DAY 15
Justin's Point of View
Masih pukul 10 pagi handphoneku sudah diramaikan oleh panggilan dan pesan dari Selena. Aku memang janji seharian ini akan bersamanya supaya berita tentang kita berdua bisa dimuat di media sebagai headline untuk hari ini. Tapi ini masih terlalu pagi. Bahkan aku belum sarapan pagi. Aku bergegas mempersiapkan diri, sebelum akhirnya turun untuk sarapan.
Pagi ini karena aku tergesa-gesa aku hanya mengambil sepotong sandwich buatan Mom. Sebelum akhirnya pergi menuju apartemen Selena. Aku menyetir mobil sambil berusaha mengunyah sandwich di mulutku. Saat sedang asyiknya menyetir, lagi-lagi handphoneku berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon, aku langsung mengangkatnya.
"Please, Sel. Stop calling me! I'm on my way..."
"Sel? It's not Selena, buddy. It's Fredo. Where are you going? You are going to have rehearsal today."
"Oops. Sorry I thought it was Selena. What time? I'm not sure if can, but I will talk to her later about the rehearsal." jawabku. Diseberang sana Fredo mendengus kesal mendengar jawabanku.
"At 4 pm. If you don't want to see her mad at you just bring her to the studio. Okay? I'm sure Scooter will going crazy if you refuse to do rehearsal just because you're on a date with her, Man."
"Fine! I'll go, okay? Just text me before 4 pm so I won't forget." ujarku sebelum Fredo mengakhiri pembicaraan kami.
Tak lama, aku sampai di apartemen Selena. Aku sedikit terkejut, karena saat aku sampai di lobby apartemen, banyak wartawan dan paparazzi. Beruntung aku memakai hoodie, topi, dan kacamataku. Sehingga mereka belum sempat melihat kedatanganku.
"Justin! Baby! Finally! I miss you so much!" seru Selena tepat setelah membukakan pintu untukku. Karena terlalu semangat, dia bahkan tidak mengizinkanku membalas sapaannya dan langsung mendekapku dalam pelukannya.
"Oh My God. You just can't handle my body, don't you?" ujarku setelah Selena melepaskan pelukannya. Menanggapi perkataanku barusan, Selena hanya tertawa ringan.
Selena menyuruhku duduk di sofa miliknya, sementara dia membuatkanku jus apel, "Anyway, the papz are downstairs. Seems like they have feelings that I'm going to be here." ujarku. "Wait a second, did you call them?"
"Well, yes! We should be captured in so many news baby." katanya setengah berteriak. Terkadang memang saat bersamanya, hal tak terduga bisa saja terjadi. Bahkan saat aku belum sempat membayangkannya. Seperti sekarang ini, tiba-tiba dia mengundang orang-orang haus berita itu.
"You're so full of surprise, you know." godaku.
"Well, that's why you love me, right? But unfortunately you're too scared to make it official," sindirnya.
"Wait, what do you mean?"
"You. Are. Too. Scared."
"Too scared to what?"
"Too scared to make a commitment with me." ujarnya. Mungkin dia benar, tapi aku memang punya alasan untuk itu. Aku bukan takut. Hanya aku belum siap.
Melihatku yang hanya diam, Selena berkata, "Is that girl still living in your mansion, Justin?" tanyanya tiba-tiba. Entah kenapa dia secara mendadak peduli soal adanya Cassie. Sejak awal aku sudah merasa dia sedikit terganggu dengan kehadiran Cassie. Tapi aku malas saja menanyakan padanya.
"Yeah. She's gonna stay longer in my place. Why you suddenly ask about her? I thought you'd never care about her live in my house," balasku. Selena menatapku jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission In 40
FanfictionWARNING: Beberapa part sudah diprivate secara acak. Ketika seorang gadis yang telah meninggal dihadapkan pada sebuah misi. Entah bagaimana jadinya bila ia harus membantu seorang megastar, Justin Bieber menemukan cinta sejatinya sementara ia benar-be...