Akhirnya mereka sampai juga di rumah Beomgyu. Ryujin nggak kaget sih rumahnya Beomgyu seluas ini. Rumahnya nggak besar tapi luas. Nggak banyak ruangan yang tersedia disini, tapi tiap ruangan punya kesan yang luas karena catnya putih bersih.
Beomgyu pun menggandeng Ryujin, "tunggu disini sebentar ya, gue manggil ibu dulu" pamitnya dan berjalan ke dalam,
'duh ini beneran nggak sih gue main ke rumah Beomgyu' pikirnya dan berusaha menutupi kegugupannya. 'anjir hati aing please calm down lah'
Terlihat seorang ibu super cantik meskipun memakai setelan rumahan, Ibunya Beomgyu, Ibu Irene. Wajahnya yang terlihat agak judes bikin Ryujin menelan ludah, dia tegang kaya mau ujian akhir. Tanpa sadar Ryujin berdoa dalam hatinya biar nggak bikin masalah.
"sore tante" sapa Ryujin langsung menyalami Ibu didepannya dengan gugup, "saya Ryujin temennya Beomgyu"
Ibu Irene mengangguk, matanya yang tajam menatap Ryujin dalam, si cewek rasanya pengen minta ampun padahal nggak punya salah, "ini temen kuliah Beomgyu?" tanyanya dengan suara lembut, pikiran buruk Ryujin jadi agak berkurang,
Ryujin hendak menjawab tapi malah diambil alih oleh Beomgyu, "tadinya temen SMA, terus senior di kampus" ucapnya, "sekarang jadi pacar adek hehehe" lanjutnya malu malu,
Ibu tertawa pelan. Awalnya Ryujin yang takut banget sama Ibunya Beomgyu karena ngeliatinnya gitu banget, tapi ternyata orangnya ramah. 'makanya gak boleh judge by cover tuh yang gini nih Ryujin' rutuknya dalam hati.
"Ibu kira kamu mau nunggu dijodohin aja, Dek" kata Ibu,
"kalo ngotot sama anak pak dubes adek gak mau Bu maaf ya" jawab Beomgyu santai, "adek mau sama Ryujin aja"
Irene menghela nafasnya pelan, "asal adek selalu berfikir sebelum melakukan sesuatu dan bertanggung jawab sama apa yang adek lakukan Ibu bakal percaya terus sama adek" jawabnya,
Ryujin jadi deg degan lagi liat Ibu Irene ini, cara bicaranya santai tapi dalem banget gitu,
"siap ibuku sayang" kata Beomgyu dan memeluk Ibunya,
"Tante pamit masuk dulu ya Ryujin" pamit Irene dan disambut anggukan dari Ryujin.
Beomgyu hanya mengangkat bahunya malas, "begitulah ibu saya, judes tapi kalo udah kenal baik kok"
"iya tau kok, cuma orang tua yang baik bisa membesarkan anak kaya lo gini" ucap Ryujin,
"aduh gue terharu dengernya, Ibu mesti denger, ntar gue ceritain ke beliau" balas Beomgyu terlihat sangat happy denger ucapan Ryujin barusan. "ke kamar gue aja yuk, tadi Ibu udah ultimatum kalo pintu harus dibuka, jadi gak usah khawatir"
Lagi lagi Ryujin tersenyum, Mami harus tau kalo selama sama Beomgyu dia ngerasa aman.
❄️❄️❄️
Suddenly our names are called
Our song rings in our ears
Not closing my eyes, not getting scared
Just calling you out, run, runNight without a trace of starlight
Every road taken a lonely hindsight
Pedal faster push harder
Let no monster chase us any longerMake a wish up into the sky
To remember each other forever
When we call each other's name
We run forever to each other
(source: Way Home trans lyrics)Lagu yang dibuat Beomgyu sekitar 2 bulan lalu dipadukan dengan lirik yang dibuat olehnya dan juga Ryujin terdengar indah memenuhi ruangan kamar bernuansa putih bersih itu. Ada rasa bangga dalam dirinya, akhirnya dia bisa bikin lagu yang nggak melulu sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Way Home •a Ryujin × Beomgyu story
Hayran Kurguknowing your way back home is a part of finding your way Cerita tentang Ryujin, perempuan 20 tahun dengan cangkir cinta yang penuh dan Beomgyu, teman sebayanya yang ingin bersama mencari jalan kebahagiaan di hidup keduanya