Hiiiii semoga suka part ini ya.....
Galang pun mengantarkan gilang kembali keruangannya karna langit juga semakin gelap,setelah sampai kamar tempat gilang dirawat galang pun memggendong gilang untuk berbaring dan istirahat,gilang hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya,galang pun menunggu gilang sampai gilang tertidur.
Setelah gilang sudah tidur,dan galang membenarkan selimut adiknya itu galang meninggalkan gilang sendirian bersama robot yg dia berikan ke gilang,robot itu juga ditaruh disamping gilang dan ikut diselimuti oleh galang.Diluar ternyata sudah hujan,untung hari ini galang membawa mobil jd tidak takut kehujanan,galang pun langsung menuju mobilnya untuk segera pulang.
Perjalanan galang cukup santai dia tidak ugal-ugalan seperti biasanya karna hujan cukup deras dan jarak pandangannya pun minim.
Sesampainya dirumah mobil papanya tidak ada,mungkin papa bunda dan adik bungsunya sedang pergi,rumah juga terlihat sepi terlihat bibi sedang dirumah belakang.
Galang pun langsung memasuki rumahnya,hujannya juga belum reda,bajunya cukup basah galang pun beres-beres untuk mandi dan ganti baju.Setelah kurang lebih 15menitan galang pun selesai mandi dan sekarang galang berjalan menuju kamar gilang yg terletak di paling pojok.
Tatapan gilang kini sedih menatap kamar adiknya itu.
"Assalamualaikum" galang membuka pintu dan mulai melangkah memasuki kamar adiknya itu.Terlihat kecil tapi sangat rapi dan tertata,galang pun duduk di tempat tidur gilang yg galang ingat kasur milik gilang ini adalah bekasnya,dulu setiap arga(ayahnya) membelikan kasur baru untuk galang,dia akan memberikan kasur bekas milik galang untuk gilang,dan meskipun kasur bekas gilang tetap bahagia sampai suatu saat gilang lompat-lompat dikasurnya karna dia bisa ganti kasur meskipun kasur bekas milik kakaknya.
Galang hanya diam memandangi setiap sudut kamar adiknya,meskipun galang sering masuk kamar gilang,tapi baru kali ini galang benar-benar memperhatikan semua sudut dikamar adiknya ini.
Galang memegang bantal dan guling gilang yg mulai menipis itu terlihat bercak merah memudar,ya bercak dari setiap kali gilang mimisan yg tercecer di tempat tidur bantal maupun gulingnya.
Disamping tempat tidur gilang juga ada tabung oksigen yg kecil dan cukup usang,dan dia adalah saksi atas perjuangan gilang selama ini sekaligus teman gilang saat sesak dadanya melanda.Di meja kecil dekat tempat tidur gilang,masi tersimpan inhaler milik gilang,terpajang juga foto gilang dan galang semasa kecil yg saling merangkul.
Galang tersenyum melihat foto kecil mereka.
Galang pun mencoba membuka laci di meja itu,tak banyak isi didalamnya.
Hanya ada kacamata gilang yg patah yg coba dia perbaiki menggunakan lakban putih,dan ada beberapa kaos kaki milik gilang. Dan beberapa obat yg tertinggal.Pandangan galang tertuju ke dinding yg terpajang foto dirinya,gilang,bunda,nafaya dan papanya baru pertama kali seumur hidup gilang bisa dan diizinkan untuk ikut foto keluarga,sebelumnya arga tidak pernah mengizinkan gilang untuk ikut foto keluarga,gilang hanya bisa melihat mereka berfoto tanpa bisa ikut tapi sekarang gilang bisa ikut merasakan foto keluarga.
Galang juga melihat disamping foto keluarganya yg baru terdapat foto dirinya bunda dan arga dulu,dan foto gilang yg gilang tempel sendiri seolah gilang ikut di dalam foto itu,air mata galang metes melihat nasip adiknya yg tak seberuntung dirinya itu.Semua barang dikamar gilang adalah bekas,ya arga tidak pernah membelikan barang baru ke gilang,bundanya dulu sering marah ke arga tapi justru gilang membela arga dan dia lebih senang memakai barang bekas kakaknya itu,demi ayah dan bundanya tidak bertengkar hanya meributkan dirinya.
Tak ada barang baru dikamar gilang kecuali hanya beberapa baju yg memang bunda dan aldo(omnya) yg membelikan,selebihnya itu juga bekas galang.
Galang melihat sepatu adiknya yg mulai rusak dan mengelupas,dan galang rasa sepatu ini sudah tidak layak pakai,sebenarnya mudah bagi keluarganya membelikan barang serba baru bahkan mewah sekalipun untuk gilang tapi anak itu selalu menolak dan hidup dengan sederhana,selain itu juga ayahnya selalu bilang kalau gilang tidak berhak bahagia dan menuntut lebih itu juga alasan gilang untuk menerima semua apa yg dia miliki.
Galang kini duduk dimeja belajar gilang,buku-buku gilang tersusun rapi tapi ada 1 buku yg membuat galang tertarik lalu mengambilnya.
Galang pun mulai mengambil buku itu dan membuka-bukanya,ternyata itu buku catatan gilang yg menemani keluh kesahnya.Galang mulai membaca-baca tapi ada 1 tulisan gilang yg membuat galang tertarik dan saat membaca itu galang menangis.
Tulisan gilang.
"Hari ini gilang bersyukur bisa dikasih kesempatan buat terus berbuat baik,meskipun hari-hari ku tidak pernah baik insya allah gilang selalu bersyukur...
Hari ini kemo ke 6,gilang rasa banyak perubahan di badan gilang,seperti biasa dari kemo ke 1 sampai ke 6 ini gilang selalu sendirian hehehe tapi untungnya ada om aldo yg nemenin jadi gak kesepian banget.
Untung hati aku udah sekuat baja jadi bisa ikhlas dan sabar ngelewatin ini semuanya,tapi kalo ada kesempatan aku kayaknya juga pengen ditemenin sama bunda sama kakak hehe aku gak mau terlalu berharap ayah mau nemenin aku karna itu gak mungkin banget ayah mau nemenin aku kemo,tapi aku selalu berdoa suatu saat hati ayah bisa luluh dan mau anggap aku juga anaknya,hehe yah padahal gilang juga ganteng kan gak kalah sama kakak tapi gapapa ko gilang gak marah kalo ayah belum bisa nerima kekurangan gilang.
Kemarin pas ulang tahun ayah ngasih kado motor buat kakak hehe aku gak iri kok,aku ikut seneng karna kak al juga kelihatan bahagia banget waktu dapet hadiah dari ayah,aku gak berharap ayah ngasih kado ke gilang apa-apa kok,ayah sering pukul gilang itu udah jadi kado terbaik seumur hidup gilang buat gilang ini cara ayah sayang dan perhatian ke gilang.
Ayah jangan bilang gilang anak yg gak berguna terus ya,gilang sedih banget setiap ayah bilang gitu,gilang juga anak ayah gilang cuma pengen ayah sayang ke gilang,gilang takut kalau nanti gilang meninggal ayah tetap gak mau sayang ke gilang dan ikut sholatin gilang,gilang takut ayah gak mau anter ketempat yg baru nanti,yah biarpun rasa benci ayah udah sekeras batu,gilang akan terus doain ayah supaya mau nerima gilang kaya ayah selalu banggain kak galang.
Biarpun gilang penyakitan gilang tetap anak ayah,darah daging ayah yg juga butuh kasih sayang ayah"Mendengar tulisan adiknya itu galang menangis dimeja belajar gilang,hatinya ikut sakit mengetahui selama ini arga setiap hari terus menyiksa gilang,dan lebih sakit lagi arga selalu bilang gilang anak gak berguna,sakit hati galang memuncak mengetahui kembarannya disakiti ayah kandungnya sendiri.
Sellyn azahra.
Rabu 14 juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS SICK
Teen Fictioncerita anak kembar yg diperlakukan beda karna kondisi fisik salah satu dari mereka lemah. hargai author guys 1vote dr kalian sangat berharga. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT, MENJIPLAK ATAU APAPUN DARI UNSUR CERITA INI AKAN DIBAWA KEJALUR HUKUM√ PUNYA OTA...