2

6.7K 669 4
                                    

Shouyo yang sudah hampir sampai  ditengah hutan, rasa waspadanya semakin menjadi-jadi. Sejak ia menginjakkan kakinya di dalam hutan terlarang, perasaan seperti di awasi semakin besar.

Tapi ketika ia melihat sekeliling dengan senternya, tidak ada apapun atau siapapun yang ia lihat, hanya pohon-pohon yang tumbuh liar. Hewan bahkan tidak ada, seakan enggan untuk membuat sarangnya dihutan ini.

Keadaan yang sepi ini malah membuat Shouyo takut, bulunya meremang seakan tau ada bahaya. Tubuhnya menggigil karena udara malam dan rimbunnya hutan.

Lihat siapa yang begitu percaya diri tadi!

Matanya bergerak kesana-kemari, seperti tengah mengintai waspada. Perasaan tengah di awasi semakin membuatnya menggigil.

Shouyo cukup curiga, tidak ada bahaya yang mendekatinya. Tapi detak jantungnya bergejolak memperingati. Hutan ini seakan menuntunnya semakin dalam, semakin membuat rasa penasarannya meraja.

Ketika ia sampai di sebuah gerbang hitam yang tinggi dan besar, membuat kepalanya mendongak. Lalu ia membuka gerbang itu tanpa ragu-ragu, bunyi krieett terdengar. Bukti bahwa gerbang ini sudah lama dan rapuh.

Tubuhnya berbalik, matanya terbelalak saat melihat istana yang menjulang tinggi. Besar dan megah. Dan Shouyo cukup terkejut ketika ia melihat sekeliling istana tersebut terdapat taman bunga yang indah, serta beberapa pohon dengan buah yang terlihat subur. Seperti ada yang merawatnya.

Oke baiklah! Sepertinya tentang istana itu benar! Batin Shouyo sembari berjalan ke arah pintu berganda yang besar. Masih dengan senter menyala di tangannya.

Tangan mungilnya yang tidak memegang senter mendorong pintu itu. Bunyi yang sama saat ia membuka gerbang kembali terdengar. Pemandangan yang pertama kali ia tangkap dari matanya adalah ruangan yang rapi, tapi penuh debu. Berbeda dengan taman yang tadi dia lihat seperti ada yang merawatnya, ruangan ini seperti di tinggal begitu saja.

Kakinya berjalan kearah pintu -lagi- masuk ke dalam ruangan yang bernuansa warna merah dan hitam. Ruangan yang luas seperti aula pesta dansa -terbukti dengan beberapa alat musik yang akan menggiringmu- di tengah-tengah dinding, terdapat sebuah foto di dalam figura besar yang terbalut oleh lapisan emas.

Satu pria dewasa yang mengenakan mahkota dan jubah elegan, penampilannya sama seperti manusia pada umumnya.

Satu wanita dewasa yang juga mengenakan mahkota dan gaun yang indah, penampilannya juga sama seperti manusia pada umumnya.

Menurut Shouyo, mereka adalah raja dan ratu. Lalu anak laki-laki kecil yang tak kalah elegan dan menawannya berdiri tepat ditengah pria dan wanita dewasa tadi.

Tapi dia sedikit berbeda, matanya semerah darah. Berbeda dengan kedua orang disebelahnya yang matanya hitam legam. Shouyo bergidik, ketika sadar mata semerah darah itu seolah menatap tepat ke matanya, perasaan seolah diawasi kembali terasa.

Mengabaikan hal itu, ia lantas melangkahkan kakinya ke arah ruangan yang bertuliskan 'perpustakaan' di pintunya.

Sama seperti tadi, buku-buku di lemari yang menjulang sampai langit-langit itu terlihat rapi tapi dipenuhi debu. Ketika melihat buku-buku yang tidak lapuk sedikitpun, menandakan jika buku-buku itu dijaga oleh sesuatu yang membuat rayap enggan memakannya.

Mengabaikan buku-buku dilemari tersebut, Shouyo melangkahkan kakinya makin dalam keruangan itu. Seolah ada yang menuntunnya. Matanya menatap ke arah meja panjang, diatasnya terdapat satu buku tebal.

Shouyo mendekat tanpa ragu, menatap buku itu yang sepertinya satu-satunya tidak terkena debu. Seolah dijaga dengan sangat hati-hati.

Buku yang bersampul polos tanpa tulisan, berwarna biru tua menyerempet ke hitam itu membuat Shouyo penasaran. Ia lantas mendudukkan pantatnya ke kursi yang ada disebelah meja itu.

Tangannya yang tidak memegang senter segera membuka, sementara tangan lainnya mengarahkan senter agar mendapat pencahayaan.

Panah-panah yang menunjuk dari satu nama ke nama yang lain, menunjukkan bahwa itu adalah silsilah keluarga. Shouyo memperhatikan dengan saksama, nama itu berakhir di beberapa lembar berikutnya. Berakhir di satu nama dan juga foto yang hampir sama dengan anak laki-laki bermata merah darah tadi yang ia lihat.

Namanya Sakusa Kiyoomi, pangeran terakhir dari kerajaan Sakusa yang dulu sangat makmur. Yang disegani oleh kerajaan lainnya.

Perasaan di awasi lagi-lagi masuk ke dalam pikiran Shouyo, ekor matanya diam-diam melihat sekeliling.

Tidak ada siapapun, atau jangan-jangan tentang roh itu benar lagi? Kakek maafkan Shouyo yang tidak percaya padamu huwaa batin Shouyo.

Walaupun begitu, ia tetap membuka halaman berikutnya. Tertulis tentang sejarah kerajaan ini, tentang bagaimana kerajaan ini makmur, tentang bagaimana kerajaan lain segan pada mereka, dan banyak lagi yang menurut Shouyo itu adalah informasi rahasia.

Tapi informasi di akhir buku membuat mata coklat madunya terbelalak.

Kutukan yang menimpa kerajaan Sakusa.

Akan lahir seorang pangeran yang akan menjatuhkan ke makmuran kerajaan, tapi tetap disegani. Tidak ada yang tau bagaimana bentuk kutukan itu, bahkan keluarga yang bersangkutan juga tidak tau. Itulah kenapa mereka tidak akan bisa menghentikan kejatuhan kerajaan Sakusa.

"sudah selesai mengatasi rasa penasaranmu, manis?"

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang