2 - You Wish

5.2K 183 11
                                    

16 Maret - "Te Amo"

"So, you are back," ujarku pada pemuda berkulit putih yang jangkung ini."

"Hi," sapanya.

"Mau membeli buku lagi?" tanyaku. Kali ini Justin hanya menggeleng pelan. "Then why are you here?"

"I just want to see you, and listen to your story," jawabnya. "Aku pikir kau kapok kudatangi lagi. Kemarin menghilang begitu saja." Gerutunya kesal, aku hanya tersenyum.

"I got something to do yesterday. Sejujurnya, aku agak takut waktu kau masuk ke sini, cara berpakaianmu itu." Kupandangi Justin dari bawah sampai atas. Cara berpakaiannya masih sama seperti kemarin.

"This is called a camouflage, you know." Aku hanya terkekeh mendengarnya. "Aku memang harus seperti ini, bisa-bisa seluruh Bali tahu kalau aku di sini kalau aku nggak menyamar." Jelasnya lagi.

Justin kemudian berkeliling melihat buku-buku yang tertata rapi di rak. "Kenapa tidak memperkerjakan karyawan saja? Tempat ini terlalu besar, kalau hanya di atur oleh satu orang." Tanyanya.

Aku menghampiri Justin, dan menjawab "Sebenarnya tidak hanya aku saja, tapi ada Yoda, Nenek dan Kakekku juga kadang kemari. Nenek pernah punya pengalaman buruk dengan karyawannya."

"Oh ya? Jadi itu alasannya kenapa Nenekmu hanya memperkerjakan orang-orang terdekat, ya." Aku mengangguk. "By the way, who is Yoda? Is he your boyfriend? Dia laki-laki yang menggantikanmu kemarin, kan?"

"Ya. Tapi dia bukan pacarku." Seketika, Justin langsung tersenyum lega. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Amen." Gumamnya dan aku mendengar itu.

"Amen what?"

"Nothing. I'm just saying." Katanya. "Ehm, now can you tell me more specific about yourself?"

"Well, I don't know you so,"

"Alright, let's just make it easier, Dania. You don't know me, I don't know you. We can get to know each other starts from now."

Justin benar. Tapi kurasa ini masih belum saatnya untuk terlalu terbuka.

Akhirnya, aku berusaha mengalihkan topic pembicaraan kami. "So, how's your album? And... Your career?"

"It's gonna be out in June." Jawabnya santai.

Aku membulatkan mulutku, membentuk huruf 'O', tanda mengerti ucapannya barusan. "The last time I checked, as an artist, or I should call you a superstar, you gotta do promo and stuffs before you release your album. But why are you here? What's bring you to Bali?"

"Well, make sure you're not going anywhere. Because it's, uhm... Kinda take your time to-"

I cutted him off, "Just tell me,"

"As you know, I've finished my world tour this year earlier so, I think I need to break for awhile before my album got released."

I know Bali from my Road Manager, Kenny. He's addicted with Indonesian thingy. He taught me to speak Bahasa too. That's why I can speak Bahasa fluently. That's because of Kenny, y'know" terangnya panjang lebar.

"For your information, I've been spend my day in Bali before, when I held My World Tour last year in Indonesia. Me and my crew had a very special secret day here." tambahnya.

"Really?" ucapku spontan dengan nada tak percaya. Bagaimana bisa aku tidak tahu? Wait, tapi memang tahun lalu aku belum tinggal di Bali. Pantas saja. Akhirnya, yang terjadi justru bukan aku yang menceritakannya soal buku-buku yang sudah pernah kubaca, melainkan Justin yang menceritakan hari spesialnya selama di Bali waktu itu.

Mission In 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang