"Yakin, mau menyerah buat Cassie? Aku belum menyerah, asal kamu tahu saja, Justin."
"Kenapa repot-repot? Aku bahkan tak tahu harus bagaimana lagi. She's scared to be a part of my life. What can I do with that?"
"Buat dia yakin, kalau dengan memilih bersamamu tidak ada yang dia takuti. Justin, I know you love her. Why don't you just try harder?"
"I'm not sure, Dania."
"Why? Dia bukan gadis sepertiku yang waktu itu memang sedang sakit parah. Dia sangat baik-baik saja, Justin."
"Jangan diam saja, Justin! Look, I only have 7 days left here. When the time is up, I will fade in to another world. Therefore, I can't help you anymore. Aku ingin kamu mengizinkanku berbuat sesuatu untukmu.
Aku ingin kamu menyudahi rasa bersalahmu. Aku ingin kamu menemukan orang yang tepat. Itulah misiku selama 40 hari. Kamu ingat, kan? Aku tepati janjiku, Justin."
"Danskie, please don't be like this. I know what's best for me, you should go peacefully. Segera, Danskie,"
"I don't care, Justin. I will do it without your permission. I will make her understand."
***
Day 37
Cassie's Point of View
Justin kini benar-benar tidak akan kembali. Aku bisa merasakannya. Mau bagaimanapun, aku tetap tidak akan bisa menerimanya jika dia belum menceritakan semuanya padaku. Ya, aku tau pasti ada yang dia sembunyikan.
"Cassie, lo gak apa-apa? Cassie, gue nemenin lo ke sini, not just to watching you daydreaming like this, really. Justin lagi? Cassie, please... don't be like this." Angela menyadarkanku. Ah iya, aku baru sadar aku mengajaknya ke sini untuk menemaniku. Bukan untuk melihatku seperti ini.
"I'm sorry, Ang..."
"I just don't get it. Kalian berdua kenapa sih? Sama-sama trauma? What happened? Awal kenal berantem, deket kena masalah terus... Are you two being cursed or something?"
Angela terus mengomel, sementara aku hanya pasrah mendengarkannya, sampai akhirnya ada seorang gadis Asia yang menghampiri kami. Aku rasa aku pernah melihatnya sebelumnya, tapi aku tak i gat pastinya dimana.
"I think I've seen you before. Am I right?" tanyaku padanya. Gadis itu tersenyum lembut padaku, sementara Angela menatapnya penasaran.
"Yeah, we've met, but you left me. I'm sorry for what happened that day."
Oh iya! Kini aku ingat apa yang diucapkannya waktu itu. Soal untuk tidak meninggalkan orang yang sebenarnya kita cintai, tapi kita tidak mengakuinya. Karena aku jengkel saat itu, aku justru meninggalkannya.
"I'm Dani, in case you forget about me. Cassie right? I know, it sounds creepy but I just can't help myself not to remember people that I've met."
"Well, justru itu baik. You have a good memory. I'm the one who should say sorry. Sorry for being a bitch at that time, Dani."
Dani tersenyum. Entahlah, mungkin hanya perasaanku, tapi memang semakin aku menatapnya, dia justru semakin aneh.
"Ya, aku yang harusnya minta maaf. Aku memang punya kebiasaan sok tahu. Maafkan aku." Dia bicara dengan Bahasa. Benar, dia memang bukan dari sini. "So, are we cool?" Aku mengangguk.
"This is Angela, anyway."
"Hi, Dani."
"So, jadi ini tempat favoritmu juga, Dani?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission In 40
FanfictionWARNING: Beberapa part sudah diprivate secara acak. Ketika seorang gadis yang telah meninggal dihadapkan pada sebuah misi. Entah bagaimana jadinya bila ia harus membantu seorang megastar, Justin Bieber menemukan cinta sejatinya sementara ia benar-be...