15 - The Start

1.5K 62 7
                                    

DAY 12

Cassie's Point of View

Jadi hari ini aku terpaksa harus bangun pagi sekali, karena aku ingin mempersiapkan untuk acara Welcome Party nanti malam. Rencananya siang ini Aunt Carin akan menemaniku ke sebuah butik milik teman semasa kuliahnya di pusat kota. Tentu saja aku bersemangat sekali. Begitu bangun dari tempat tidur aku langsung mandi, usai mandi aku langsung turun ke ruang makan untuk menikmati sarapan pagi. Dan tebak siapa yang sudah duduk di sana dan berpakaian rapi... Ya, siapa lagi kalau bukan Scooter dan Carin? Oh iya, aku tentu tidak melupakan Justin juga. Dia sudah bangun rupanya. Detik berikutnya Pattie memasuki ruang makan sambil membawa nampan berisikan lima sandwich lezat.

"Cassie, are you gonna stand there forever or join us in dinning table, Honey?" panggil Pattie. Ah, aku terlalu asyik melamun. Akhirnya aku bergabung dengan mereka dan menduduki kursi sebelah Justin.

Usai menghabiskan sandwichku, saat hendak menuju kamar, Pattie tiba-tiba berkata, "Where do you want to go today, Justin?"

"I'm going to fetch Selena. We're gonna have lunch together. Why, Mom?" sahut Justin.

"Ah, Carin needs someone to drop her and Cassie at her friend's boutique. Will you do that for her?" tanya Pattie. Justin menatapku, lalu menatap Aunt Carin sekilas, terlihat seperti sedang mempertimbangkan. "Please, Baby. I hope you didn't forget that our drivers are taking their holiday."

"So now I'm a driver? How about Scooter?" Belum sempat pertanyaan Justin terjawab, Scooter sudah berdiri dari kursi yang ia duduki.

"Well, if only I could drop her, I'd do that, Buddy. But unfortunately, I have to go now. I have a meeting with some companies for the Believe Movie sponsor. I hope you understand."

"Fine." ujar Justin pada akhirnya, pasrah.

***

Aku bersiap-siap untuk pergi. Karena ini sudah menunjukkan pukul 10 pagi, jadi aku harus bergegas agar tidak kesiangan. Karena ada banyak hal juga yang harus aku siapkan selain membeli gaun. Berdandan, misalnya. Setelah siap, aku segera turun ke ruang tengah. Di sana sudah ada Justin yang duduk manis di sofa sambil menyandarkan punggungnya. Melihatku datang, dia langsung menegakkan posisi duduknya.

"Memangnya ada acara apa sampai kalian pergi ke butik?" tanya Justin dengan alis terangkat. 

Astaga, aku bahkan baru menyadari kalau alis cowok menyebalkan ini begitu tebal, memikat. Tunggu, apa yang aku bilang barusan?

"Kau tidak perlu tahu, lagipula bukan urusanmu." ujarku ketus. Mendengarnya, Justin hanya berdecak sambil menggelengkan kepala.

"Seriously? I'm just asking, Stupid Girl."

"Fine. There's a Welcome Party for freshmen in my college. Happy now?"

"Very."

Hening. Entah kenapa atmosfer diantara kami menjadi begitu dingin.

Aku berinisiatif ingin menanyakan soal hubungannya dengan Selena. Namun saat aku hendak membuka mulutku, dia melakukan hal yang sama, seperti ingin mengatakan sesuatu juga. Seketika suasana menjadi canggung.

"Ah, you first." ujarku.

"Dengan siapa kau akan pergi ke pesta itu?"

"Max." jawabku singkat. Mendengar jawabanku, dia hanya mengangguk pelan.

"You know what? I really want to meet this guy. Why? Karena aku ingin tahu seperti apa seleramu. Aku berani jamin dia pasti seorang kutu buku di kelasmu. Mana ada cowok keren yang akan mengajakmu?"

Mission In 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang