintu kamarku...
"Who do you think you are? Knocking my door so freaking loud? Hm?" marahku pada gadis ini. Belum sehari ia tinggal di mansionku, dia sudah berani mengusikku pagi-pagi begini.
"Your Mom asked me to wake you up. Well, you should thank me, because if it wasn't because of me, you'll be late to go to the interview." ucapnya menyombongkan diri. Geez. Kalau saja dia bukan keponakan Carin, mungkin aku akan...
"Justin! Oh my... Justin, you should get ready for today." Tiba-tiba Carin muncul dengan reaksi paniknya yang khas. "Oh come on, Justin. Can you just... Help me? Go take a bath and we're waiting for you downstairs," tambahnya sebelum berlalu meninggalkan aku dan gadis menyebalkan ini di depan kamarku.
"See? She looks like a monster when she freak out. Womens. You better get ready, Bieber." ucapnya. Kemudian ia pergi begitu saja tanpa meminta maaf padaku karena telah mengetuk pintu kamarku dengan begitu kerasnya.
Akhirnya, aku memutuskan untuk membersihkan diriku. Bersiap-siap untuk hari ini. It's gonna be fun. I'm going to see some kids. Usai mandi, aku segera ganti baju. Karena ini bukan interview formal, aku memutuskan untuk memakai T-Shirt putih polos dipadukan dengan kemeja kotak-kotak merah dan beanie di kepalaku. Tak lupa juga aku memakai jeans dan sepatu supra andalanku. Setelah berkaca sekali lagi, aku pun keluar kamar dan bergegas turun ke bawah untuk bersiap-siap dan sarapan pagi.
Carin rupanya tidak bercanda dengan perkataannya tadi. Scooter, Ryan Good, Kenny, dan juga Fredo telah menungguku.
"There he is. The superstarrrrr!" seru Ryan Good. Lama aku tak berjumpa dengannya, dia semakin gila saja. Well, kegilaannyalah yang membuatnya menjadi salah satu anggota Bieber Crew favoriteku. Ia berlari memelukku. Kubalas pelukan hangatnya itu.
"I'm so sorry for what happened in Indonesia, man. I heard about that girl. She's strong. But I'm so proud of you. And......... Now..... YOU'RE BACK!" Sekali lagi, ia menghujamku dengan pelukannya. Wow. Kau takkan bisa membayangkan bagaimana rasanya memiliki Ryan Good dalam hidupmu. He's amazing.
"Stop with that cute moment guys, breakfast is ready!" Seru Mom yang membawa nampan diikuti beberapa pelayanku yang melalukan hal serupa. Kami semua berkumpul di meja makan. Begitu aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling meja. Kemana gadis itu?
Wait. Kenapa aku justru memikirkannya?
"Justin?"
"Yes, Mom?"
"Could you please call Cassie?" tanyannya Mom lagi.
"But, why me?"
"Because I want you to, Boy." ujar Mom. Haaaahhhhhh sebelum aku diomeli dengan sejuta kata-katanya itu, aku bergegas pergi menuju kamarnya.
"Hey! Stupid girl! Open the door! We're gonna have breakfast together. Get your lazy ass downstairs!" seruku. Tak ada jawaban. What the hell is doing right there? "Stupid girl!" ulangku sambil mengetuk pintu beberapa kali.
Akhirnya, karena tidak sabar, aku putuskan untuk masuk saja ke kamar tamu ini. Keterkejutan melandaku, saat teriakan Cassie terdengar. Sebelum teriakan itu lebih keras, aku segera membungkam mulutnya dengan tanganku dan meraih pinggangnya lebih dekat dengan tubuhku.
"What are you doing? Don't scream! Why are you screaming?" Saat ia berhenti meronta, perlahan aku melepaskan peganganku dari tubuhnya yang ramping itu.
"Because you open the door when I just come out from the bathroom and I was about to change my clothes! God, Bieber you scared me! And what the hell are you doing here?" Kupandangi dia yang masih terbalut oleh baju mandi.
"First, this is my house, Miss Stupid. Second, we're waiting for you downstairs, we're going to have breakfast. You better change your clothes now,"
"Okay. But Bieber, since I need to change my clothes, you have to get out," ujarnya.
"Well, I beg to differ, Miss Stupid. This is my house, so..." godaku. Ia tampak marah. "Okay. Fine! I'll go."
Sebelum aku meninggalkan pintu kamarnya, aku berkata, "Nice ass, Miss Stupid. Bieber likes it,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission In 40
FanfictionWARNING: Beberapa part sudah diprivate secara acak. Ketika seorang gadis yang telah meninggal dihadapkan pada sebuah misi. Entah bagaimana jadinya bila ia harus membantu seorang megastar, Justin Bieber menemukan cinta sejatinya sementara ia benar-be...