Bab 18

4.3K 74 0
                                    

Paginya.

Seperti biasa Cantika pergi menaiki taksi langganan nya dan langsung berangkat kerja dikantor nya.

"Hari ini tiba-tiba kepalaku pusing sungguh hal yang aneh, tadi pagi pun aku terlambat untung bosku yang cerewet hari ini tak mempermasalahkan nya fiuhh" ucapnya pada dirinya sendiri seusai selasai dengan semua tugas-tugas nya dan sekarang adalah waktu makan siangnya.

"Sekarang waktunya makan siang aku harus manfaatkan nya dengan sebaik mungkin" ucap Cantika

Cantika pun pergi untuk makan siang dan pada saat jam pulang Cantika pun pulang kerumah dan beristirahat di kamarnya.

Malamnya Cantika merasakan sakit perut yang luar biasa ngeri namun itu baru permulaan.

Dikamar Faeyza & Queensha

Queensha keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang hanya setengah paha nya dan menuju lemarinya untuk memilih pakaian.

Lama Queensha memandangi pakaiannya dia bingung mau memakai apa sedang kan Faeyza yang sudah menunggu Queensha dan masuk ke kamar sedari tadi hanya melihat tubuh istrinya dengan intens saat keluar kamar mandi.

Perlahan Faeyza berjalan mendekati Queensha dan memeluknya dari belakang menaruh dagunya di pundak Queensha yang membuat sontak saja Queensha kaget.

"Kamu sejak kapan masuk ke kamar?" tanya Queensha.

"Sejak kamu mandi" jawab Faeyza sembari mengendus-endus di bagian leher Queensha yang membuat nya merasakan geli.

"Mas lepasin pelukannya, jangan di mengendus-endus di leher geli" ucap Queensha gelagapan.

"Kamu seksi tubuhmu menggoda" bisik Faeyza di telinga Queensha.

"Apa, dasar mesum sudah sana pergi ihh aku mau pakai baju" ucap Queensha kesal bercampur malu karena dari sejak di peluk pipinya sudah sangat merona seperti kepiting rebus.

"pakai saja di depan ku" goda Faeyza.

"A..a..apa!!" teriak Queensha "jangan macam-macam yah mas atau aku akan.." tegas Queensha menggantung.

"Akan apa hmm" ucap Faeyza.

"Aku akan pergi meninggalkan mu" ancam Queensha.

"Kau berani" ucap Faeyza dengan nada tinggi dan aura yang mematikan sama seperti saat mengajar di kampus.

"A..a..ak..aku.." bibir Queensha keluh dan berat untuk mengucapkan kata-kata sekarang.

"Jangan coba-coba atau aku tidak akan mengampuni mu, keluarga mu, maupun adik kesayangan mu dan sahabat tercinta mu, termasuk Leonan dan keluarga nya aku pasti akan menyakiti mereka semua setelah kamu pergi dariku camkan itu. Mengerti" kini Faeyza berbalik mengancam Queensha bahkan menekankan setiap kata-katanya dengan jelas, yah meskipun Faeyza hanya menggertak saja.

Glekk, Queensha susah payah menelan salivanya nya karena ancam dari suaminya tubuhnya gemetar dan bibirnya keluh untuk berucap.

Apa benar dia mencintai ku? aku merasa dia tak begitu kalo bener dia mencintai ku harusnya dia memperjuangkan aku bukannya malah menekan ku untuk tinggal dengan sebuah ancaman, apa sebenarnya apa inikah cara nya atau apa batin Queensha yang mulai banyak berfikir.

"Kamu dengar aku tidak sha" teriak Faeyza yang sontak membuat kaget Queensha.

"Apa lagi" ucapnya lirih.

"Aku bilang ibuku mengirimkan paper bag itu untukmu dia bilang kamu harus memakai nya pergilah ke kamar mandi dan lihat lah serta pakai bawa paper bag nya" ucap Faeyza dengan nada memerintah nya.

Queensha ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang