28🌹

30 5 0
                                    

Halo guys, maaf nih kalo ada typo dalam penulisan.
Happy reading guys....

☘️
☘️
☘️
☘️
☘️
☘️


Selesainya Lia berbincang dengan papahnya didalam, kini Arzon bergantian memasuki ruangan untuk berpamitan dengan Lia

" Om, Tan. Saya pamit pulang ya, sama yang lainnya " ujar Arzon dan ditanggapi deheman oleh papah Lia

" Iya nak, makasih ya nak Arzon sudah datang menjenguk Lia " ujar Rani, mamahnya Lia

" Iya Tan, sama - sama " balas Arzon, " maaf saya izin pamit ke Lia juga ya om, Tan " lanjut Arzon

" Oh, silahkan "

" Mah, anak kita bisa siuman gitu pasti karena Hans datang. Coba aja dari awal kamu datang Hans, papah jadi merasa lega ketika kamu datang diawal " ujar papah Lia membuka pembicaraan

" Syukurlah kalau begitu " balas Rani santai

" Alhamdulillah pah, kalau kehadiran Hans membuat pengaruh baik kepada Lia " balas Hans yang tengah berdiri disamping papahnya Lia

" Nak Hans, lain kali luangkan waktu untuk mengunjungi Lia ya. Papah gak tega selalu liat Lia kesepian " ujar papah Lia

Rani yang mengetahui itu langsung menyikut pelan suaminya itu " papah, jangan merepotkan Hans. Dia kan sekarang tinggal di Bandung, bukan di Jakarta. Memangnya kamu kira dari Bandung ke Jakarta gak memakan waktu berjam - jam " sahut Rani mengomentari ucapan suaminya itu

" Bukan gitu mah, habis papah tuh lebih percaya kalo Hans yang menjaga Lia. Hans dan Lia kan sudah cukup lama kenal, mereka bersahabat juga. Apa lagi Hans sangat papah percayakan banget, maka nya papah menyuruh Hans untuk meluangkan waktu buat Lia. Apa salahnya sih ? Hans saja tidak sewot " balas papah Lia

" Ih papah, kalo semisal Hans meluangkan banyak waktu untuk Lia bisa - bisa waktu belajarnya terganggu " ujar Rani

" Gak merasa terganggu kok, kalo seminggu sekali berkunjung. Mungkin Sabtu sampai malam dan Minggu pagi setelah ba'da sholat Subuh baru pulang. Nanti papah sewa kan supir untuk mengantar jemput Hans dari Bandung " ujar papah Lia

" Ya kasihan lah pah nanti Hans ... "

" Pah, mah. Maaf Hans potong " ujar Hans memotong perdebatan suami istri itu " sebelumnya terima kasih pah atas usulnya, Hans tidak ingin merepotkan papah " tutur Hans

" Saya tidak merasa direpotkan Hans " ujar papah Lia

" Iya, tapi ... "

" Apa perlu kamu pindah sekolah saja biar jaraknya dekat ?, Papah kamu juga ingin mengadakan kerjasama dengan saya juga untuk urusan bisnis. Saya tinggal bilang ke Papah kamu untuk pindah ke Jakarta saja ketika mengurusi bisnisnya ini, nanti Papah Lia siapkan rumah disekitar komplek perumahan kita ya kan mah ?. Jadi Lia merasa gak kesepian pas malam, dan papah merasa aman ketika kamu bisa satu sekolah lagi dengan Lia " ujar papahnya Lia

" Tapi ... "

" Papah tuh akhir - akhir ini sedang khawatir dengan Lia, Hans. Apa lagi Lia akhir - akhir ini sedang dekat dengan .. " ujar papah Lia tergantung dan arah pandangnya melihat ke Abimanyu yang tengah berdiri menyimak ucapan papahnya Lia sedari tadi " ya papah cuma khawatir aja, Lia kan anak satu - satunya papah dan mamah. Saya takut kalau Lia jatuh pada orang yang salah " lanjut Papah Lia dengan sorot mata yang takbtak terputus dari pandangan Abimanyu.

Abimanyu menyadari hal itu, ia hanya bisa menunduk dan sesekali berusaha mengalihkan pandangannya dari sorot mata papahnya Lia.

" Pah " celetuk Rani sambil menyenggol lengan suaminya itu " mata mu ingin rasanya aku colok " bisik Rani pada suaminya itu

LIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang