14🌹

37 7 0
                                    

Halo guys, maaf nih kalo ada typo dalam penulisan.
Happy reading guys....

☘️
☘️
☘️
☘️
☘️
☘️

Selesainya Lia dan Hans memberikan informasi kepada pihak polisi untuk memudahkan pencarian pelaku tersebut, Lia beserta orang tuanya dan Abimanyu berpamitan pulang pada keluarga Hans.

Orang tua Lia dan Abimanyu sedang berbincang dengan orang tuanya Hans, sedangkan Lia berpamitan dengan Hans

" Hans, sehat - sehat ya. Nanti Lia akan sering telepon Hans untuk ngecek kondisi Hans, apa ada perkembangan ataupun apapun " ujar Lia

" Iya " jawab Hans

Dibalik pembicaraan Lia dengan Hans, disebelah kiri Hans ditemani Chinta yang sedari tadi tidak terlalu suka atas kehadiran Lia di sisi Hans

" Jangan lupa ya obatnya diminum " ujar Lia perhatian

" Gak usah diingetin kali, kan ada aku disini ya kan Hans ?. Jadi gak perlu khawatir " ujar Chinta dengan sombongnya

" Dih, emang gua ngomong sama lu " ujar Lia sinis

" Udah, kenapa jadi pada berantem sih " lerai Hans

" Habis dia duluan, aku kan cuma ngingetin kamu Hans " ujar Lia

" Lagi juga Hans gak perlu diinget kali, Hans kayak gini juga karena lu telepon Hans kan. Coba gak telepon Hans waktu itu, mungkin gak akan kayak gini " ujar Chinta kesal

Memang benar apa yang Chinta itu ucapkan, namun Lia tetap tegar untuk tidak terpancing pada kejadian gelap itu.

" Chin, udah. Semua ini Lia gak salah, Hans malah bersyukur masih bisa membaik sampai sekarang. Coba kalo Hans tetap melaju dengan motor terus kebut - kebutaan sama orang itu, mungkin Hans lebih parah dari ini " ujar Hans menasihati Chinta

" Tuh dengerin, Hans aja selalu mengambil hikmah dari hal yang terjadi. Apa pun selalu bersyukur, karena bersyukur itu akan terasa indah dibanding berpuas diri yang hanya indah sesaat " ujar Lia menambahkan ucapan Hans

" Iya Hans " ucap Chinta yang merenung

" Aku pamit pulang ya, aku gak bisa lama - lama disini. Takut ketinggalan pelajaran, bisa - bisa mamah ku cerewet " ujar Lia

" Iya " balas Hans

" Nanti kalo aku udah sampai aku kabarin. Assalamualaikum " ucap Lia

" Iya, wa'alaikumsalam "

Lia, Abimanyu, dan orang tuanya Lia mengutuskan pulang menuju Jakarta.

~ 🌹🌹 ~

Matahari tengah muncul malu menutupi awan - awan pagi. Lia yang sudah bersiap - siap untuk pergi sekolah kini tengah sarapan di meja makan bersama kedua orang tuanya, sejak kepulangannya semalam ayahnya Lia selalu menyeramahi Lia atas tindakannya ke Bandung bersama Abimanyu.

Suatu hal yang merepotkan orang lain, meminta tolong dengan orang yang baru kenal beberapa hari, dan dalam satu mobil bersama. Hal itu dapat Lia pahami, namun keadaan yang tidak bisa membuat Lia memahami hal itu.

Ayahnya Lia terkesan tidak terlalu menyukai kehadiran Abimanyu pada saat itu, Lia pun dapat memahami itu ketika saat pulang ke Jakarta Lia tidak satu mobil dengan Abimanyu melainkan dengan orang tuanya sendiri yang juga datang ke Bandung menggunakan mobil pada saat itu.

Disetiap nasihat dari ayahnya, Lia selalu memberikan pengertian kepada ayahnya bahwa Abimanyu tidak seperti penuturan ayahnya itu.

Pada saat kejadian itu lah Lia dan ayahnya perang dingin, tidak bicara sama sekali ketika sarapan pagi. Sedari tadi Rani, ibunya Lia sudah memancing pembicaraan, namun tak ada yang menjawabnya

LIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang