Suara bel berbunyi keras mengantarkan perubahan waktu kepada jam istirahat. Seluruh siswa maupun guru telah memulai aktivitas masing masing. Membebaskan pikiran mereka sejenak dengan beristirahat. Makan di Cafetria sekolah adalah pilihan utama bagi semua penghuni sekolah. Tak terkecuali dengan dirinya sendiri.
Niat awal tak ingin beranjak dari kursinya, Sunoo kini justru sudah duduk pada salah satu kursi di Cafetaria dengan kotak makanan yang ada dihadapannya. Makan dengan santai sembari mendengarkan seseorang yang bicara di depannya.
Ya,Sunghoon duduk di depannya seperti biasa jika jam istirahat. Laki laki itu memang selalu dan hampir setiap hari menghabiskan waktu makan siang bersama Sunoo. Kebanyakan guru memang lebih memilih membawa bekal dan makan diruangan mereka. Termasuk dirinya juga. Namun semenjak ia tak membawa bekal,Sunoo jadi terbiasa tak pernah membawa bekal lagi. Lebih memilih makan di Cafetaria atau diam didalam ruangan tidak makan sama sekali.
Terkadang memang ia merasa kenyang hingga siang karena di pagi hari sudah terlalu banyak makan roti. Selain itu, Niki juga selalu membawa sandwich atau makanan lain yang bisa untuk sarapan hingga rasanya perut Sunoo terisi penuh setiap pagi. Belum lagi dengan segelas penuh susu yang ia buat. Ia sampai berpikir, kenapa Niki tak memiliki rasa kenyang setelah menghabiskan dua potong sandwich namun masih sanggup minum dua gelas susu. Itu mungkin akan membuat Sunoo mual jika ia yang melakukannya.
"Selalu makan sayur? " Pertanyaan Sunghoon langsung mendapat tawa kecil dari Sunoo. Itu seperti sebuah pertanyaan sindiran. Mungkin saja Sunghoon menganggapnya sebagai wanita yang terlalu menjaga berat badan dan menginginkan tubuh langsing. Memang siapa sih yang tidak ingin memiliki tubuh ideal dan indah, namun Sunoo bukan tipe yang seperti itu. Ia hanya menyeimbangkan apa yang ia amakan setiap harinya. Jika di pagi hari sudah dipenuhi dengan cokelat dan susu maka siang hari ia harus makan sayur dan buah. Tapi sama sekali gak pernah Sunoo menahan nahan diri atau melakukan diet demi tubuh yang bagus. Tidak pernah sama sekali.
"Nggak juga pak, saya makan sayur karena saya sudah banyak makan sarapan. " Sunoo menyumpit brokoli dari kotak, memasukkannya kedalam mulut sambil tersenyum.
"Saya pikir bu Kim selalu diet, karena saya lihat selalu makan sayur. " Sunghoon menutup mulutnya yang sedang mengunyah dengan tangan,namun tetap berbicara sambil tertawa pelan.
"Saya nggak pernah diet pak. " Jujur saja memang ia tak pernah sama sekali melakukan hal menyiksa diri itu.
"Itu lebih baik bu Kim. "
Sunoo mengangguk setuju. Tentu saja itu lebih baik.Sunoo melanjutkan makannya dalam diam menunggu Sunghoon bicara lagi karena ia tidak tahu ingin mencari topik apa sebagai bahan obrolan mereka agar tidak terlalu garing. Beruntung tak lama setelah itu Sunghoon kembali bicara.
"Bagaimana dengan murid privat yang bu Kim bimbing? Apa ada banyak peningkatan? "
Entah pertanyaan Sunghoon yang salah atau memang hatinya yang merasa sensitif dengan pertanyaan tersebut. Tangan Sunoo memainkan sumpit didalam kotak menatap sayur yang ada didalam sana dengan bibir bungkam. Rasanya ia merasa seperti Sunghoon menanyakan hal lain meskipun nyatanya laki laki itu hanya sekedar menanyakan peningkatan Niki.
Mungkin karena perasan dan hubungan mereka yang sudah berubah membuat Sunoo merasa tidak nyaman membahasnya dengan Sunghoon.
"Bu Kim? " Alis Sunghoon bertaut menghentikan gerakan tangannya yang memegang sumpit menatap Sunoo yang tampak kaget.
"Oh iya Pak? "
Sunghoon tertawa pelan. Sudah sering ia temukan ekspresi Sunoo seperti ini. Wanita di depannya itu sering sekali melamun dan tidak fokus pada waktu waktu tertentu.
"Saya tadi tanya, bagaimana murid bimbingan privat bu Kim? Apa sudah ada peningkatan? Karena saya ingat sudah dua bulan bu Kim membimbingnya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch)
General Fiction~~Bukan sebuah kesalahan ketika murid mencintai gurunya sendiri. #Romance #semibaku #baku ________________________________________ ~Suatu kebimbangan diantara ambang perasaan untuk menerima atau kembali pada titik lama,hingga hati memilih dimana ia...