Bab 04

10.3K 119 1
                                    

Princessly kamu menggelikan kita lihat seberapa jauh kamu kabur dan menghindari ku. kamu hanya akan semakin mendekat dengan ku dengan mencoba lari terus-menerus, huhh kita lihat siapa yang menang dan kalah. batin Aditya tanpa sadar senyum simpul dan smrik nya mengenang secara bersamaan tanpa bisa diartikan.

...

"Ya sudah gitu aja, aku mau pulang." ucap Queensha berpamitan pada semua.

"kamu mau kemana, kamu harus pindah ikut bersama ku" ucap Faeyza dengan penuh penekanan.

"apa.. pindah?, tidak!!. jangan berharap aku hanya akan tinggal di apartemen pribadiku yang mewah, kamu kemasi barangmu dan pinda ke apartemen ku, aku tidak mau berdebat." ucap Queensha dengan wajah datarnya.

"tidak kamu yang pindah kerumah ku jangan membantah." tegas Faeyza.

"aku bilang aku tak mau berdebat, sudah aku mau pulang. nanti aku kirim alamat Apartemen ku kau cepatlah kemasi barangmu. byee" cuek Queensha lalu berlalu pergi meninggalkan Faeyza dan semua anggota keluarga.

Diparkiran Queensha naik mobilnya, dn melakukan nya dengan kecepatan sedang. Satu setengah jam kemudian dia sampai ke Apartemennya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah lengket dan berbaring di kasur empuknya untuk beristirahat sejenak karena terlalu lelah.

"Faey, maafpin sikap anak Tante yang sekarang sudah sah jadi istrimu yah. dia masih 18 tahun jadi agak susah diatur apalagi sejak dua tahun lalu ia meninggal kan kami tanpa
kabar dan,dan sangat sulit bertemu dengannya." ucap mamah Queensha "jeng, maafpin yah kami ngerasa salah sama kalian jadinya jeng" ucapnya lagi

"gak papa jeng, kami paham kok" ucap ibunya Faeyza.

"Yaudah kali ini Faey yang mengalah, Faey juga harus sedikit bersabar menghadapinya. Tante tenang aja yah, yaudah Tan, om, adik ipar, ayah, ibu. Faey pamit mau pulang abis itu nyusul Queensha" pamit Faeyza berpamitan dengan sopan.

"Iyah, hati-hati yah nak Faey" ucap mereka bersamaan.

...

Apartemen Queensha.

Faeyza membuka pintu apartemennya Queensha dengan sandi yang telah di berikan, Faeyza masuk dan mencari-cari sesosok anak ingusan yang telah sah menjadi istrinya.

satu jam kemudian...

"bangun bocah, dasar keboo!" teriak Faeyza.

"ughh, bapak.. kenapa disini" ucapannya lirih sembari mengucek-ucek matanya dan mencari kesadaran nya.

"hei bocah.. aku ini suami mu sekarang tentu aku ada di sini lah, apa kau sudah lupa kau yang ngotot minta tinggal di apartemen mu kan. yasudah aku mengalah, sekarang kau malah bertanya mengapa apa disini. otakmu tidak waras yah" ketus Faeyza dengan muka datarnya.

Setelah mencerna semua ucapan Faeyza Queensha pun menghela nafas panjang dengan kasar.

"Iyah, maaf aku lupa. udah aku mau siapin kamar buat kamu" ucap Queensha berjalan gontai menuju ke kamar sebelah.

Saat melihat kamar sebelah Queensha mengangah tak percaya, kamar itu sudah berubah menjadi Ruang kerja yang dipenuhi dokumen dan beberapa buku.

Queensha lalu berjalan ke kamar satunya lagi dan alhasil kamar itu sudah sangat rapi, Queensha menghela nafas panjang lalu kembali kekamar.

"Pak dosen, bapak yang terhormat apa yang anda lakukan dengan kedua kamar sebelah ku" tanya Queensha.

"seperti yang kau lihat, aku membangun kan mu untuk mengingatkan sesuatu.." jawab Faeyza menggantung.

"Apaa???" tanya Queensha lagi dengan nada agak kasar.

"cepat mandi dan turunlah kebawah, siapkan aku makanan. aku mau keluar sebentar dan aku mau saat pulang makan malam sudah siap, mengerti" ucap Faeyza dengan menekan kan kata mengerti.

"iyah-iyah" jawab Queensha cepat lalu berlalu pergi untuk mandi setelah mandi dia pun turun kebawah dan menuju dapur, betapa kagetnya dia saat melihat se isi dapur sudah dipenuhi bahan-bahan dan persiapan seperti cukup untuk tiga bulan.

Apa dia yang melakukan nya? ahk aku tak mengerti dia begitu sangat pengertian, dia juga tak membangunkan ku dan menyiapkan semua keperluan nya sendiri. sungguh mandiri gumam Queensha dalam hati tanpa sadar senyum simpul diwajah nya mengembang.

Beberapa menit kemudian..

Semua masakan sudah siap tepat waktu dan Faeyza juga kembali tepat waktu membawa beberapa barang dan menaruhnya di dalam kulkas ketiga yang masih ada sedikit ruang kosong.

"kau membawa apa?" tanya Queensha penasaran.

"lihat saja sendiri, aku mau makan sekarang." celetuk Faeyza dengan wajahnya yang datarnya minta ampun.

"haishhttt, seperti aku menikahi dosen killer + patung, ekpresinya tidak pernah berubah." sindir Queensha lalu iku duduk dan memakan makanan nya dengan lahap.

...

Saat asik sedang nonton TV tiba-tiba Queensha pergi kedapur dan membuat beberapa kue kering untuk sekedar cemilan tak lupa Susu vanila dan kopi hitam nya juga.

"ini kopi hitam mu dan ini susu vanila kesukaan ku, ini cemilan mu dan ini cemilan ku." ucap Queensha lalu fokus kembali pada layar TV.

"terimakasih" satu kata lembut keluar dari mulut muka datar.

"sama-sama muka datar" ucap Queensha sambil memakan cemilan nya satu persatu.

Tak terasa hari semakin larut dan mata mungil Queensha mulai mengantuk, akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamar dan berbaring ditempat tidurnya yang empuk. tak butuh waktu lama Queensha mulai tertidur dan memasuki alam mimpinya.

Sedangkan Faeyza dibawah mematikan TV nya dan pergi menuju ruang kerjanya dan mulai melanjutkan pekerjaan nya yang sedikit lagi selesai.

Saat semua sudah selesai Faeyza pergi ke kamarnya dan beristirahat.
Yah, mereka sudah menikah tapi kamar mereka terpisah. karena itulah keinginan Queensha.

Hari semakin larut dan larut, tak terasa pagi pun telah tiba dan sinar matahari masuk ke sela-sela kamar kedua nya yang membuat mereka silau dan terbangun.

Queensha ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang