11 - That Night

2.2K 80 21
                                    

Please read author's note at the end

Cassie's Point Of View

"Yes? Because I just met you," ujar Selena.

Mendengar jawabannya, tanpa ragu aku beranjak dari kursiku, menghampiri Selena mengulurkan 
tanganku, bermaksud berjabat tangan dengannya.

"Well, I'm Cassie Moris. Carin's niece," ujarku. Bukannya sambutan hangat yang kudapat, dia justru balik berbicara dengan Justin.

"So, this is the girl that you told me on the way here?" tanyanya. Kemudian ia berkata lagi, "Well, you're right, she's annoying," bisiknya, aku menyesal bisa mendengarnya.

"Girl, you and your lovely boyfriend also annoy me. And that's make three of us." bisikku pada Selena, sebelum kembali duduk. Aku berhasil membuat Justin penasaran juga rupanya. Kulihat dia sedang berbisik pada Selena, seperti menanyakan sesuatu.

Usai makan malam yang diisi dengan percakapan yang membicarakan tour Selena di Meksiko dan membuatku ingin muntah itu, aku langsung pergi ke kamarku. Sekitar lima menit kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarku. Ternyata Aunt Carin.

"What are you doing?" tanyanya tiba-tiba.

"What?" tentu saja aku bingung, setelah kubukakan pintu, ia langsung melemparkan pertanyaan
 padaku begitu saja.

"At the dinning room. What are you doing? You seems like threatening Selena," katanya.

"Wow, did I?"

"Cassie..."

"I didn't meant to. I only said 'Girl, you and your lovely boyfriend also annoy me. And that's make three of us'. Because she said to Justin that I'm annoying and I can't stand that!" jelasku, sedikit kesal.

"Good then. I thought you're threatening her. So, I guess I'll leave you then."

***

Sekitar lewat tengah malam, aku terbangun, entah kenapa aku merasa kehausan. Akupun segera keluar kamar hendak menuju dapur. Saat aku mendengar suara aneh dari kamar Justin, aku berhenti.

"I know, Sel. I just, I love you but my fans will go on you and you'll get hate," suara Justin terdengar. Bila kau bertanya kenapa aku bisa mendengar percakapan mereka,  salahkan Justin yang tidak menutup rapat pintu kamarnya.

"But Justin, I want to be your official girlfriend. Can you just tell the whole world that you love me?" Dari apa yang aku dengar, aku bisa menyimpulkan kalau mereka berdua sedang bertengkar.

"Sel, I just can. I really want you to be my girlfriend, but-"

"You can just ask me, Justin! I do want to be your girlfriend!"

Sesaat, aku mendengar Justin mengerang. Kemudian, aku kembali mendengar suaranya, "I can't, okay? I do love you but I don't know..."

Pada akhirnya, aku mendengar suara tangisan Selena. Tunggu, apa aku salah mendengarkan mereka bertengkar? Aku ‘kan tidak sengaja.

"What the hell are you doing here, Stupid Girl?" suara berat itu mengagetkanku. Damn. Damn him. Damn Selena. Damn. Aku takut untuk menjawab pertanyaannya. Sungguh. Justin menutup pintu kamarnya, beruntung ia bertanya tidak terlalu keras, dan meninggalkan Selena di dalam. . "Stupid Girl, I asked you, what the hell are you doing in front of my room?" Aku baru sadar, ia sudah menahan kedua lenganku di dinding dengan tangan-tangannya yang kuat.

Mission In 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang