Chapter 18

6.5K 724 28
                                    

Hati-hati dalam mempermainkan perasaan seseorang yang tulus. Bisa jadi ketika kamu melakukannya kamu akan merasa senang, namun kamu tidak akan pernah tahu mungkin pada akhirnya kamu akan merasakan kehilangan untuk selamanya.

Jangan pernah mempermainkan perasaan wanita, jika pada akhirnya hanya akan menggoreskan luka, dan membuatnya kecewa, bahkan hingga pergi meninggalkannya.

Kadangkala kita tidak bisa memahami, bahwa dibalik kemarahan seseorang, tersimpan rapat luka yang telah ditorehkan. Kekecewaan yang berusaha disembunyikan agar orang lain tidak perlu mengetahui seberapa buruknya dia.

Sore hari menjelang jam lima, aku naik ke lantai tertinggi di gedung Hadinata tower B. Di atas rooftop yang berada di lantai sembilan belas aku berdiri, menatap lurus ke depan memandangi objek yang terlihat kosong, seraya diterpa angin sepoi-sepoi yang menyapa khimarku. Inikah puncak kecewaku?

Kupandangi sebuah amplop berwarna amethys yang dihiasi pita silver. Setiap nama yang tersemat di sana tak luput dari penglihatanku. Sepucuk surat undangan yang aku terima pagi tadi, cukup membuat diriku gagal fokus di saat bekerja. Pandanganku menerawang jauh pada masa yang sudah sangat lama. Dimana aku merasa sangat dispesialkan dua lelaki sekaligus. Mengingat kembali lima belas tahun silam, di saat kisah itu dimulai. Bukan main bahagianya ketika aku mendapat perhatian dari dua laki-laki sekaligus di sekolah. Aku benar-benar merasa memiliki tameng saat itu. Abang dan juga Alta adalah sepenggal cerita masa kecilku.

Memori di otakku kembali memutarkan kejadian satu pekan yang lalu. Malam itu Alta datang dan kembali mengatakan bahwa dia bersedia membatalkan pernikahannya dengan Aliza. Malang gadis itu, kenapa harus dia yang menjadi korban atas keegoisan kami? Begitu pikirku. Aku memang menginginkannya untuk menjadi pasanganku. Tetapi otakku masih waras untuk memilih opsi lain, bahwa ada perempuan yang tidak tahu apa-apa atas kisah kami. Pagi harinya setelah Alta datang, giliran Aliza yang menemuiku. Dulu aku sempat iri kepadanya, karena dia berhasil mengambil hati Altamis. Namun sejak pertemuan itu, aku benar-benar salut karena dia mengatakan bersedia untuk mundur.

"Aku tahu kisah kalian dari kecil, Han. Bahkan hampir setiap hari Alta membicarakan kamu di depan teman-teman kami. Hal-hal menyenangkan saat kalian kecil hingga beranjak dewasa, yang membuat aku cemburu. Tapi aku pikir itu tidak akan berlangsung lama, apalagi saat Alta melamarku. Di dalam hati aku selalu menyemangati diriku sendiri, jangan menyerah dan aku harus menerima masa lalunya. Aku harus ikut menyayangi kamu seperti halnya Alta ke kamu.

"Semua teman-teman kami nyuruh aku mundur. Karena mereka bisa menangkap seberapa besar perasaan Alta ke kamu. Tapi aku percaya saat itu, bahwa Allah Maha Pembolak-balik hati hamba-Nya. Aku cuma nunggu keajaiban dari Allah. Sampai puncaknya adalah dua hari kemarin, Mamaku nanya serius apa aku mampu bertahan dengan pria yang sama sekali tidak menerima kehadiranku? Dan aku mulai berpikir bahwa aku terlalu egois atas perasaan aku sendiri, Han.

"Aku maksain agar relationship aku sama dia tetap berjalan. Tanpa aku tahu bahwa Alta sama sekali tidak pernah membuka hatinya untukku. Han, hari ini tepat h-7 pernikahan aku sama Alta. Wallahi, aku ikhlas untuk mundur. Orang tuaku juga udah ikhlas dan aku juga udah bilang semua ini ke Ayah sama Bunda."

Satu peristiwa yang menamparku begitu keras. Sebenarnya bukan Aliza yang egois, melainkan aku yang masih berharap mereka berpisah. Aku masih sering iri terhadap Aliza. Padahal dia begitu lapang dada menerima kehadiranku melalui cerita-cerita Altamis. Aliza berusaha untuk menyayangiku agar kecemburuannya hilang. Lalu apa yang aku lakukan untuk Aliza? Pantaskah aku mendoakan agar hubungannya hancur? Sungguh ini tidak adil untuknya.

Tapa menghiraukan air hujan yang semakin deras, aku membuka pintu dengan berbekal payung berwarna hitam. Aku harus menemui Altamis saat itu juga. Menjauhkan egoku yang tidak ingin menemuinya. Aku lakukan semua ini untuk Aliza. Semoga semuanya masih bisa diperbaiki. Karena yang aku yakini bahwa kalau jodoh tidak akan kehilangan arah. Dari penjuru manapun, kalau sudah jodoh pasti akan menemukan jalannya masing-masing. Tidak perlu risau akan hal itu.

Cuti ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang