21

2.2K 259 20
                                    

Ruangan itu hening, dengan aura mencekam yang tampak di udara. Meja panjang dengan puluhan kursi itu sudah terisi penuh di satu sisi --diisi oleh pangeran vampire dan para tetuanya.

Sementara sisi lainnya hanya terisi satu kursi tunggal di hadapan Sakusa. Pemimpin werewolf, Sawamura Daichi, duduk dengan tubuh tegapnya. Dan serigala lainnya, berdiri di belakang sang pemimpin.

Mata hitam legam milik Daichi bersinar terkena cahaya matahari, sedetik terlihat semburat merah dari netranya muncul. Lalu kembali ke warna asli secepat kedatangannya.

"sudah berapa lama orang-orangmu gak mandi? Daichi~ kalian bau sekali"

Kalimat itu meringankan suasana mencekam, membuat para serigala yang mendengar itu secara terang-terangan mengendus tubuh mereka sendiri. Dan kening mereka mengerut saat mereka tak mencium bau busuk sama sekali.

Oikawa Toru, perlu kuingatkan, ia vampire yang sensitif, bukan hanya sensitif dalam kata romantis dan sensual, ia juga sangat sensitif pada sesuatu yang lain.

Karena itulah ia mengatakan kalimat itu dengan gamblang dan tak tau malu.

Ia bahkan mengabaikan lengannya yang disenggol oleh Ushijima di sampingnya, secara tak langsung menyuruhnya diam.

Tapi ini Oikawa, ia hanya menuruti perintah sang Master. Selama Sakusa tak menyuruhnya diam, maka ia tak akan diam.

"jika kalian ingin bertamu~ mandilah dulu, hidungku jadi sakit~" ucapnya lagi dengan nada yang terdengar sensual, sembari mengelus hidung mancungnya sendiri.

Para tetua vampire tau untuk menjaga imej jika sedang di dekat makhluk lain, jadi mereka yang sangat ingin tertawa atas sarkas Oikawa, menahannya mati-matian.

Geraman dari para manusia serigala itu terdengar sebagai balasannya.

Lalu sedetik kemudian, tangan kanan sang lord werewolf itu terangkat, untuk menghentikan apapun yang akan bawahannya lakukan.

"apa maksud kedatangan kalian kemari, Daichi?" tanya Sakusa yang sedari tadi hanya diam saja. Dengan nada dingin dan wajah tak ramahnya. Mata merahnya berkilat penuh ancaman.

"hanya ingin bekunjung~ apa salahnya mengunjungi saudara?~" balas Daichi dengan seringai lebar.

"kau tak bisa membohongiku" desis sang pangeran vampire, tapi tak sedikitpun membuat Daichi gentar.

"haahh~ kau serius sekali" balas sang pemimpin manusia serigala itu setelah ia menghela nafas lelah.

Melihat tak ada reaksi sedikitpun dari sang pangeran vampire, Daichi lagi-lagi menghela nafas. Ia lantas mengubah ekspresinya menjadi serius, yang mana hal itu membuat suasana kembali mencekam.

"aku sangat yakin, ada penghianat di antara kalian~" ucap Daichi dengan seringai lebar, yang mana hal itu mengundang desisan tajam dari para tetua vampire.

Sakusa hanya diam, tanpa di beritahu-pun ia sebenarnya sudah tau karena sempat membaca isi pikiran Daichi, hanya saja ada beberapa yang tak bisa ia baca.

Ia tetap tenang walau saat Daichi kembali membuka suaranya "seperti kata tetua vampire yang terhormat tadi~ Oikawa Toru--" yang langsung membuat Oikawa menoleh dengan cepat saat namanya disebut.

"--bau kami sangat busuk, penghianat berbau busuk, jadi~ penghianat itu milik kami!" ucapnya dengan seringai yang semakin lebar.

"*gaps!* Kau mengakui baumu busuk!" ucap Oikawa kaget tak menyadari suasana mencekam itu, kalimatnya tak di tanggapi oleh sang empu.

"diam" desis Sakusa dengan pandangan lurus ke arah Daichi. Sementara Oikawa langsung duduk tegak dan menutup mulutnya rapat-rapat.

"aku sangat yakin bahwa sebagai pemimpin aku bisa langsung tau di antara semua bawahanku, siapa yang berkhianat. Tapi sayang sekali, yang kau cari itu tidak ada Daichi, tidak akan pernah ada"

Kalimat itu di ucapkan dengan tegas oleh sang pangeran vampire, membuat para tetua diam-diam tersenyum tipis.

Tau benar pemimpin mereka bisa mengendus pengkhianatan, dan jika memang apa yang Daichi katakan benar, seharusnya tadi mereka melihat betapa kejamnya pangeran vampire memusnahkan pengkhianat itu, bukannya di suruh berhadapan dengan manusia serigala.

"tapi bagaimana jika itu bukan bawahanmu?"

Pertanyaan tak kenal takut itu kembali keluar dari bibir Daichi. Membuat para tetua vampire melempar tatapan tajam mereka.

"tidak lama lagi ingatannya sebelum di reinkarnasi akan pulih, dan saat itu tiba... Dia akan menghancurkanmu..."

Ucap Daichi dengan manik hitam legamnya yang sekilas berubah menjadi merah darah.

"...bersama tuannya" lanjutnya.

Suasana yang mencekam itu kini terasa pekat saat Sakusa Kiyoomi membelalakkan matanya penuh amarah.

Dan secepat kilat ia bergerak seperti bayangan, mendekati Daichi dengan niat menyerangnya.

Tapi saat tangannya akan sampai mencengkeram leher sang pemimpin manusia serigala, seseorang menggantikannya.

Kekuatan sang pangeran vampir terlalu besar hingga membuat Sugawara Koushi terdorong hingga dinding, dan kini tak bisa menghentikan Sakusa dari mencengkeram kerah pakaian Daichi.

"kau tau apa?" tanya lirih Sakusa bersamaan dengan para tetua vampir berdiri untuk mencoba menenangkan pemimpin mereka.

Dan para manusia serigala yang lain mendesis, mengancam dan mencoba memisahkan Sakusa dari Daichi.

Tapi cengkeraman itu terlalu kuat.

"entahlah~ aku hanya sedikit menguping~" jawab Daichi dengan seringai main-main menari di bibirnya. Tak peduli dengan suasana riuh akibatnya.

~♥~
TBC

Menurut kalian, aneh gak sih alurnya?

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang