14.🌸

430 82 26
                                    

Mengingat kejadian tadi membuat suasana sedikit canggung. Mungkin Niki memang tak merasa canggung karena sejak tadi muridnya itu hanya terus tersenyum sembari mengikuti disampingnya. Sementara Sunoo lebih memilih diam karena bingung ingin bicara apa. Niki yang memeluknya di dalam lift tadi membuat dirinya sedikit menjadi lebih diam.

Pikirannya masih memikirkan ucapan Niki beberapa waktu lalu. Masih mengingat bagaimana posisi mereka ketika bibir Niki membisikkan kalimat aneh itu padanya hingga pelukan Niki terlepas dan tersenyum lembut padanya yang hanya bisa tersenyum kaku.

Membuang segala pikiran perihal itu, Sunoo kini mengambil beberapa cup macam macam mie. Tangannya memindahkan cup-cup tersebut ke dalam troli.Ekor mata Sunoo bisa melihat Niki terus menatapnya dengan senyuman yang sejak tadi tidak luntur. Entah apa yang membuat muridnya seperti itu, ingin bicara dan menyuruhnya berhenti untuk menatap pun rasanya akan membuat suasana justru akan semakin canggung. Meskipun ia tahu ucapan Niki tak lebih dari sekedar gurauan biasa seorang remaja. Itu hanya candaan dan tak ada serius nya sama sekali.

Sunoo juga merasa jika semua itu hanya hal biasa. Dirinya sendiri tak pernah menganggap Niki sebagai laki-laki pada umumnya. Niki tetaplah muridnya yang tiga bulan ini berada dalam pengawasannya. Remaja berusia delapan belas tahun dengan darah Korea-Jepang. Ayah Korea dan Ibu Jepang. Wajar saja jika dilihat, Niki sama sekali tak mirip dengan Heeseung meskipun faktanya ayah Niki saudara kandung dengan Heeseung. Sunoo pikir mungkin Niki lebih mirip dengan ibunya yang berdarah Jepang. Terlihat dari mata dan wajah Niki. Bahkan cara bicara Niki juga lebih terlihat seperti orang Jepang dibandingkan Korea.

"Beli apa lagi? " Tegur Niki membuat Sunoo mengerjap pelan. Baru sadar jika ternyata sejak tadi ia haya melamun dengan dua cup ditangannya.

Bibir Sunoo tersenyum kecil.
"Ibu mau beli daging. " Ujarnya kemudian berjalan menuju box daging diikuti dengan Niki dibelakangnya. Tangan Sunoo mengambil beberapa pack daging lalu berjalan ke kasir karena mereka sudah selesai berbelanja. Cukup banyak karena persediaan makanan memang sudah kering.

Selama dikasir Niki hanya diam dengan kedua tangan dimasukkan kedalam kantong celana. Sunoo melirik sekilas. Niki memang terlihat dewasa jika seperti ini. Kemeja hitam, celana hitam, masih memakai sepatu sekolah pantofel hitam karena kemarin Niki ke apartemennya masih dengan seragam sekolah.

Sunoo sendiri tidak tahu apa sebabnya Niki sampai berkelahi seperti itu. Jika diingat-ingat kemarin mereka baru pulang latihan, tapi kenapa Niki didaerah itu dengan keadaan wajah lebam. Sempat kesal karena ternyata Niki tak langsung pulang ke rumah, namun Sunoo tak bisa memarahinya.

Sedang memperhatikan Niki yang menatap keluar, tiba-tiba wajah Niki tertoleh ke arahnya. Bibir tebal Niki tersenyum.
"Kenapa? " Tanyanya dengan suara pelan yang hanya Sunoo balas dengan gelengan kepala lalu melihat penjaga kasir yang telah memberikan struck pembayaran. Membayarkannya kemudian melangkah mengikuti Niki yang sudah berjalan lebih dulu dengan dua kantong besar ditangan.

Sunoo hanya tersenyum membuka bagasi mobilnya melihat Niki yang memasukkan belanjaan kesana. Setelah selsai, Niki berdiri dengan bersandar pada mobil. Bibirnya masih terus tersenyum membuat Sunoo yang awalnya biasa saja dan ingin melupakan kecanggungan mereka jadi merasa tidak nyaman lagi.

"Sebentar lagi supir saya datang. " Ujarnya dengan tatapan yang mengarah pada sebuah cafe disebelah supermarket.

"Kesana yuk bu, saya mau makan. " Pandangan Sunoo ikut tertuju pada tatapan Niki kemudian melihat jam ditangannya. Sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Memang belum waktunya untuk makan siang, tapi ia juga merasa lapar karena tadi hanya makan roti dan tadi malam pun mereka hanya makan satu cup mie ukuran kecil.

Belum menyetujui ajakan Niki, tapi laki laki itu sudah berjalan lebih dulu kemudian menatap kebelakang.
"Ayo.. " Sedikit menahan senyum mendengar rengekan Niki dengan wajah yang datar.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang