14

3.4K 380 23
                                    

"Master"

Para tetua vampire tiba-tiba muncul dalam pusaran bayangan hitam, tidak mengganggu aktivitas yang sedang sang Pangeran Vampire dan pengantinnya lakukan.

Shouyo menatap dari balik bahu lebar milik Sakusa, menatap dengan mata madunya yang berbinar antusias. Sudah hampir satu bulan ia tinggal dengan sang pangeran vampire, dan ia makin tau banyak hal tentang vampire.

Apa lagi dengan perpustakaan kuno milik Sakusa yang menjulang tinggi, buku-buku disana juga membuat Shouyo tertarik untuk membacanya. Dan Sakusa juga kadang menjelaskan beberapa hal yang tidak ia ketahui.

Vampire. Seperti sebutannya, siapapun yang mendengar kata itu tau bahwa mereka punya hubungan dekat dengan Demon. Apa lagi dengan kemampuan mereka yang di luar nalar.

Mereka makhluk yang sangat mudah berbaur dengan manusia, tampilan mereka yang elegan dan menggoda membuat banyak manusia mendekati mereka, dengan itu mereka mudah mendapatkan makanan mereka.

Vampire. Ternyata mereka tidak akan mati hanya dengan terkena sinar matahari, atau air suci, atau bawang. Mereka akan mati jika kita menghancurkan jantung mereka dengan pisau perak dan itupun tidak serta merta membunuh mereka. Dengan kata lain, mereka makhluk abadi.

Vampire. Hidup beratus-ratus tahun sudah biasa bagi mereka, bahkan ketika vampire baru berusia 100 tahun, hal itu malah di anggap sebagai yang termuda.

Dan mereka juga bisa hidup lebih dari 100 tahun tanpa menghisap darah manusia. Serta tidak hanya darah manusia yang menjadi makanan mereka, mereka juga bisa memakan darah hewan. Tapi, hanya darah manusia yang membuat mereka mendapatkan energi.

Dan disinilah, entah sudah berapa abad usia sang pangeran vampire mengingat ia adalah vampire tertua. Apa kau bisa membayangkannya seberapa tuanya dia? Bisa? Tapi walaupun begitu, ia tetaplah yang paling menggoda dan tampan menurut Shouyo. Menggoda dan tampan, eh? Shouyo?

Yah bayangkan, kulit pucat dan dingin seperti seorang mayat, tidak ada detak jantung yang terdengar setiap kali Shouyo memeluknya atau membenamkan dirinya ke dalam pelukan protektif itu. Sentuhan dari sang pangeran vampire selalu membuat darahnya berdesir nikmat.

Oke, mari kita kembali ke keadaan sekarang. Jangan membicarakan tentang seberapa menggodanya seorang pangeran vampire, Shouyo malu...

Kembali ke keadaan dimana para tetua vampire datang dari pusaran bayangan hitam. Setelah beberapa kali mereka datang, akhirnya Shouyo bisa menerimanya tanpa terkejut.

Ayolah! Siapa sih yang tak akan terkejut dengan kedatangan makhluk haus darah yang tiba-tiba?

Tapi ada yang berbeda kali ini, para tetua vampire tidak datang sendiri. Melainkan dengan manusia di sampingnya masing-masing.

Tunggu! Manusia? Senyum Shouyo mengembang ketika melihat hal itu. Akhirnya, ia bisa bertemu dengan pengantin para vampire lainnya.

Tapi sepertinya ada yang kurang... Apa ya?

"dimana Atsumu?" tanya Sakusa dengan suara dingin tanpa menoleh kebelakang untuk melihat siapa saja yang datang. Seolah ia sudah tau tanpa melihat.

Ah ya benar. Dimana tetua vampire blonde pemimpin kerajaan Inarizaki itu pergi?

"uh dia ada sedikit masalah dengan pengantinnya, Master" jawab Kuro dengan senyum canggung sembari menggosok tengkuknya.

"masalah?" tanya Sakusa sembari menyelipkan surai jingga Shouyo yang jatuh menutupi matanya ke belakang telinga mungil itu.

"ya, si sialan itu membawa manusia itu pergi sembarangan. Udah tau pengantinnya manusia suci polos yang tak ternodai, tapi dia malah membawanya langsung tanpa menjelaskan kedatangannya. Kan bodoh" cibir Osamu panjang lebar mengenai kembarannya.

"tidak boleh seperti itu Samu" suara lirih yang yang terkesan dingin dan lembut di saat bersamaan terdengar dari manusia di sebelah Osamu. Dengan mata sipit dan wajah datar.

"memang benarkan?" Ucap Osamu mencoba membela diri. Sembari menatap pengantinnya -Suna Rintarou- dengan alis terangkat.

Suna yang mendengar pembelaan dari vampire-nya hanya menghela nafas lelah. Jelaslah ia lelah, harus mengahadapi dua vampire kembar bukanlah hal yang gampang. Walaupun mereka sudah berbeda istana, tapi tetap saja, mereka akan saling bertemukan?

"Shouyo" suara Sakusa yang melembut itu membuat suasana hening. Memanggil Shouyo yang masih duduk manis di atas pangkuannya.

"hm?"

"bagaimana jika kau ikut dengan Kenma, kalian bisa berkenalan dan kami akan membicarakan sesuatu" ucap Sakusa sembari mengelus pipi gempil milik Shouyo dengan mata merah darahnya yang menatap lurus ke arah manik madu.

"hmm oke, tapi--"

"ini Kenma, My Queen" ucap Kuro seolah mengerti dengan apa yang akan Shouyo tanyakan, sembari menunjuk ke arah sampingnya tepat dimana pria mungil dengan surai puding seleher berdiri dengan konsol game.

Lalu pria yang di tunjuk itu melambai kecil ke arah Shouyo dengan senyum kecil. Yang dibalas lambaian oleh Shouyo juga.

"kau tau harus kemana-kan? Kenma?" tanya Sang pangeran vampire kepada Kenma.

"yes master" jawab Kenma sopan.

Mendengar itu, Shouyo lantas mulai turun dari pangkuan Sakusa. Sebelum ia melangkah mendekati kumpulan para pengantin vampire, ia menyempatkan diri untuk mengecup rahang tegas milik Sakusa.

"bay bay Omi-kun~" ucap Shouyo dengan senyum lebar yang terkesan manis, sembari melambai ke Sakusa yang membeku karena terkejut dengan serangan Shouyo yang tak biasa.

Lalu Shouyo ikut melangkah pergi bersama pengantin lainnya. Meninggalkan para tetua vampire dalam suasana hening yang canggung. Dan pangeran vampire yang diam-diam memerah dengan matanya yang membara dengan artian yang harus di khawatirkan.

~♥~
TBC

Mampir~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir~

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang