18

2.9K 368 14
                                    

"blood moon adalah keadaan dimana para vampire membutuhkan darah lebih banyak dari yang seharusnya" ucap Kenma.

"ini sama seperti bulan purnamanya para manusia serigala, mereka akan kehilangan sifat kemanusiaannya"

Shouyo menatap dengan tatapan kagum, "kau harus hati-hati di hari saat menjelang blood moon, karena biasanya efeknya akan dimulai sebelum bulannya muncul. Saat Master bertingkah aneh, sebaiknya kau menjauh Shouyo" lanjut Kenma memperingati, yang di balas anggukan serius dari Shouyo.

Dalam otak Shouyo mencatat, bahwa ia akan mencari tentang blood moon di perpustakaan milik Sakusa. Ia harus tau apa saja yang harus ia lakukan saat itu terjadi.

"apa yang kau lakukan saat itu Kenma?" tanya Shouyo penasaran.

"menjauh dari Kuro, karena vampire tidak akan mati hanya karena tidak minum darah saat blood moon" jawab Kenma sembari mengingat-ingat apakah ada yang perlu ia beritahu pada Shouyo.

"tapi tenang saja, vampire punya insting mengurung diri saat blood moon, jadi itu tidak terlalu membahayakan" timpal Akaashi saat Kenma terdiam seolah tengah berpikir.

"yaaahh jika kau terkurung bersamanya, maka itu akan sangat membahayakan" timpal Suna dengan nada canda, yang di balas tawa kecil dari pengantin lainnya kecuali Kenma yang tengah berpikir dan Kita yang tak mengerti.

"hati-hati jika lebih dari seminggu Master tidak meminum darahmu Shouyo" peringat Semi dengan nada lembut, membuat Shouyo mengalihkan atensi ke arahnya guna bertanya "kenapa?"

"ah! Itu yang mau aku katakan tadi!" teriak Kenma tiba-tiba. Membuat pengantin lainnya terkejut dengan sedikit tersentak, lantas menatap Kenma dengan wajah cengo dengan mengerjapkan mata.

"tiga abad hidup ternyata membuat pikiranmu lambat yaa Kenma" ejek Iwaizumi yang di balas delikan tak suka dari sang empunya nama.

"tubuhmu akan mengalami sakit seperti ada banyak jarum yang menusuk kulitmu, awalnya memang gak terlalu sakit tapi jika saat itu vampire yang meng-klaim-mu masih saja tidak meminum darahmu, maka rasa sakitnya akan tambah parah" ucap Semi yang masih di tatap dengan tatapan bertanya oleh Shouyo.

"aku pernah mengalaminya, karena Kuro sering pergi jauh dan lama untuk menjalankan misi" timpal Kenma sembari mengerdikkan bahunya tak peduli, toh itu cerita lama.

"aku tidak pernah, karena Koutaro-san akan terus merengek jika aku tidak ada dalam jangkauan penglihatannya" timpal Akaashi dengan wajah datar dan sedikit helaan nafas lelah.

"jangan tanya aku" ucap Suna ketika mendapat tatapan bertanya dari Shouyo "bagaimanapun Osamu tetaplah kembaran Atsumu, sifat mereka 11 12" lanjutnya enteng.

"bukankah Oikawa adalah orang yang gampang di baca? Hanya dari melihat kau akan tau seperti apa dia. Jangankan menjauh dariku, akunya pulang kerumah untuk menengok perusahaan saja dia sudah teriak-teriak gak jelas" ucap Iwaizumi sembari menggeleng-geleng kecil.

"emm" Semi bergumam gugup ketika Shouyo menatapnya penasaran, seketika ia makin gugup kala melihat tatapan dari pengantin lainnya kecuali Kita yang tak tau apa-apa, dengan senyuman atau lebih tepatnya seringai.

"Semi tidak pernah mengalaminya~" ledek Suna dengan seringai dan alisnya naik turun.

"diam!" desis Semi dengan wajah memerah.

"karena dia tidak mau jauh-jauh dari Raja Shiratorizawa yang gagah dan tampan itu" sambung Iwaizumi juga dengan seringai mengejek, membuat Semi makin memerah.

"huuhh! Diamlah!" desis Semi lagi ke arah Iwaizumi.

"tiada hari tanpa Waka-chan" ejek Akaashi dengan wajah datar yang di balas delikan dari Semi. Shouyo seketika tertawa ketika memikirkan apa yang pengantin lainnya ucapkan.

Shouyo

Mendengar suara yang familiar di telinganya, membuat Shouyo seketika berdiri dengan mata membola lucu. Ruangan itu seketika hening, pengantin lainnya menatap Shouyo sembari bertanya 'kenapa?' pada satu sama lain.

"Itu suara Omi-kun! Omi-kun memanggilku!" teriak Shouyo kesenangan, yang membuat pengantin lainnya tersenyum lega, mereka kira sesuatu yang buruk terjadi.

Jangan berteriak, Shouyo.

Suara Sakusa kembali terdengar di batin Shouyo, membuat Shouyo terdiam dan tersenyum kikuk, lantas membalas di dalam batinnya juga...

Maaf, ada apa Omi-kun?

Kemari sebentar, ada yang ingin bertemu denganmu.

Oke! Hubungan batin itu lantas berakhir dengan Shouyo yang berseru semangat, kakinya lantas melangkah keluar dari ruangan setelah mengatakan akan bertemu Sakusa pada yang lainnya.

Ia berjalan di sepanjang lorong istana itu dengan sedikit melompat-lompat kecil, serta senandung kecil yang keluar dari bibir mungilnya.

"Omi-kun! Aku datang!" teriak Shouyo semangat sembari membuka pintu berganda -tempat sang pangeran vampire dan tetua yang lainnya berada- dengan sedikit kasar membuat suara keras yang menggema.

"Shouyo, kemari" ucap Sakusa lembut sambil menepuk pahanya, secara tak langsung menyuruh pengantinnya untuk duduk disana.

Shouyo lantas menurut, tak menyadari adanya orang baru di ruangan itu. "ada apa, Omi-kun?" tanya Shouyo dengan tangannya yang melingkar di leher vampire-nya.

"dia salah satu tetua vampire yang sebelumnya sedang menjalankan misi jadi ia baru bisa memperkenalkan dirinya sekarang" ucap Sakusa sembari menunjuk dengan dagunya ke arah orang baru di ruangan itu.

Tak menunjuk dengan tangannya karena tangannya tengah sibuk mengelus pinggang ramping milik Pengantinnya. Shouyo lantas menatap ke arah salah satu tetua, dan baru menyadari adanya orang baru tersebut.

Ia lantas turun dari pangkuan Sakusa saat pangeran vampire itu melepas pelukannya. "aku Hinata Shouyo, hehe" Shouyo memperkenalkan dirinya dengan tawa kecil.

Tetua yang baru pertama kali Shouyo lihat itu tersenyum, lantas berdiri di hadapan Shouyo yang membuat pemuda bersurai jingga itu terkejut karena tinggi mereka sama, atau mungkin beda dikit dengan ia yang lebih pendek.

"perkenalkan, nama saya Hoshiumi Korai, senang bertemu dengan anda, my queen" ucapnya sembari mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan mungil Shouyo kemudian di kecup.

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang