Pagi ini, Jasuke sangat sibuk. Sibuk mempersiapkan sarapan, membereskan rumah, dan sesekali membantu adik-adik yang membutuhkan sesuatu dalam bersiap-siap ke sekolah.
Kebetulan Jasuke kuliah siang hari ini. Jadi memiliki banyak waktu untuk membantu adik-adik bersiap ke sekolah.
"Jungwon udah mandinya? Sini Abang bantuin pake baju--"
"Gausah Bang Hoonie. Uwon bisa sendiri. Kan udah besar."
Penolakan halus itu sukses membuat Sunghoon mematung. Minyak telon dan bedak ditangannya di rebut Jungwon dan dipakai sendiri walau kesusahan dan sebagian tumpah-tumpah ke lantai.
Sunghoon tertegun. Begini rupanya jika adiknya semakin bertumbuh besar. Sifatnya sedikit banyak berubah menjadi sedikit dewasa--lebih tepatnya di dewasakan keadaan.
Jungwon memakai seragam nya pelan-pelan. Saat mengancingkan banyak yang salah, tapi Jungwon bersikeras ingin melakukan nya sendiri. Menolak saat Sunghoon hendak membantunya.
"Rambut--"
"Gapapa Abang Hoonie... Uwon bisa sendiri."
Lagi-lagi Jungwon menyisir rambutnya sendiri. Meski jatuhnya berantakan tidak terarah. Jungwon mengacak-acak rambutnya dan saat dirasa sudah lumayan bagus menurutnya, barulah Jungwon puas.
Sunghoon memegangi dadanya yang entah kenapa terasa sesak. Rutinitas pagi yang biasa mereka lakukan berubah 180 derajat. Sunghoon ingin keadaan mereka yang dulu, bukan keadaan mereka yang sekarang.
Jika bisa memutar waktu, Sunghoon ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki segalanya sebisanya. Tapi apa? Waktu tidak bisa diputar mundur. Waktu terus berjalan dan tidak pernah kembali.
Lagipula untuk masalah 3 tahun lalu, Sunghoon masih belum tau kebenaran nya. Sehingga Sunghoon tidak bisa menyimpulkan begitu saja.
Sunghoon pusing dengan keadaan yang sekarang. Semuanya terasa begitu berbeda dan Sunghoon sama sekali tidak menemukan kecocokan antara yang dia inginkan dan yang apa yang dia dapatkan.
Entah sampai kapan akan seperti ini. Yang jelas Sunghoon terus berharap semoga semua tantangan ini berhasil mereka lewati dan mereka bisa kembali pada keadaan mereka yang dulu. Dimana mereka berkumpul bertujuh dan berbagai kehangatan dalam persaudaraan yang kuat. Dan berharap semoga persaudaraan mereka akan selalu kuat sampai kapanpun.
"Oke. Adek udah ganteng. Semangat sekolah kan? Tos dulu dong sama Bang Jay..."
Ni-Ki dengan senyum tipis menyambut telapak tangan Jay dengan telapak tangannya sendiri. Tidak terlalu bersemangat seperti sebelumnya.
Jay tentu melihat jelas perubahan dalam diri adik bungsunya itu. Jay menarik badan mungil Ni-Ki lebih dekat padanya. Mendekap erat badan mungil Ni-Ki dan mengusap sayang rambut lembutnya.
"Ingat apa janji adek sama Mas Heeseung?"
Ni-Ki mengangguk dalam dekapan Jay, "Harus semangat sekolah dan bikin Mas Iceung bangga."
Jay terkekeh dan melepaskan pelukannya dengan si bungsu. Mengusap lembut pipi gembil Ni-Ki. Menarik pelan sudut bibir Ni-Ki agar membentuk senyuman lebar yang biasanya diperlihatkan Ni-Ki pada abang-abang nya, "Kalo gitu senyum dong sayang. Massa ke sekolah kayak ga ada semangat sih? Nanti kalo Mas Heeseung liat, dia kecewa loh. Adek mau emang Mas Heeseung kecewa sama adek? Nggak kan?"
Ni-Ki menggeleng pelan dan membentuk senyuman lebar yang kesannya seperti dipaksakan. Jay juga tidak bodoh untuk membedakan senyum adiknya itu asli atau tidak. Jay mengerti keadaan Ni-Ki. Karena itu dia tidak akan memaksa adik kecilnya yang suasana hatinya sedang tidak baik itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/268268071-288-k372945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You | Enhypen (✓)
FanficBerisi keseharian Heeseung dan adik-adiknya. ✅ Daily ✅ Conflict ✅ Cringe ✅ Humor ✅ Mellow