29.🌸

286 57 25
                                    

Marhaban ya Ramadhan... Marhaban ya Ramadhan...
Selamat menunaikan ibada puasa bagi yang menunaikan 😁😆😅🙏🙏🙏🥰😘

Bulan Ramadhan bareng Sunoo dan Niki..
Sebelumnya maafin semua kesalahan saya atas kata kata atau typo dan cerita saya yang mungkin membuat kalian sesek atau sakit hati.. Mari saking memaafkan😁🙏



Bintang bertaburan indah memperlihatkan gemerlap malam dengan terangnya bulan berbentuk bulat sempurna. Baru ia sadari dan bisa ia lihat dengan jelas ketika sepatu Jay melangkah menjauh dari tempat ia berada. Ada rasa sesak serta rasa bersalah mengatakan hal yang tentu saja menyakitkan untuk laki laki yang baru saja menerima penolakan atas perasaan .

Ia tahu bagaimana perasaan Jay sekarang, tak bisa melakukan apa apa karena memang ia harus memberikan sebuah pilihan untuk dirinya, dia dan dia. Mempertimbangkan untuk hidupnya serta seseorang yang telah menjadi penghuni hatinya. Meski salah satu dari mereka harus mendapat luka namun bukankah itu jalan dari sebuah skenario cinta? Karena semuanya akan sakit dan akan bahagia diwaktu yang berbeda.

Beranjak dari duduknya Sunoo mencoba melupakan apa yang baru saja mengganggu hatinya. Meyakinkan sekali lagi jika apa yang ia pilih adalah yang terbaik. Sejak tadi matanya terasa panas , menahan susah payah untuk tidak menangis di depan Jay. Ia tak ingin laki laki itu salah paham dan menganggap dirinya masih memiliki cinta. Padahal disini ia hanya merasa terlalu kejam dan juga dirinya susah membuat kesalahan dimasa lalu.

Berjalan dengan mata kosong kedepan. Tangannya menggapai pintu mobil kemudian masuk kesana. Pandangannya jatuh pada ponsel yang berdering diatas dashboard. Melihat dengan terkejut saat tahu sudah beberapa kali nomor itu meneleponnya namun satupun tak ia angkat karena tadi ia tak membawa ponsel saat bicara dengan Jay.

Beruntung karena ia tak membawa ponsel, jadi pembicaraan mereka tak terganggu. Tapi merasa heran dan juga kasihan pada Niki yang mungkin saja merasa bertanya tanya dimana keberadaannya sekarang. Dengan menyandarkan tubuh lesu ke kursi, Sunoo mendekatkan ponsel ke telinganya. Memejamkan mata mendengar sebuah hembusan nafas lega dari seberang sana. Niki baru saja menggersah.

"Kemana saja? Kenapa nggak angkat telepon? " Suara Niki terdengar penuh selidik walau disampaikan dengan nada datar. Ia bisa tahu bagaimana ekspresi laki laki itu sekarang meskipun ia tak melihatnya. Ingin mengatakan hal jujur tapi ia tidak ingin Niki berpikir hal lain tentang dirinya dan Jay.

"Saya baru pulang makan malam sama ibu, tadi ponsel saya ketinggalan didalam mobil. " Penjelasan ini memang bohong karena demi kebaikan hubungan mereka, namun yang ia dengar lagi lagi suara hembusan nafas dari seberang sana. Kali ini terdengar kasar membuatnya memejamkan mata sebelum suara Niki kembali terdengar.

"Kenapa harus bohong? " Kedua mata Sunoo terbuka. Mengerjap beberapa kali dengan jantung berdetak cepat. Sungguh ia merasa cemas dan juga merasa seperti sedang di ikuti oleh laki laki itu. Menegakkan tubuhnya, ia melihat menerawang keluar jendela. Mencari sosok yang meneleponnya tersebut, namun tak ia temukan.

Sunoo masih terdiam tak bisa mengatakan apapun. Tak bisa membela diri dan juga mengeluarkan alasan lagi karena memang dirinya baru saja sudah ketahuan berbohong.

"Sebentar." Sepenggal kata tersebut terucap dari bibir Niki kemudian memutuskan teleponnya begitu saja. Ia tahu pastikan Sunoo akan merasa cemas dengan hal ini. Wanita itu tentu saja terkejut dengan ucapannya barusan. Mengetahui jika hari ini Jay dan ibu Sunoo akan menemui Sunoo membuat Niki jadi merasa tidak nyaman. Dengan sengaja ia menyuruh supir Choi untuk menjemputnya dan mengikuti kemana mobil Sunoo pergi. Bersyukur ternyata wanita itu tidak ke apartment, tapi merasa kesal ketika hanya Jay seorang yang ia lihat di Cafe itu.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang