14 - Accepting the Deal

1.6K 69 8
                                    


Please read author's note at the end of this part.

Justin's Point of View

Aku sudah menunggu hampir tiga jam di depan kamar Cassie. Namun dia tak juga keluar, sampai akhirnya waktu makan malam tiba, dia akhirnya keluar juga. Dan ia terkejut saat melihatku bersandar di samping pintu kamarnya.

"Justin? What are you doing here? You've been here all the time?" tanyanya.  Sekarang, justru aku merasa aneh saat dia bicara kembali padaku. Aku pun berdiri dan menghampirinya.

"Ya, aku menunggumu keluar. I want to say sorry. I swear, I really come to your school but you were not there." Cassie hanya menatapku dalam diam. Aku rasa aku memang harus bicara jujur.

"Okay, I admit that I was out with Selena. We went shopping and I forgot about you. I'm really sorry. I just realized that you could have lost if you were alone. I owe you big time, Cassie." Ujarku, namun tak ada jawaban dari Cassie. Aku rasa dia benar-benar kesal saat mendengar nama Selena. Aku mengaku karena aku sudah berjanji untuk berlaku baik padanya.

"I already forgive you, Justin. So, chill." ujar Cassie pada akhirnya.

"Tomorrow, I will tell Dustin, my new bodyguard to drop you at school because I just can't do that every day, you know? I have business to take care..."

"Right, I understand. You're the Justin Bieber and you have a lot of things to do instead of drop me at college. I get it."

Setelah itu, Cassie meninggalkanku yang masih berdiri di depan kamarnya. Dan aku baru sadar kembali kalau ini waktunya makan malam saat aku mendengar suara Mom yang memanggilku dari lantai bawah. Aku bergegas turun menuju ruang  makan. Dari tangga aku bisa melihat hanya Mom dan Cassie di sana. Ya, sejak hari libur, Alfredo kembali ke tempat tinggalnya, dan di sinilah kami bertiga bersama beberapa pelayan yang membantu pekerjaan rumah.

"Justin, you okay? You look tired, Honey." ujar Mom sambil meraba wajahku. Aku menatap Cassie sekilas, sepertinya dia sedang menertawakanku dalam hati ketika melihatku diperlakukanku seperti anak-anak. Karena aku malu pada Cassie yang menatapku, aku menepis tangan Mom dari wajahku dan meyakinkannya kalau aku baik-baik saja.

"Justin, everyone is enjoying the day off, and you need to take a rest too. I heard you out with Selena today. I'm okay with that, but please don't forget about your condition."

"I am alright, Mom. Please, stop it!" nada suaraku semakin meninggi, aku merasakan tangan Mom yang memegang lenganku ikut menegang. "I'm sorry," lirihku. Seluruh ruangan hening, Cassie hanya melontarkan tatapannya yang tidak setuju dengan apa yang barusan kulakukan. Karena tak tahan berlama-lama berada di meja makan, aku segera beranjak dari kursi yang kududuki dan berjalan ke kamar.

Tak berapa lama, setelah aku menutup pintu, aku melihat Dania duduk di atas tempat tidurku. Aku harusnya tahu kalau dia tidak akan benar-benar pergi begitu saja. Dia pasti akan tetap kembali kapanpun. Di saat aku membutuhkannya atau tidak, seperti sekarang ini. Ya, aku sedang tidak membutuhkannya.

"Pergilah, aku ingin sendiri." ujarku dengan suara rendah.

"Cassandra sudah memiliki teman baru. Aku mohon jaga dia,"

"Sorry, but I'm not her bodyguard. Stop making up another drama. Cassie pasti tahu mana yang baik dan buruk untuknya,"

"Tidak ketika dia berubah perasaannya, ketika dia menyukai temannya sendiri. Lihat dirimu, apa kamu sendiri sudah bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk? Yang kulihat selama ini, justru kamu sering mengabaikan nasihat dari orang terdekatmu," ucap Dania sebelum kembali menghilang dari hadapanku. Entah apa maksud perkataannya, yang jelas saat ini aku harus segera bersiap untuk pergi lagi malam ini dan melupakan perkataan Dania.

Mission In 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang